Sajak 3 :: Penggemar Rahasia Sang Jingga

5.2K 1K 317
                                    

( yang belum vote samakomen jangan lupa ya!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( yang belum vote sama
komen jangan lupa ya!)





( yang belum vote samakomen jangan lupa ya!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Bila kau butuh telinga tuk mendengar, bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung, pasti kau temukan aku di garis terdepan---"

"Bertepuk dengan sebelah tangan..."

Di sudut kelas sebelas MIPA dua itu, seorang pemuda angka dua puluh sedang bersenandung. Hastanya memetik senar gitar, netra matanya tak bisa lepas dari gugusan awan yang terbentang di langit Nusantara. Hasratnya diselimuti Nestapa.

"Banyak gaya." Celoteh seorang pemudi dari arah tempat duduknya.

Lantas sang pria langsung melayangkan tatapan tajam ke arahnya. Dari banyaknya kegiatan ketika istirahat tiba, mengapa Ajen harus galau-galauan di kelas sih?

"Ganggu aja Lo, Ning." Pemuda Adhilaksa itu tetap melanjutkan nyanyian tidak peduli dengan Bening yang sekarang hendak menerkamnya hidup-hidup.

"Ya udahlah, Jen. Request lagu boleh nggak?" tanya Bening dengan sejuta harapan.

"Apaan request-request? Kalau mau request bayar lima ribu," jelas Jendra yang langsung dihadiahi sumpah-serapah dari gadis kesayangan bulan sepuluh itu.

Aku hanya tertawa melihat tingkah dua manusia itu. Mereka kerap kali bertengkar hanya karena hal-hal kecil yang menjadikannya lucu. Tapi, percayalah mereka sahabat yang selalu ada ketika butuh. Ah satu lagi, ada sebuah rahasia Jendra yang hanya aku ketahui. Sebuah rahasia yang sampai saat belum bisa Jendra ungkap kebenarannya di hadapan si pemilik hati.

Jendra menaruh hati pada Bening. Namun hati sang puan sudah dimiliki oleh seorang taruna bernama Jaka. Mau bagaimana? Masa nikung teman sendiri?

"Eh eh, Jing. Aku mau cerita loh. Mau dengar nggak?" Ucap Bening sambil menggoyangkan tanganku.

"Kalau aku bilang 'nggak' pun pasti kamu tetap cerita." Balasku, kemudian sang taruni hanya tersenyum simpul.

"Percaya nggak kalau kamu punya pengagum rahasia?"

Sesajak Senja , Sunghoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang