enam

46 10 1
                                    

Tak terasa hari sudah mulai gelap mereka terlalu asyik menonton tv hingga tak sadar jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ntahlah, padahal ini sudah tahun 2020 tapi tayangan yang ditampilkan di tv adalah tayangan tahun 90an membuat mereka terhanyut dalam masalalu.

Keenam remaja itu larut dalam keheningan malam hingga kantuk melanda, mereka pun memutuskan untuk tidur.

Dikamar kedua,

"Sya! Ni rumah nyaman banget ya" ujar Anggi sembari merebahkan tubuhnya di kasur membuat Tania menyahut "tapi sayangnya ga ke-urus, kotor banget ga si? Beda banget sama beberapa tahun lalu waktu kita kelas 3 SD" cicitnya

"Iya gue juga bingung kenapa pak Mamat gak bersihin rumah ini, padahal kata bokap uang transferan lancar" ujar mirsya sembari membuka notifikasi handphonenya

"Tania, Lo ngapain si di depan kaca terus? Udah malem nih pamali malem-malem ngaca, mana sambil nyisir rambut lagi" ucap Anggi sembari bergidik ngeri

"Mitos nggi, masih percaya aja Lo sama begituan" bantah Tania sementara mirsya hanya melirik sembari terkekeh melihat dua sahabatnya itu lalu kembali fokus pada handphonenya.

Anggi mengubah posisi tidurnya menjadi telungkup menghadap mirsya yang sedang sibuk dengan benda pipih miliknya "sya temenin gue yu" pinta Anggi pada mirsya membuat siempunya melirik lalu bertanya "kemana?"

"Ke-dapur, mau ngambil camilan dikulkas" ujarnya memohon, sungguh mulutnya ingin sekali mengunyah sesuatu, mirsyapun meng-iya kan lalu berdiri memasukan ponselnya dalam saku celana tidurnya.

"Oh, oke ayo"

"Tan, jangan lama-lama natap kacanya nanti dikaca ada yang natap Lo balik lho" ujar Anggi asal membuat mirsya terkekeh sembari memukul pelan bahu Anggi "ckk, sompral ih"

"Tau Lo! Udah sana pergi gausah balik sekalian"beo Tania kesal membuat tawa Anggi dan mirsya meledak, mereka pun pergi meninggalkan Tania yang mulai sibuk dengan handphonenya karna terdapat notifikasi dari regi.

Terlalu sibuk dengan handphone, Tania menghela nafas lalu kembali menghadap kaca. Betapa terkejutnya Tania saat melihat pantulannya di cermin tak mengikuti arah dirinya, disaat menghadap samping justru pantulannya tetap menghadap dirinya sembari tersenyum.

"Aaaaaaaaaaaa!" Teriak Tania kaget lalu mundur dengan tergesa dan melempar cermin itu dengan hiasan tanah liat di meja.

Bbbrrrraaakkkk!!!!! Pprraannkkk!!!!
Kaca itu hancur berkeping-keping, lemparan itu cukup keras bahkan hiasan tanah liat itupun ikut hancur padahal sangat kokoh dan sulit dipecahkan.

Tania mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena panik sementara disisi lain.

"Sya?" Panggil Anggi yang sedang duduk di meja dapur sembari memakan keripik pisangnya.

Mirsya yang sedang mengambil air minum dari kulkas pun menoleh "hmm?"

"Lo tumben ga dapet firasat" ujar Anggi bingung, mirsyapun mengedikkan bahu "tau deh" lalu duduk didepan Anggi untuk minum.

Bbbrrrraaakkkk!!!!! Pprraannkkk!!!!

Mirsya dan Anggi yang kaget pun lantas saling bertatap lalu mengingat Tania yang berada di kamar sendirian.

Merekapun bergegas menghampiri Tania dengan berlari tergesa-gesa.

Nngiitttt.
Pintu terbuka, Anggi dan mirsya masuk buru-buru memastikan keadaan sahabatnya itu.

Terlihat Tania yang sedang mengatur nafasnya yang tersengal-sengal itu sembari memegangi dadanya merasakan jantungnya yang berdegup kencang.

Mirsya maju perlahan melihat cermin dihadapan Tania yang sudah hancur berantakan "tan–tania lo–lo ngancurin cermin? Hah?" Ujarnya gugup lalu melirik kearah Tania yang sedang ketakutan

"Tania astaga!!! Lo kenapa si?! Ini kan cermin almh neneknya mirsya!"

"Sya gue gaada maksud apapun sya! Please maafin gue, gue tadi liat––"

"Lo liat apa?" Tanya mirsya pelan

"Pantulan diri gue ga ngikutin gerak gue sya––pas gue balik ngadep kaca dia lagi ngeliatin gue sambil senyum lebar banget. Sya gue takut hiks" ujar Tania yang sesegukan lalu menghampiri mirsya yang merentangkan tangannya untuk memeluk Tania, ia faham bagaimana rasanya Tania tak mungkin berbohong.

"Yaudah jangan nangis"

"Mmmm Tan, maaf ya ini pasti karna gue sompral makannya kejadian kaya gini" ujar Anggi lalu menghampiri mirsya dan Tania "yaudah-yaudah gapapa beresin barang kita tidur dikamar anak cowo aja ya mereka biar tidur di sofa bawah aja ini kita beresin besok" titah mirsya

Merekapun segera mengemas barang-barang yang ada dikamar lalu menghampiri kamar anak laki-laki untuk menumpang tidur malam ini.




______________________________________________
TBC!!!!!!!!









Selamat sahur kaliannn, makan yang banyak biar kenyang jangan lupa niat puasanya:)

Thank you udah baca part ini.

Rumah Tusuk SateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang