Yeay update!!!
Ada yang seneng nggak?
Bisa nemenin malam tahun baru kalian lhoh yang di rumah 😂
Jangan lupa vote and comennya
Selamat membaca
_______________________________
Cintailah Allah dulu sebelum kau mencintai makhluknya. Sempurnakan cintamu pada Allah, sebelum kau melabuhkan hatimu pada makhluk ciptaannya.
~Untukmu Imamku~
.
.
.Sepertiga malam, Ning Naira terbangun dari tidurnya. Saat ingin beranjak dari tidurnya, sesuatu berat menimpa perutnya. Dan ternyata adalah tangan Gus Aidar.
Dengan perlahan Ning Naira menyingkirkan tangan itu, tapi membuat tidur Gus Aidar terganggu. Gus Aidar mulai mengerjapkan matanya. Melihat ke arah istrinya, mengikis jarak untuk mempererat pelukannya, dan memejamkan matanya lagi.
"Mas, bangun! Salat dulu," ucap Ning Naira sembari berusaha melepaskan pelukan dari Gus Aidar.
Gus Aidar sama sekali tak terganggu. Ia masih diam tak bergeming. Ning Naira mulai menepuk pelan pipi suaminya. "Bangun, Mas."
Gus Aidar mulai melepaskan pelukannya, merenggangkan otot-ototnya. "Hem, jam berapa?" tanyanya dengan suara serak, khas bangun tidur.
Ning Naira melihat ke arah jam dinding kamar. "Jam setengah tiga," jawabnya.
"Nanti lah, Nduk. Setengah jam lagi aja ya," balas Gus Aidar kembali menutup matanya. Ia masih merasa sangat ngantuk sebab semalam mengerjakan pekerjaannya sebagai kepala sekolah.
"Mas, nggak baik di tunda-tunda!" ujar Ning Naira sembari beranjak dari tempat tidur. Dan berlalu masuk ke kamar mandi.
Sedangkan Gus Aidar langsung mengambil posisi duduk. Dari suara istrinya yang mulai berubah, ia tahu istrinya sangat sebal terhadapnya.
Yang di lakukan Gus Aidar adalah menunggu Ning Naira keluar dari kamar mandi dengan duduk di pinggiran ranjang. Tak lama kemudian Ning Naira kaluar dengan wajah yang basah.
Gus Aidar tau istrinya masih kesal dengannya. Di lihat dari, cara istrinya memandangnya dengan malas, bahkan setelah itu langsung memalingkan. Gus Aidar menghampiri istrinya.
"Gitu aja ngambek," ucapnya. Tapi sama sekali Ning Naira tak menyahuti perkataan suaminya. Gus Aidar yang melihat Naira sudah memakai mukenanya pun langsung membalikkan tubuh istrinya agar menghadapnya.
"Udah ya, jangan ngambek lagi. Hm," kata Gus Aidar menatap istrinya dalam.
"Gak ngambek kok," balas Ning Naira sidikit ketus.
"Halah katanya sih gak ngambek. Iyo gak ngambek tapi nesu rak?" ucap Gus Aidar dengan nada mengesalkan menurut Ning Naira.
Ning Naira berbalik, ingin melanjutkan shalatnya. "Iyo-iyo ngapurane, Ning. Nteni masmu yo, tak wudhu sek," ucap Gus Aidar langsung beranjak masuk ke kamar mandi.
Dengan sabar, Ning Naira mengikuti ucapan suaminya. Dengan duduk di atas sajadah, sembari mengucap dzikir.
"Ayo." Ucapan Gus Aidar membuat Ning Naira langsung mendongak menatap ke arahnya. Dan Ning Naira langsung beranjak berdiri. Gus Aidar mulai berdiri di depan Ning Naira dan memulai shalatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu Imamku
Storie d'amoreSpritual-Romance Seperti sudah biasa, jika seorang anak kyai di jodohkan dengan pilihan orang tuanya. Kisah ini menceritakan tentang perjodohan antara Gus Aidar Farid Asyraf dengan Ning Naira Sazia Akyra. Pernikahan yang tak diinginkan oleh sang me...