delapan belas

28 8 0
                                    

Wanita tua itu??

Wanita yang pernah ia lihat di depan gerbang rumah neneknya sehabis menuruni bukit.

Laki-laki paruh baya yang ada di penglihatannya itu???

Mirsya terkejut sejadi-jadinya.

Pak Mamat! Salah satu pekerja ayahnya yang bekerja mengurus rumah almarhumah neneknya ternyata sudah meninggal bertahun-tahun lalu.

Lalu dua laki-laki itu? Adalah supir truk dan ayah dari si anak yang sedang meringkuk memeluk kakinya sendiri itu.

Dan si perempuan muda itu?

"Jadi waktu kalian lagi sholat dan gue beresin makanan buat kita makan ada yang negur gue dari belakang, ibu-ibu masih muda rambutnya di Cepol pake putih-putih penampilannya sederhana banget,- sopan."

Boby bercerita tentang apa yang ia temui di ruang tamu ketika semua teman-temannya sedang sholat berjamaah.

Jadi– ya! 2 wanita itu ternyata seorang ibu yang terlibat dalam kecelakaan itu.

Kecelakaan hebat yang menewaskan 6 orang namun tidak diketahui sama sekali bahkan baru ditemukan sebulan kemudian, mirsya meringis apakah karna banyaknya terjadi kecelakaan di desa itu sampai akhirnya tak ada lagi yang berani tinggal di sana? Karna mirsya juga melihat sekelebat bayangan-bayangan di masa lalu yang menunjukan beberapa kecelakaan yang terjadi tepat didepan rumah neneknya itu.

Mirsya menemukan jawaban dari banyaknya pertanyaan yang ia simpan diotaknya.

Mulai dari kenapa desa ini tak berpenghuni, pak Mamat yang tidak banyak bicara, penampakan yang menyerupai teman-temannya dan alasan banyaknya terjadi kecelakaan di desa ini,- kini tinggallah tugasnya untuk menyelesaikan semuanya sampai desa ini kembali di huni dengan normal.

Memang tidak mudah rasanya, apalagi untuk mengisi kembali desa ini tapi mau bagaimana pun hanya ada dua pilihan,- mengisi kembali desa ini dengan kehidupan manusia atau menggusur desa ini menjadi lahan yang baru.

-

Mirsya mengerjap-ngerjapkan matanya yang dirasa panas, pandangannya buram,- di raba nya sekeliling hingga ia mendapati dirinya tergeletak diatas kasur.

Sudah berapa lama ia tertidur? Mirsya melihat teman-temannya yang tertidur di kanan dan kirinya begitu juga teman-teman laki-laki nya yang tidur di lantai beralaskan karpet saja.

Tanpa sadar tangan Tania merengkuh tubuhnya memeluknya erat sembari mengigau "mirsya, bangun dong,- Tania takut" mirsya terenyuh lalu mengelus tangan Tania yang berada diatas perutnya sampai temannya tertidur pulas.

Mirsya melirik jam, masih menunjukkan pukul 3 pagi dan matanya masih terasa berat mirsya pun melanjutkan tidurnya berharap mendapatkan hari esok yang lebih indah dari hari-hari sebelumnya.

Berharap mulai besok ia bisa menemukan solusi untuk desa yang mati ini.

Mirsya memejamkan matanya dan kembali tertidur menjelajah alam mimpi bersama teman-temannya



-



TBC.

Rumah Tusuk SateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang