Sajak 4 :: Rasa Yang Tak Seirama

4.4K 847 173
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan, di langit Yogyakarta dengan rintik derasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan, di langit Yogyakarta dengan rintik derasnya. Dingin seisi kelas. Kemudian dera kantuk mulai datang sebab jam tidur yang dicolong oleh tugas.

Di depan sana Widyaiswara tengah menjelaskan materi yang sama sekali tidak bisa memasuki ruang otakku. Oleh karenanya dengan desir kipas angin di ujung ruangan yang menerpa ragaku, serta suara rintik hujan yang membuat tenang, aku memilih untuk mengistirahatkan diri dari peliknya dunia.

"Kerjakan tugas kelompoknya. Minggu depan dikumpulkan." Ucap sang pengajar kemudian dengan eloknya ia keluar dari ruangan.

Bel istirahat mengudara menandakan jam pelajaran yang telah berakhir, banyak langkah kaki yang langsung berlalu dari kelas, berjalan menuju tempat paling asik ketika istirahat. Kantin.

"Eh? Kerja kelompok?"

Bening mengerutkan kening, sembari memasukkan bukunya ke dalam tas. "Kamu tadi nggak dengar?" Aku menggeleng sirah, tanda tak tahu.

"Kerjaan lo tidur mulu sih. Udah bening nggak usah kasih tahu." Dari arah belakang entah darimana datangnya suara tanpa diundang itu. Jendra pelakunya.

Plak

Aku memukul ringan lengan Jendra, sang tuan hanya meringis kemudian menepikan raga menuju kantin sekolah sembari mendumel tiada hentinya.

Saat ku berpaling hendak kembali bertanya kepada Bening, si puan sudah bermesraan dengan kekasih hatinya. Agaknya kasihan juga jika aku mengganggu sesi kemesraan mereka. Kelas terbilang cukup sepi. Hanya beberapa anak yang membawa bekal makanan, dan juga sudut kelas yang dihuni oleh para budak rasa.

Dengan langkah gontai aku berjalan sepanjang koridor. Hujan masih saja mengguyur Yogyakarta tak bosan-bosannya menurunkan rintiknya. Dingin.

"Jingga!"

Aku membalikkan raga melihat siapa yang datang menyapa. Dia sang tuan yang dulu pernah sekali hampir merebut hatiku. Si ketua klub basket sekaligus Ketua OSIS, sekarang katakan padaku siapa yang tak jatuh cinta padanya? Walau kini rasa kecil itu telah hilang sirna.

Sesajak Senja , Sunghoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang