limabelas

29 7 0
                                    

Hari sudah mulai larut, mirsya dan irsya masih sibuk mencari jalan keluar dari hutan,- dengan keadaan yang tidak memungkinkan mereka saling memapah satu sama lain.

Irsya masih meringis akibat kakinya yang tertancap beling tadi, sementara mirsya masih memegangi kepalanya yang terasa berat dan sakit.

Tak lama gerimis datang dengan kabut yang mulai bermunculan, jarak pandang mereka menjadi terbatas semuanya terlihat rumit.

Mereka hanya ingin pulang tapi kenapa selalu ada saja halangan dan rintangan di perjalanan, apakah mereka akan disini selamanya?

Tanpa menghiraukan guyuran air hujan dan kabut tebal irsya dan mirsya terus saja berjalan berusaha keluar dari hutan, jarak pandangnya menipis kabut semakin tebal bagaimana caranya mereka bisa melihat? Dan–– bau apa ini? Bau bangkai yang sangat menyengat atau? Bau Danur?

Irsya hampir saja muntah karna tak tahan dengan aroma yang menyengat itu, tak lama kemudian mereka tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

_

"Hey, bangun hey sadar!"

"Mirsya bangun yuk, mirsya––"

"Dibuka matanya, bangun yuk"

Irsya mengerjap-ngerjapkan matanya, pandangannya sedikit buram namun tak lama ia bisa melihat dengan jelas beberapa orang di depannya.

"Puji Tuhan, Lo bangun juga"

"Alhamdulillah akhirnya sadar"

Irsya yang masih bingung akhirnya bertanya "gue dimana?"

"Kita ada di kampung" ujar Boby sembari tersenyum membuat irsya bingung, ia melihat sekeliling sudah ramai orang-orang yang bingung menatap dirinya yang pingsan dari tadi.

Irsya melihat kakinya yang ternyata sudah di obati dan di perban rapih lalu pandangannya beralih ke mirsya yang masih pingsan, melihat hal itu irsya panik bukan main.

"Berapa jam gue pingsan?!" Tanyanya panik sembari terus menepuk-nepuk wajah mirsya berharap saudarinya itu sadar.

"Gua gatau pasti intinya kemarin malem warga lihat Lo di hutan terlarang itu" ucap Anggi yang duduk lesehan di aspal.

Irsya mendelik "ke–kemarin malem?" Lalu menoleh pada mirsya yang belum sadar.

"Kemarin malem dan mirsya belum sadar?!" Tanyanya lagi panik

"Iya sya, kita gatau lagi caranya gimana. Mirsya udah dibangunin pake segala cara tapi ga bisa" ujar Tania lirih

"Biar saya lihat teman kamu ya?" Pinta seorang perempuan paruh baya pada irsya, perempuan itu maju menentang tangan mirsya lalu meletakkannya kembali.

"Anak ini masih hidup, ia masih sehat hanya saja rohnya sedang tidak bersama raga nya,- mungkin ada sesuatu yang belum beres, makannya rohnya belum pulang" ucap wanita paruh baya itu membuat irsya dan teman-temannya terkejut.

"Lalu?–– lalu gimana biar saudari saya sadar?!"

"Begini saja, malam ini kita adakan pengajian di tempat kalian tinggal jadi hari ini biarkan perempuan ini istirahat dulu,- rohnya tau apa yang harus dia lakukan, tujuannya mulia tenang saja"






Tbccc

Rumah Tusuk SateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang