Taera terkesiap karena kini hidung Jeno sudah menempel tepat di hidung gadis itu dengan senyuman Jeno yang tak lepas dari wajah nya, nafas Taera tercekat saat merasa bibir lembut Jeno menyentuh hidung nya.
"Maafkan aku Taera-ya.. kumohon" ucap Jeno yang kini telah berlutut sambil meraih tangan kiri Taera, tangan sisi pria itu tampak memegang kotak yang berisi cincin.
"Ini.."
"Menikahlah denganku Lee Taera" Taera tampak membelalak kan mata terkejut dengan apa yang baru saja Jeno utarakan padanya, Jeno menatap dalam iris mata coklat milik Taera menunjuk kan betapa serius pria itu saat ini.
"Jen-"
"Aku bersungguh-sungguh kali ini tidak akan meninggalkan mu lagi" ucap Jeno sembari tersenyum tulus pada Taera, melihat tatapan itu Taera hanya bisa membalas senyuman Jeno lalu mengangguk kecil.
Jeno segera memasang cincin dijari manis Taera saat melihat gadisnya itu menerima permintaan maaf sekaligus lamaran nya, sejujurnya Jeno telah mengikuti Taera semenjak awal pagi ini memperhatikan dan menjaga gadis yang ia cintai dari jauh.
"Jangan pernah meninggalkan ku Lee Jeno!" tubuh mungil Taera kini memeluk tubuh Jeno, gadis itu benar-benar kembali padanya Taera kembali mewarnai dunia Jeno begitupun sebaliknya.
"Aku mencintaimu Taera-ya.. sangat mencintaimu" ucapan Jeno terdengar begitu jelas tepat ditelinga Taera, suara berat pria yang kini berstatus calon suaminya itu membuat Taera merinding bahkan Jeno tampak sangat tampan dengen setelan kemeja hitam dan celana jeans hitam miliknya.
"Aku juga mencintaimu Jeno-ya" bisik Taera berjinjit mengingat tinggi tubuh Jeno yang menjulang, Jeno mencondongkan tubuhnya sambil menepuk pipinya tanda meminta sebuah ciuman dari Taera namun gadis itu enggan malah menggoda Jeno dengan melihat ke arah lain sambil berjalan meninggalkan pria itu.
Tangan kekar Jeno menarik lengan Taera membuat gadis itu tersentak berbalik ke hadapan Jeno, smirk smile terpapar jelas diwajah Jeno membuat pria itu tampak semakin tampan telapak tangan Jeno meraih tengkuk Taera menarik gadisnya itu dan menyatukan bibir mereka awalnya hanya ciuman biasa namun lama kelamaan ciuman Jeno tampak semakin memburu bahkan tidak membiarkan Taera untuk bernafas hingga membuat Taera mendorong kuat tubuh Jeno agar melepas ciuman nya.
Taera menampak kan wajah kesalnya pada Jeno yang menatapnya dengan senyuman penuh nafsu, sedetik kemudian tangan Jeno meraih tangan gadisnya untuk menggendong Taera masuk kedalam mobil.
"Malam ini aku mau memeluk mu sampai pagi Taera-ya" ucap Jeno sambil memasangkan seatbelt kursi Taera, mendapat perlakuan itu gadis mana yang bisa menahan senyuman nya menatap wajah Jeno dari jarak dekat membuat jantung Taera seakan mau copot.
"Tunggu jangan turun dulu" Jeno segera memutari mobil nya untuk membuka kan pintu dan menggendong gadisnya lagi, Taera bahkan hanya bisa merangkul leher Jeno tanpa memberontak sedikitpun gadis itu lebih memilih menenggelamkan wajahnya pada leher jenjang Jeno.
Apartemen lama mereka tampak masih tetap bersih seperti terakhir kali Taera meninggalkan tempat ini, namun ada sedikit keanehan ketika melihat area minibar berjejer botol wine membuat dahi Taera berkerut bertanya-tanya sejak kapan kekasihnya hobi meminum alkohol.
Namun ia mengurungkan niat untuk bertanya pada Jeno mengingat umur pria itu yang sudah cukup untuk meminum wine , Jeno menurunkan tubuh gadisnya secara perlahan diranjang lalu ikut membaringkan tubuhnya disamping Taera dengan posisi saling berhadapan.
Jari Jeno menepis poni yang tampak menutupi wajah cantik kekasihnya itu dan dapat melihat jelas Taera sedang mengulum senyuman.
"Cantik" celetuk Jeno masih menikmati ciptaan tuhan dihadapan nya itu dengan sesekali mencium puncak kepalanya membuat Jeno seperti mabuk dengan aroma shampoo strawberry khas Taera.
Taera memeluk erat tubuh Jeno menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu, hidungnya dengan sangat jelas mampu mencium aroma tubuh Jeno yang entahlah Taera pun tidak bisa mendeskripsikan yang jelas aroma itu sangat membuatnya candu hingga tanpa sadar ia sudah terlelap pulas dipelukan Jeno.
Taera menggeliat ketika merasa Jeno tidak memeluknya dan benar saja saat matanya terbuka pria itu tidak ada disampingnya, Taera perlahan melangkahkan kakinya mengintip dari sela pintu kamar yang tampak tak tertutup rapat dan terlihatlah Jeno yang sedang meneguk gelas demi gelas red wine.
Baru saja gadis itu akan melangkahkan kakinya mendekati Jeno namun ia mendengar handphone Jeno yang berbunyi di meja samping ranjang nya membuat Taera segera berlari kecil lalu berpura-pura tetap tidur ketika kekasihnya itu memasuki kamar.
"Em Lucas-ah"
"...."
"Ashh jinjja menyusahkan! bunuh saja mereka jangan sisakan satupun"
"...."
"Untuk dia? biar aku yang mengurus bocah satu itu"
Ucapan terakhir Jeno di imbuhi decakan dari pria itu sorot tatapan Jeno tampak sangat tenang, entah Taera juga tidak tau yang jelas ia yakin jika Jeno hanya bercanda soal bunuh seseorang itu, Jeno menaik kan tubuhnya berbaring di ranjang lagi namun posisinya membelakangi tubuh Taera.
Paginya Taera menggeliat masih terlalu malas untuk beranjak dari ranjang empuknya namun kekasih nya itu malah menggendong Taera sambil berkali-kali mengecup bibir gadis itu, Jeno menduduk kan Taera di pinggiran bathup lalu menggosok gigi gadis yang matanya masih tertutup rapat itu dengan pelan.
Jeno menatap pujaan nya dengan gemas lalu menyeka pinggir bibir mungilnya untuk menghapus jejak busa lagi-lagi Jeno meloloskan bibirnya diatas bibir Taera membuat gadisnya sedikit membuka mata ketika merasa ciuman intens pria dihadapan nya itu.
"Ini masih terlalu pagi Jeno-ya kenapa menyerangku dengan ciuman sepagi ini" rengek Taera di imbuhi cubitan pada perut datar Jeno, sedangkan pria itu hanya terkekeh melihat kegalakan Taera.
"Itu yang disebut morning kiss sayang" jelas Jeno sambil menarih tubuh Taera kedekapan nya, gadis itu memukul dada Jeno berkali-kali minta dilepaskan namun pria itu malah makin mengeratkan pelukan keduanya.
"Jika mau kulepaskan lakukan ini" ucap Jeno jari telunjuknya menepuk pipinya Taera yang merasa hanya dipeluk dengan satu tangan segera mulai memberontak lagi, namun hasilnya tetap nihil Jeno jauh lebih kuat bahkan hanya dengan satu tangan yang melilit ditubuhnya.
"Fine! aku akan mencium mu" jelas Taera sambil memajukan wajahnya mendekat pada pipi Jeno dan sedetik kemudian tangan Taera meraih wajah Jeno lalu mencium bibir manis pria itu.
Melihat ekspresi terkejut Jeno membuat gadisnya itu menyungging kan senyum miring kearahnya.
"Kau yang memulainya bukan?" ucap Taera sambil meloloskan diri dari Jeno yang masih terpaku, tidak berlangsung lama tangan Jeno mencekal pergelangan tangan gadisnya mengangkat tubuh mungil itu dan melemparnya ke ranjang.
Taera menatap Jeno yang tampak penuh nafsu dengan takut-takut ia perlahan mundur seiring dengan Jeno yang memajukan tubuhnya ke arah Taera, lagi-lagi Jeno menariknya namun kini pria itu menarik kaki Taera membuat gadis itu kembali lebih dekat dengan tubuhnya.
Jeno terus mendekatkan wajahnya pada Taera dan gadisnya itu hanya bisa memejamkan matanya.
"Ayo kita pergi makan untuk mengisi energimu sebelum menghadapi ku" bisik Jeno tepat ditelinga Taera lalu pergi melenggang begitu saja meninggalkan gadisnya yang masih membeku.
-tbc-
-sikap jeno rada aneh ngga si? tapi tetep sweet kan ya🤭-
Don't forget to vote and comment💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfie // lee jeno
Fanfiction'wah' aku melongo saat melihat kakak kelas sekaligus captain basket itu memasukan bola dalam jarak yang cukup jauh dari ring basket. 'ini untuk kak jeno' aku menyodorkan air putih pada laki laki bermarga lee itu namun sial nya dia bahkan menoleh pad...