EPILOG :: Kenangan Yang Terpatri di Hati

2.8K 427 141
                                    

Ini bukan akhir kisah kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan akhir kisah kita.






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Masih terdengar lantunan suara indahnya ketika ia menyanyikan sebuah lagu sebelum aku beranjak tidur, masih terasa belaian tangannya menyentuh pipiku, masih teringat genggaman tangannya yang hangat saat terakhir kali.

Aku mencoba ikhlas seiring berjalannya waktu, namun rindu datang tanpa diberitahu. Membuat hatiku sesak tak teratur.

Diperjalanan pulang dari kafe bersama Ajen ke rumah aku termenung, berfikir. Jika dia sudah tiada, siapa temanku untuk pergi ke taman di pinggir kota? Siapa temanku untuk bercerita tentang betapa peliknya ombak dunia. Kala aku marah, siapa yang akan membeli ku lima boba? Siapa Tuhan, siapa?

Aku tersenyum pahit saat mobil kami melewati kafe yang sering aku kunjungi bersamanya, kenangan indah yang terlintas begitu saja dalam benak.

"senyum kamu adalah hal terfavorit ku."

















Detik merangkai detik menciptakan menit, menit merajut menit menjadikannya jam, jam menyulam jam menghasilkan hari, hari demi hari menciptakan pekan, pekan terhadap pekan terjadinya bulan. Dan bulan merakit bulan mewujudkan tahun.

Awalnya cukup sulit untuk memulai prolog, namun tanpa disengaja ternyata kita sudah tiba pada epilog.

Sudah dua tahun kepergiannya, kala ini Semesta sudah memberiku izin untuk lulus dari sekolah menengah dan sedang berkuliah di universitas yang aku inginkan. Semuanya berjalan seperti biasa, namun ada satu yang masih kosong.

Hatiku, hampa tanpa dirinya.

Ratusan jeluang kertas, ribuan aksara yang tertulis, tak mampu untuk mengungkapkan betapa rindunya hati ini. Akan canda tawanya, pelukan hangatnya, genggaman manis jarinya, dan juga kecupan lembutnya.

Singkat saja, terimakasih atas enam bulan ini. Terimakasih atas warna kebahagiaannya, terimakasih atas detik yang selalu kau buat istimewa. Aku bersyukur semesta memberi izin kita untuk bertemu, kendatipun kita tak bisa bersatu utuh.

Sesajak Senja , Sunghoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang