15

872 56 21
                                    

Malam itu hujan turun dengan sangat lebat di iringi dengan suara petir yang bergemuruh, Taera berjongkok dan terus menangis dipelukan Sungchan saat mendengar tentang penyakit Jeno.

'Tumor otak' itulah penyakit yang kini diderita Jeno, penyakit menyeramkan itu benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Taera dan seluruh sahabat bahkan keluarga Jeno.

Ditambah dengan Jeno yang memutuskan hubungan mereka sepihak dengan alasan tidak mau melihat Taera tersiksa akan kehadian Jeno yang makin hari kelak akan makin melemah, disisi lain Taera yang tidak bisa menolak itu karena bahkan Jeno sendiri yang meminta itu kepada orangtua Taera dan sudah disetujui oleh kedua belah pihak keluarga.

Taera bahkan tidak sempat mengucapkan sepatah kata terakhir untuk Jeno yang sudah pergi entah kemana, kini hanya Sungchan dan Doyoung yang ada disisi Taera memeluk gadis itu erat.

Katakan lah Sungchan jahat karena tidak membiarkan Taera tau dimana Jeno berada namun ia hanya menuruti permintaan kakaknya yang mungkin itu adalah permintaan terakhirnya.

Jeno benar-benar menghilang bak ditelan bumi, ainformasi tentangnya sangat sulit untuk Taera temukan sungguh seluruh dunia nya runtuh sepenuhnya saat ini.



Kini sudah 3 bulan semenjak Jeno meninggalkan Taera, pria itu mengingkari janjinya untuk tidak pernah meninggalkan nya.

Pagi ini eomma Taera akan mengajak nya untuk bertemu sahabat semasa kuliahnya, eommanya bersih keras mengajak untuk mengenalkan nya dengan anak sahabatnya itu.

Taera berada disebuah restaurant ternama di gangnam, langkahnya terhenti ketika eommanya berbalik tersenyum ke arahnya.

"Eomma melakukan ini untuk kebaikanmu.. paham sayang?" Taera hanya tersenyum dan mengangguk, mungkin sudah saatnya ia untuk mulai berkompromi dengan hatinya.

"Jisoo-ya" panggil eomma nya pada wanita cantik nan anggun yang sedang terduduk disamping jendela itu.

"Jennie-ya astaga sudah sangat lama kita tidak bertemu.. kau selalu sibuk" wanita yang bernama Jisoo itu berhambur memeluk erat eomma nya.

"Maafkan aku, jongin sangat tidak bisa ditinggal barang sedetik pun.. ah iya ini anak ku" Jennie terlihat tersenyum menatap Jisoo lalu menyuruh Taera untuk maju dan memperkenalkan diri.

"Halo tante.." sapa Taera masih malu-malu.

"Dia sudah sangat berubah sejak terakhir kita bertemu.. wajahnya nyaris sempurna astaga aku sangat iri dengan mu Taera-ya ayo ayo silahkan duduk" Jisoo menarik tangan Taera dengan lembut membawa gadis itu terduduk bersamaan dengan Jennie disampingnya.

Jennie mulai berbincang lagi dengan Jisoo membicarakan tentang anak Jisoo yang akan dikenalkan pada Taera, bahkan pria itu saja seperti tidak niat dikenalkan terbukti dari keterlambatan nya itu.

"Mama.. mian aku terlambat lalu lintas sangat tidak bisa diajak kerja sama saat hari sabtu" jelas seorang pria yang kini berada dihadapan Taera namun gadis itu masih enggan mendongak kan wajahnya melihat kesumber suara itu.

"Astaga tadi mama sudah bilang bukan untuk berangkat bersama, tapi sifat keras kepalamu persis ayahmu"

Pria itu terdengar terkekeh mendengar omelan sosok yang dipanggil nya 'mama' sudah dapat dipastikan jika budaya china nya masih sangat kental.

"Ah iyaa ini untuk tante cantik" pria tinggi itu tampak memberi eomma Taera paperbag.

"dan ini untukmu.. maaf sudah membuat menunggu" kini tangan pria itu terulur memberi Taera bouqet bunga mawar berwarna pink tampak sangat cantik, akhirnya kini Taera mendongak menatap wajah pemilik suara dihadapan nya.

boyfie // lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang