9. Danger

1.7K 270 42
                                    


Stupid

(¬_¬)

Satu halaman penuh sudah ditulis oleh tangan Jennie di buku dairy nya. Dia menceritakan hari-harinya, semuanya di buku itu.

Lisa bertingkah aneh hari ini, bagaimana menurutmu? Apa ada yang salah atau dia menyembunyikan sesuatu?

Jennie menghela nafasnya lalu menatap semua tulisan di bukunya, merasa bingung dan pesimis.

"Apakah Rosie akan kembali?"

Dia menutup matanya mengingat kembali kejadian bertahun-tahun lalu.

****

"Nini sedang apa disini?"

"Nini sedang duduk saja"

Gadis kecil itu duduk disebelah Jennie."Kenapa duduk sendirian disini? Nini tidak takut?"

Jennie kecil menghela nafas, "Tadi nini dimarahi"

"Wae?"

"Nini tadi tidak mau mengerjakan PR, tapi eomma terus memaksa. Nini bilang tidak mau tapi eomma malah memarahiku. Aku tidak mau, nanti saja kan bisa, sekarang aku sedang ingin iatriahat dulu setelah seharian bermain"

Gadia kecil itu mengangguk faham. "Eomma mu menginginkan yang terbaik untuk nini, nini jangan bersedih lagi. Rosie kan audah ada disini"

Jennie kecil mengangguk lalu tersenyum. "Nini sayang Rosie."

"Kenapa begitu?"

"Karna Rosie baik pada Nini, tidak pernah memarahi nini atau membentak"

Rose tersenyum lalu merangkul pundak sahabatnya. "Nee nee, Rosie akan selalu baik pada Nini, jika Nini sedang bersedih maka Rosie akan datang hingga Nini menemukan kebahagiaan nini"

*****

"Rosie... Kau kemana? Aku merindukanmuu"

Jennie menatap gusar ponselnya, dia sudah mencari Akun sosial media milik Rose namun dia tidak menemukannya, dia sudah menghubungi nomor lama namun tak ada jawaban.

Dia mulai menyerah dengan keadaan, hingga ia memutuskan untuk tidur dan melupakan semuanya.

Bagaimana?

Menyerah.

*****

Seperti rutinitas sebelumnya, setelah mandi dan sarapan, Jennie pergi bersama Lisa. Semuanya nampak seerti biasa hingga para perawat membicarakan hal yang baru.

"Kudengar dia dokter handal"

"Iya, sempat bekerja sama dengan dokter Manoban juga"

"Wah, jangan-jangan-

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Jennie.

Para perawat itu terkejut. Melihat Jennie dan Lisa dengan tatapan dinginnya membuat nyali mereka menciut dengan tatapannya, apwlwgi mereka terciduk membicarakannya.

Mereka menggeleng lalu pamit pergi. Jennie melihat mereka heran lalu kembali menatap Lisa. "Mereka kenapa?"

Lisa mebgedikkan bahunya lalu merangkul leher Jennie. "Kau ada pasien?"

Jennie menggeleng "Wae?"

"Bagus, temani aku di ruanganku"

Belum genap satu jam mereka berada di ruangan Lisa, pemilik Rumah Sakit memanggil seluruh dokter ke ruangannya.

GOMER[H] (Segera Difilmkan) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang