Keenam remaja itu menatap rumah besar yang siap mereka tinggalkan, halamannya sudah bersih begitu juga isinya.
Mereka harap masalah yang menimpa mereka beberapa hari lalu selesai setelah mereka pulang ke kota, dan mereka juga berharap tak ada lagi yang menemukan tulang yang mereka kubur di belakang rumah.
"Nek,- mirsya, irsya dan temen-temen yang lain pulang ya. Makasih tempat tinggalnya makasih pengalamannya makasih ceritanya hari ini kita pulang ke kota dan sepertinya gak akan balik lagi ke sini, semoga kalian tenang ya"
"Iya nek, maaf kalo kita bikin masalah terus dirumah ini" irsya ikut menambahkan.
Mereka beralih menuju mobil yang sudah Boby panaskan lalu pergi meninggalkan rumah besar itu, kini rumah itu benar-benar tidak berpenghuni lagi dan untuk selamanya.
Mobil itu melaju melintasi rumah-rumah tak berpenghuni berjalan lurus tanpa memperhatikan sekitar karna sebelum mereka berangkat untuk pulang mirsya sudah berpesan 'jalan saja ikuti arahnya jangan toleh kanan kiri nanti banyak yang sapa' irya yang kini bertugas menyetir mendengarkan apa kata mirsya.
Mulai memasuki lingkungan ramai penduduk, mereka mulai tersenyum lega melihat beberapa orang yang mereka kenal saat mengadakan pengajian di rumah tua itu.
Beberapa orang yang mengenal mereka juga memperhatikan mereka ber-enam "akhirnya ya, mereka pulang juga"
"Iya, semoga gak ada yang nempel deh sampe rumah"
Ibu-ibu yang tengah berbelanja sayur itu berharap mereka pulang dengan selamat tanpa diikuti satu makhluk apapun.
Mulai memasuki jalan raya, kini mereka benar-benar menghirup aroma kelegaan setelah mereka terus-menerus dihantui rasa takut beberapa hari lalu.
"Jakarta, we are back" tania teriak bangga.disambut sorakan bahagia sahabat-sahabatnya, irsya menunaikan tugasnya menyetir dari desa ke kota dengan keadaan baik-baik saja.
Hari mulai malam, Jakarta masih ramai mereka memutuskan menginap di rumah mirsya malam ini sampai besok pagi mereka pulang ke rumah masing-masing.
Dan mereka berjanji tidak akan menceritakan segala hal yang mereka alami di rumah itu kepada siapapun.
______
"Saya mau pasang susuk"
"Bisa saja, pasang dimana? Semua ada syaratnya"
"Saya terima semua konsekuensinya"
Dukun tua itu mengangguk senang, client nya kali ini tak pilih-pilih.
Ningsih....

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tusuk Sate
Horrormasih ingat dengan Mirsya? si anak indigo yang selalu berhadapan dengan mereka yang tak kasat mata, iya semenjak membatalkan perjalanan ke GUNUNG SELATAN Mirsya dan kawan-kawan memilih untuk menginap saja di rumah neneknya namun mereka harus kembali...