Sajak 13 :: Tinta Biru Bernama Pilu

2.2K 567 209
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulang sekolah besok, boleh aku jalan-jalan keliling kota sama kamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulang sekolah besok, boleh aku jalan-jalan keliling kota sama kamu?"


"Boleh. Esok kita lihat senja di cakrawala Jogja sama-sama, ya?"


Jawab pemuda Nakawijaya mengeja kata lewat frekuensi rambatan suara dari ponsel yang kupunya, sekali-kali ia menyelingi nada bicaranya dengan tawa kecilnya.

Dentang jarum jam menunjukkan pukul dua satu lewat tiga puluh tujuh. Dan aku gadis Scorpio ini masih saja merajut cinta dengan sang kasih. Di ranum memang ku tertawa, tetapi bukankah hati tak bisa diajak untuk berdusta?

"Senja," ucapku kala menempelkan benda tipis itu di telinga.

"Hmm?" respon taruna di seberang sana yang tengah menikmati angin malam dengan kaos putih miliknya.

"Tadi, Ajen kata dia sayang aku," ujarku dengan raut wajah ragu. Takut nantinya Senja cemburu.

Pemuda angka delapan itu kontra mengatupkan mata, ia tahu dari awal pertama kali bertemu. Jendra menyukai Jingga, bukan sebagai sahabat tetapi sebagai pasangan. Senja tahu hal seperti ini akan terjadi, dia tak bisa melarang Jendra menyukai Jingga.

Karena nanti, saat Senja pergi.
Jingga bisa bersandar di pundak Rajendra.

"Kan bagus banyak yang sayang kamu," pada akhirnya kalimat seperti itu yang terlontar kan dari mulut Senja.

"Iya sih, tapi kan..."

Sekon berikutnya hanya helaan nafas dari sang puan yang terdengar menyapa. Senja tahu wanitanya tengah asik bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Jingga, seberapa banyak pun manusia mencintai kamu di luar sana. Tetapi, kalau di hati kamu ada aku, mereka bisa apa?"

Senja, punya beribu cara agar menenangkan gadis-nya. Dan itu salah satu hal yang Jingga suka darinya.

Sebelum malam berakhir, mereka menyudahi sesi bicara dengan Senja yang memberikan satu kalimatnya untuk Jingga.

"Baik-baik sama Jendra, ya?"

Sesajak Senja , Sunghoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang