Taera menatap nanas flashdisk ditangan nya kini ia sudah pulang ke rumah karena perintah Sehun agar gadis itu bisa istirahat, dengan langkah cepat Taera menancapkan Flashdisk itu pada laptopnya tampak hanya ada sati file disana gadis itu pun mengeklik yang ternyata adalah sebuah video.
"Annyeong chagi.. ah ani Taera-ya kenapa aku memanggil namamu ya karena jika sampai kau dapat melihat video ini berarti aku sudah melepas genggaman mu entah karena pria itu kembali atau karena hal lain, Taera-ya aku sudah bertekad saat kelak duniamu kembali dan hari-harimu menjadi sangat berwarna dan hidup pada saat itu aku akan mengalah walaupun mungkin aku harus berperang dengan hatiku tapi yah aku akan dan pasti berhasil merelakan mu agar bahagia.. terima kasih untuk 1 tahun terakhir ini Taera-ya aku sangat menikmati detik demi detik bersama mu hari-hari yang sangat menyenangkan wah sayang sekali ekspektasiku tidak seindah rencana tuhan ya.." dalam video itu Dejun nampak menghela nafasnya, matanya mulai tampak menahan air mata namun detik kemudian air mata itu sudah meluruh.
"Wah aku bahkan menangisi mu.. jika merindukan ku jangan sungkan datang kerumah kita, aku dengan senang hati akan menerima mu.. semoga dia bisa memperlakukan mu lebih baik dariku Taera-ya.. saranghae" Dejun tampak tersenyum dan melambai pada kamera dan video itu berakhir, Taera terisak kencang Dejun pria itu memilih untuk melepas gandengan nya dari tangan Taera.
Taera berjalan ke arah pintu rumah saat mendengar suara bel berbunyi saat telah membuka pintu nampak pria berhoodie itam mengenakan masker langsung menerjang nya dengan pelukan erat, Taera sangat mengenal bau parfum dari tubuh yang sedang memeluknya.
"Jeno-ya bagaimana bisa.."
"Doyoung hyung menyuruhku untuk mendatangimu katanya ia mendapat pesan dari seseorang" ucap Jeno masih dengan memeluk Taera erat, gadis itu kembali menangis dipelukan Jeno tangan mungil nya meremas kemeja Jeno menandakan jika hatinya sedang hancur.
'Taera-ya rupanya kau sangat mencintai pria itu' batin Jeno, melihat Taera menangisi pria lain membuat Jeno tersadar kehadiran nya hanya memisahkan Taera dengan orang yang kini ia cintai.
Jeno melepas pelukan nya ketika tangis Taera sudah mereda jarinya menghapus jejak air mata pada pipi sang gadis.
"Aku akan pulang setelah kau terlelap.." Jeno membantu Taera berbaring di ranjang gadis itu.
"Ini sudah terlalu larut kau bisa tidur disini jika mau" ucap Taera dengan mata terpejam.
"Aku akan tidur disofa kal-"
"Kau bisa pakai kamarku jika mau.. aku akan tidur di kamar Dejun" kini sorot mata mereka bertemu.
"Kalian tidak.."
Taera menggeleng menjawab perkataan Jeno yang tampak menggantung pria itu tampak mengangguk paham, Taera segera keluar kamar membiarkan Jeno juga beristirahat mengingat jadwal padatnya.
Baru saja Taera membaringkan tubuhnya tiba-tiba saja benda pipih disampingnya bergetar, tangan Taera terulur melihat siapa yang menelpon nya semalam ini setelah melihat nama yang tertera disana dengan cepat iya mengangkatnya.
"Emm eomma"
"...."
Deg!
Bagai tersambar petir tubuhnya menegang handphone Taera sudah tergeletak dibawah lantai pikiran nya sangat kacau, air mata meluruh dengan sangat deras memberitahu pada dunia bahwa hatinya sangat hancur seluruh memorinya dengan pria yang mengisi hari-hari selama satu tahun ini berputar diotaknya.
Tubuhnya ambruk dilantai begitu saja bersamaan dengan tangis nya yang makin kencang, tampak Jeno yang langsung membuka pintu kamar dan menghampiri Taera.
Pandangan Taera mengelilingi setiap sudut kamar Dejun melihat rincian ruangan itu, kamar itu bahkan hampir dipenuhi dengan foto Taera dan foto mereka berdua tubuh Taera bergetar hebat karena isak tangisnya Jeno memeluk tubuh gadis itu erat masih belum tau apa yang sedang terjadi.
"Dia pergi.. dia meninggalkan ku pergi ketempat yang tidak bisa kugapai" ucap Taera ditengah isakan nya.
"Bisakah kau mengantarku untuk bertemu dengan nya Jeno-ya? " Taera kini berusaha untuk menahan tangis nya menatap ke arah Jeno dan diberi jawaban sebuah anggukan oleh Jeno.
Taera segera berlari keluar mobil saat sudah tiba di rumah sakit di depan kamar inap vip terlihat Jisoo yang tampak melamun air matanya tidak berheti mengaliri pipinya.
"T-tan.."
"Taera-ya bagaimana ini.." Jisoo berdiri lalu berhambur ke pelukan Taera dan kembali terisak kencang, tubuh Taera membeku ketika melihat tubuh Dejun ditutupi oleh kain putih polos membuat gadis itu melangkah gontai mendekati ranjang pria itu.
Perlahan Taera membuka kain yang menutupi wajah Dejun, pria itu tampak sangat tenang dalam tidur panjang nya Taera kembali menangis wajah itu yang selalu Taera liat saat mereka sedang pergi liburan.
Wajah tenang itu yang senantiasa menemani Taera selama setahun ini bahkan di tidur lelapnya Dejun masih tampak tersenyum, cinta Taera baru sadar jika ia mencintai Dejun namun semua itu kini percuma pujaan hatinya itu sudah pergi meninggalkan berjuta penyesalan dalam hati Taera.
Sedetikpun Taera enggan mengalihkan pandangan pada Dejun, mengingat betapa cinta pria itu padanya benar-benar terasa menyakitkan sangat sakit hingga Taera berharap ia bisa kembali memutar waktu dan menikmati kebersamaan mereka tanpa menyianyiakan sedetikpun.
Para perawat datang untuk membawa Dejun untuk membersihkan tubuh pria itu serta memasuk kan kedalam peti, tangan Taera masih menggenggam tangan dingin Dejun dengan erat hingga tautan tangan mereka terlepas saat perawat berhasil membawa pergi ranjang pria itu.
Taera membuka matanya saat merasa tubuhnya digoncang dengan hebat saat matanya menangkap bayangan Dejun ia segera memeluk pria itu dengan erat sangat erat hingga membuat Dejun seakan kehabisan nafas.
"Chagiya.. kenapa? ada yang salah? kenapa menangis?" bertubi pertanyaan menghujani Taera, jari Dejun menghapus jejak air mata Taera.
"Dejun-ah.. peluk aku" mata Taera masih berkaca-kaca menatap ke arah Dejun yang ada disampingnya.
"Ada apa chagiya?.." tanya Dejun namun kini telah memeluk Taera erat.
"Apa ini mimpi? jika iya kumohon biarkan aku tetap memelukmu seperti ini" lirih Taera.
Satu cubitan gemas mendarat di pipi Taera membuat gadis itu memekik kesakitan sambil cemberut ia menatap kesal pada Dejun yang kini tertawa puas.
"Ayo cepat bangun kita harus siap-siap untuk pergi ke acara kak Doyoung kan? sarapan sudah siap jadi setelah mandi kita sarapan dan berangkat okey babe?" Taera langsung mengangguk paham dan beranjak dari ranjang nya.
Saat ia kembali teringat dengan mimpi buruk panjang nya itu Taera kembali membalik kan badan nya lalu memeluk Dejun dari belakang.
"Jangan tinggalkan aku ke tempat yang tidak pernah bisa kugapai Dejun-ah kumohon.." terdengar Dejun terkekeh pelan.
"Arraseo aku tidak akan meninggalkan putri tidur manja ini kemanapun.. sekarang pergilah mandi sayang" Dejun kini sudah membalik kan tubuhnya menghadap ke arah Taera, dibelainya kepala kekasih nya itu dengan sayang.
Taera segera melangkahkan kakinya pergi memasuki kamar mandi.
-tbc-
-bingung kan? sama author juga kok hehe-
Don't forget to vote and comment💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfie // lee jeno
Fanfiction'wah' aku melongo saat melihat kakak kelas sekaligus captain basket itu memasukan bola dalam jarak yang cukup jauh dari ring basket. 'ini untuk kak jeno' aku menyodorkan air putih pada laki laki bermarga lee itu namun sial nya dia bahkan menoleh pad...