tiga

51 11 1
                                    

Langit cerah menghiasi suasana pagi yang sejuk di perkotaan yang padat penduduk.

Jam 9 siang ini Mirsya ada janji dengan teman-temannya untuk berkumpul berdiskusi tentang liburan besok kerumah alm neneknya.

Sebuah cafe baru dibuka pagi ini orang-orang begitu ramai sekarang Mirsya, Irsya, Anggi, Tania, Kinos dan Boby memilih duduk di outdoor saja dan memilih tempat yang kurang dipadati pengunjung.

"Gimana sya! Jadi dong ya??? Iyakan? Jadi kan?" Tanya anggi dengan antusiasnya sementara mirsya sibuk dengan dimsum  Turki yang disantapnya

"Ihhh Mirsya jawab dong" gerutu Anggi yang mulai kesal karena tidak ditanggapi oleh Mirsya.

Disisi lain kinos, irsya, Tania dan Boby terkikik menahan tawa melihat Mirsya yang sungguh jahil siang ini.

"Shsnahsbayamwjan" cicit Mirsya pelan

"Hah? Apaan si sya?"

"Swanahdjeusa"

"Ihhh Mirsya Telen dulu itu!!!!"

"Tar Dolo masih panas ini dimulut masyaallah!" Beo Mirsya kesal karna Anggi terus saja mengajaknya berbicara padahal ia sedang asik menyantap makanan favoritnya.

"Eh hehehe maap sya maap gatau sorry yaa"

"Sorry sorry!"

"Ya gua kira kan Lo ngejailin gue"

"Emang" beo Mirsya membuat Anggi kesal sementara sahabatnya yang lain tertawa puas mendengar pengakuan Mirsya.

"Ihhh! Misrya!!! Lo mahhhhhh" ucap Anggi kesal sembari mengambil dimsum milik Mirsya membuat siempunya panik karena makanannya diambil.

"Eh eh makanan gue ni"

"Bodo karena Lo udah jailin gue jadi ni makanan jadi milik guee"

"Jangan dong! Eh yaudah Lo ambil dimsum sisa gua terus gua beli baru terus Lo gausah ikut liburan haha"

"Eh jangan dong! Iya-iya deh nih gua balikin"

"Gitu dong"

Tiga jam sudah mereka membicarakan masalah liburan besok di cafe permata ini, kini mereka memutuskan untuk pergi kerumah masing-masing mempersiapkan liburan besok pagi

-

Seorang gadis memegang kalender di sebelah kasurnya melihat deretan tanggal yang sengaja diberi tanda merah.

14 hari lagi masa liburnya selesai dan ia harus kembali ke aktifitasnya di sekolah untuk belajar dan itu juga berarti Mirsya harus berhadapan dengan NINGSIH

Disisi lain irsya sedang berfikir keras, ntah mengapa ia merasa tidak nyaman hari ini ia merasa malas untuk berangkat besok.

Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya? Kenapa ia begitu enggan berangkat menuju rumah alm neneknya sendiri? Apa yang akan terjadi

Kenapa antusias teman-temannya tidak membuatnya ikut senang? Kenapa justru ia gelisah untuk menyambut hari esok? Apa Mirsya juga merasakan hal yang sama?

Kepala irsya rasanya ingin pecah memikirkan semua yang akan terjadi esok.

Kenapa ia merasa ketakutan padahal Mirsya tidak, biasanya Mirsya yang akan mendapatkan firasat tapi kenapa Mirsya tidak menelepon nya? Apakah artinya besok akan baik-baik saja?







__________________________________________
TBC!!!!!!!;

Rumah Tusuk SateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang