Sajak 26 :: Senja Sendu di Langit Jogja

1.6K 400 154
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dor!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dor!!"

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, saat seorang pemuda berusaha mengejutkan aku yang tengah sendiri di ruangan OSIS.

"Astaghfirullah, Mahen... Membikin kaget aja kamu." Tanganku masih sibuk menghias kertas demi kertas, serta ranumku yang tengah menggerutu karena Mahen tiba-tiba datang dan mengagetkanku.

Pemuda itu tergelak berirama kemudian duduk bersila di samping raga. "Pacar kamu mana?" Begitu tanya dia.

Aku tersenyum tipis, "bukan pacar ku lagi Mahen."

"Hah, kok gitu? Jangan bilang gara-gara si Embun?"

Aku menggeleng sirah, masih melukiskan senyum kecil yang terasa sakit, "nggak. Ini gara-gara aku. Andai aku lebih cepat bilang kalau aku udah tunangan sama laki-laki lain, andai aku nggak menerima perjodohan, pasti nggak jadi begini."

Mahen akhirnya terdiam, taruna dengan kemeja rapi serta dasi yang mengalungi itu duduk sambil menatapku dalam. Netranya tak bisa lepas dari sang nona yang sedang dihadapannya.

"Saya mau minta maaf. Gara-gara ucapan saya, hubungan kamu dan Senja jadi berantakan." Lelaki bersurai kelabu itu tampak merasa bersalah.

"Nggak apa-apa, Mahen. Manusia itu normal melakukan salah, kok. Lagipula ini sepertinya jalan terbaik aku dan Senja," ucapku meyakinkanya.

Mahen mengangguk-angguk kemudian tanpa disuruh pemuda itu membantuku menggunting dan menempelkan kertas.


"JINGGA!!! JINGGAAAAA GILAAAAAA!!!"


Lalu, suara tanpa diundang datang. Terlihat dihadapan mata teruni bersurai hitam tinta dengan pita dikepalanya datang tergesa-gesa. Bening membuka pintu ruangan OSIS secara paksa, kemudian menggenggam bahuku dengan eratnya.

"Kenapa Bening?" tanyaku bingung.

"JINGGA!!! UDAH LIHAT MADING BELUM??"

"Nggak. Memangnya ada apaan?" Aku beranjak dari duduk berusaha pergi dari ruangan, namun hasta Bening menggenggam erat lenganku.

Sesajak Senja , Sunghoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang