Saat Avan bangun dari pingsannya, ia menemukan Ayna yang tertidur duduk di tepi ranjang.
"naa.." lirih Avan masih setengah pusing.
Ayna pun terbangun mendengar lirihan tersebut." vann, Avan udah bangun? ada yang sakit gak van? atau pusing?" tanya Ayna khawatir.
Tetapi yang ditanya malah bertanya balik dan malah mengkhawatirkannya.
"kamu gapapa? tadi tiba tiba ada yang mukul kepala aku trus aku pusing banget trus tiba tiba gelap deh" ucap Avan memegang kepalanya."hmm itu temen aku yang mukul, mereka kira kamu orang jahat, soalnya mereka liat kamu kayak ngendap ngendap gitu katanya" jelas Ayna.
"ohh itu aku tadi itu aku mau pakein kamu selimut, biar kamu ga kebangun aku ngendap ngendap" jelas Avan membuat Ayna merasa bersalah, teman teman Ayna yang ikut mendengarkannya pun ikut merasa bersalah.
"maaf yah gue yang mukul, soalnya gue gatau lo itu abangnya Ayna, gue kira orang jahat" ucap Ashel menunduk, begitupun yang lainnya,
"iya gapapa santai aja, gue Avan" ucap Avan memperkenalkan diri.
" Ashel"
" Aku Abel"
" Afisha"
" Alisha"
" Agnes"
" Aisha"
ucap mereka sambil tersenyum, lalu semua mata tertuju pada Aufha yang masih terdiam."lo?" tanya Avan sambil tersenyum, Aufha pun masih terdiam, karena tak kunjung bicara Aisha pun menyenggol Aufha.
"fhaaa.. lo knapa?" bisik Aisha. Aufha pun tersadar karena senggolan itu.
"hah kenapa kenapa, ada apa ?" ucap Aufha gelagapan.
"nama lo... siapa?" ucap Avan sedikit lambat agar Aufha mengerti.
" nama? oh iya nama gue Aufha" jawabnya gelagapan.
Teman temannya pun terheran, biasanya yang lemot hanya Abel.
"ohh okey deh Aufha, Aisha, Agnes, Alisha, Afisha, Abel, Ashel bener kan?" ucap Avan menghapal teman teman Ayna.
" yes, that's right" ucap Agnes.
diawal memang terasa awkard, lalu mereka semua mulai saling bercerita dan tertawa bersama beberapa saat. Hingga pukul delapan malam saat ini mereka sampai pada cerita Ayna yang sering dibully.
"na lo sampe kapan mau di bully mulu sih, lo tuh harus lawan" ucap Afisha.
" iya na, gue tau pasti lo mau bilang kejahatan harus dibalas dengan kebaikan kan, tapi sekali kali harus dikasi pelajaran biar dia ga ngulangin itu kalau kita biarin dia, berarti kita biarin kejahatan dong" ucap Abel secara tiba tiba membuat membuat semuanya ternganga, seorang Abel mengatakan hal yang serius
sangat luar bisa." masyaallah tobat ya bun" ucap Alisha.
"gila Abel, harus gasih kita tepuk tangan " ucap Aisha lalu mereka bertepuk tangan.
" bagus para budakku lanjutkan... ayo tepuk tangan untuk ratu kalian ini " ucap Abel lalu mendapatkan toyoran dari Ashel.
" udah deh udah cukup bel" ucap Ashel. lalu yang lainnya tertawa.
Ayna yang melihat itupun hnya menggeleng gelengkan kepalanya lalu pergi ke dapur mengambil beberapa minuman kaleng dan snack lagi.
Lalu tiba tiba saja Alvin masuk dengan wajahnya yang babak belur membuat semua orang terkejut termasuk Avan.
"bang Alviin, lo kenapa bang?" tanya Avan panik melihat wajah Alvin,
"nanti aja ceritanya, lo sekarang siapin kamar, panggil dokter buat bang kiel, Aland sama Alno" ucap Alvin lalu segera pergi kembali ke bawah.
Avan pun langsung menyiapkan kamar dan memanggil dokter pribadi mereka. Sementara itu teman teman Ayna bingung harus bagaimana memilih untuk membantu Avan.
KAMU SEDANG MEMBACA
my possessive brothers
Teen Fiction▪︎ 7 ▪︎ Angka yang selalu mengelilinginya. Memiliki tujuh kakak yang posesif memang harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Seperti yang Ayna rasakan sekarang.. yaa, tepatnya setelah ibunya menikah dengan pria yang memiliki tujuh anak lelaki...