Sajak 20 :: Tentang Si 'Pendatang'

1.6K 471 98
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ku bantu menyelidiki Embun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ku bantu menyelidiki Embun?"

Alis mataku tanpa sadar tertekuk sebab tak mengerti dengan apa yang tengah pemuda tunjang ini bicarakan. Melihat ekspresi wajahku yang masih diselimuti bingung, lelaki itu tertawa kecil.

"Aku wakil ketua OSIS, aku bisa saja kan memperhatikan dia saat hendak mendekati Senja," ujarnya sambil mengarahkan dagu ke arah mereka berdua.

Sebenarnya boleh saja sih, tetapi apa tidak aneh? Aku baru sekali bertemu dengannya, kita juga tidak kenal dekat dan hanya tahu nama saja, lantas untuk apa ia membantuku.

"Eh? Kenapa tiba-tiba?"

Dia tersenyum tipis, "aku nggak suka melihat seseorang yang merebut hak milik orang lain."

"Jadi, bagaimana? Mau berkerja sama dengan saya?"




Ah, Nusantara. Sudah cukup ya menciptakan dramanya? Jingga juga sudah letih dengan lakon yang diperankannya.

Apalagi ketika tadi sore, ia dijemput paksa oleh seorang oknum bersemat nama Rajendra Adhilaksa. Dengan embel-embel disuruh Ibunda, pula. Kan mood Jingga jadi buruk seketika.

"Jingga."

"Ah, iya?" Satu kata dari pigura Bunda mampu membuat ku lepas dari jerat jemali pikiran. Wanita dengan anting berlian yang bernaung di telinganya─ikut bergoyang saat daksanya bergerak.

"Jadi, bagaimana perkembangan hubungan kalian?" Sebuah ayat tanya terlontarkan dari ranum manis Ibu Jendra.

"Perkembangan?" ucapku mengulang. Takut-takut salah dengar dengan perkataannya.

Wanita itu mengangguk bersahaja, "bukankah seharusnya kalian sekarang bersikap seperti seorang tunangan, daripada hanya sebagai teman?"

"Mama, jangan bicara yang tidak-tidak," sela Jendra tiba-tiba. Tatapan matanya mengartikan bahwa ia tidak suka dengan tujuan dari pembicaraan ini.

Sesajak Senja , Sunghoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang