11

1.1K 75 14
                                    

Jeno memijit pelipisnya ketika pusing dikepalanya makin menjadi kini bahkan rasanya seperti ditusuk beribu jarum, Jaemin yang sedari tadi menyadari sikap aneh Jeno yang berkali-kali memegangi pelipisnya itu beranjak mendekati sahabatnya.

"Ya.. gwenchana?" jujur saja Jaemin khawatir karena ini sudah kesekian kali nya ia melihat Jeno seperti ini dalam seminggu.

Jeno mengangguk lemah menandakan ia baik-baik saja dan disambut helaan nafas panjang dari Jaemin.

Hari ini Taera bilang ingin istirahat bersama Chaeyeon dan Jeno mengiyakan keinginan tunangan nya itu, Jeno melangkahkan kaki nya ke ruang kesehatan setelah mulut Renjun yang cerewet itu memaksanya agar istirahat disana selama istirahat.

Ini sudah kesekian kali ia merasa kepalanya seakan mau pecah karena terlalu pusing dan berat bahkan sejujurnya dua hari lalu Jeno terjatuh pingsan dikamarnya saat itu Taera mengiranya sedang tidur dan pergi ke rumah Chaeyeon tidak mau mengganggu Jeno istirahat tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku rasa kau harus memeriksakan kondisimu ke rumah sakit" ucap Jaemin dan diangguki setuju oleh Renjun namun bukan Jeno jika tidak keras kepala dan menolak saran sahabatnya itu mentah-mentah.

"Kalian tenang saja aku hanya kelelahan terlalu banyak belajar hingga larut malam" tukas Jeno.

"Jangan pernah bilang apapun di depan Taera aku tidak mau dia khawatir" lanjutnya.

"Ashh matilah saja kalau begitu!" Renjun sungguh tidak habis pikir dengan jalan fikiran Jeno yang sangat tidak perduli pada diri sendiri akhirnya ia memutuskan keluar dari ruang kesehatan.

"Sudah jangan dipikirkan Renjun sangat khawatir dengan kondisimu makanya dia seperti-"

"Menginginkan ku mati?" potong Jeno cepat lalu tersenyum miris, entah apa yang membuat Jeno juga sangat sensitif akhir-akhir ini.

Jaemin mengusap wajahnya kasar dengan frustasi menghadapi dua sahabatnya yang sama-sama memiliki watak keras kepala dan egois itu.

"Keluarlah aku ingin istirahat kepalaku makin berdenyut hanya mengingat ucapan Renjun barusan, ah iya katakan padanya aku akan mati secepatnya agar dia senang" ucapan yang keluar begitu saja dari mulut Jeno berhasil mencuri perhatian Jaemin yang kini menatapnya dengan sorot mata tajam tidak suka.

"Lee Jeno! Tarik kata-katamu sekarang!" kini Jaemin benar-benar marah, Jeno enggan menatapnya hanya membuang muka membuat Jaemin menghela napas kasar lalu pergi dari ruang kesehatan.

*chat room*

Mine🏀❤️

Jeno-ya.. aku ada tugas kelompok dengan Chaeyeon jadi mungkin nanti aku akan menginap di rumahnya dulu atau kalo memungkin kan untuk pulang aku akan pulang oke?-

-aku akan menjemputmu jika sudah selesai kabari saja syg

kalau belum selesai boleh menginap?-

-iya boleh.

Taera kini berada di rumah sahabatnya itu tapi emtah kenapa pikiran nya tetap berada pada Jeno, tunangan nya itu bahkam tidak mengirimi nya pesan mengabari bahwa sudah berada di apartemen padahal ini sudah 2 jam setelah jam pulang sekolah.

Segera ia menepis pikiran macam-macam nya itu dan melanjutkan kegiatan bersama Chaeyeon agar dapat segera pulang.

"Aku rasa harus segera pulang Chaeyeon-aa aku takut Jeno marah jika aku tidak pulang, dia bahkan tidak mengabariku dari tadi siang" jelas Taera namun tidak lama kemudian sebuah pesan masuk.

boyfie // lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang