3

2.8K 198 29
                                    

Taera POV

Aku melihat Jeno memasuki ruang kesehatan dengan membawa sebuah kotak lunch box entahlah ia mendapatkan nya dari mana yang jelas aku tau persis jika tidak ada yang menjual lunch box seperti itu di kantin sekolah.

"Makan walau hanya sedikit, setidaknya itu tidak membuat lambung mu sakit karena efek obat" aku masih menatap nya bingung, kenapa dia mendadak sangat care.

"Jangan cemas aku tidak mencampur racun disana" ucapnya lagi lalu menarik kursi dan duduk disamping ranjang ku.

Astaga bahkan kini jantungku tidak dapat berfungsi dengan baik, jujur saja aku masih enggan berdekatan dengan pria brengsek disamping ku ini namun sikap nya yang lembut berbeda dari 2 tahun lalu seakan membuat pertahananku runtuh begitu saja.

Tanganku bergerak meraih sumpit dan memasukan makanan dimeja kecil itu kemulut ku, Jeno bergerak ke arahku dan menyapukan ibu jari nya di ujung bibirku.

"Bahkan makan dengan benar saja kau tidak bisa" ucapnya membuat ku melotot ke arah pria itu namun sial nya dia hanya menatapku tanpa dosa.

"Brengsek menyebalkan!" ucapku pelan.

"Aku dapat mendengarnya dengan jelas Kim Taera" nada nya membuat ku merinding bahkan tidak berani menatapnya.

"Untung saja kau sedang sakit" lanjutnya.

"Memangnya kenapa jika aku tidak sakit" ucapku lebih pelan dari tadi.

"Aku bisa saja mencium mulut pedasmu sekarang juga asal kau tau"

Aku memukul bibirku pelan merutuki ucapan ku yang masih saja terdengar oleh Lee Jeno.

"Mian" ucap ku singkat dan mendapat tepukan diujung kepala ku pelan bahkan itu terasa seperti Jeno akan membelai kepalaku.

Setelah meminum obat Jeno memutuskan untuk membiarkan ku istirahat dan pergi kembali ke kelasnya, astaga aku benar benar kehabisan oksigen saat berada di dekatnya.

Taera POV off

Doyoung tampak tergesa-gesa memasuki ruang kesehatan dan akhirnya bernapas lega saat melihat sang adik sedang tidur pulas.

"Taera baru saja tertidur, aku memberinya obat pereda nyeri tadi Lee Jeno memintaku memberinya" Doyoung mengangguk paham dan berterima kasih pada perawat tersebut lalu pergi meninggalkan adiknya.

"Jeno-ya" panggil Doyoung membuat Jeno serta teman teman nya menoleh.

"OHOOO URI HYUNG" sambut Haechan dan malah mendapat pukulan ringan di lengan nya.

"Suaramu melengking bodoh!" Renjun mengelus telinganya sendiri, Jaemin tertawa melihat Renjun yang memberi tatapan Haechan seolah ingin memakan itu.

"Terima kasih sudah membawa adik ku ke ruang kesehatan" ucap Doyoung dan diberi anggukan mantab oleh Jeno.

"Mungkin sudah kewajiban ku" jawab nya singkat.

"Sejak kapan?" Mengerutkan keningnya tidak paham.

"Sejak hari ini hyung" Doyoung hanya mengangguk paham.

"Baiklah tapi aku tidak bisa mempercayai namja yang sudah membuat adik ku menangis sepulang sekolah 2 tahun lalu begitu saja bukan?" Doyoung menyeringai pada Jeno.

"Aku salah waktu itu hyung.. maafkan aku"

"Minta maaflah pada adik ku, itu tidak ada hubungan nya dengan ku" ucap Doyoung final lalu pergi meninggalkan kelas Jeno.




Taera membuka matanya saat mendengar suara pintu yang tertutup dengan kencang, membuatnya beranjak dari ranjang nya untuk memeriksa apa yang terjadi.

boyfie // lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang