Ayna mengetuk pelan pintu kamar, tetapi tak ada balasan.
Akhirnya ia masuk dengan perlahan."Aaaaa..." jerit Ayna terkejut.
"Apasih, ngapain lo?" tanya Azkiel yang juga terkejut melihat Ayna di depan pintu kamar.
"i.. itu.. pake baju dulu dong" ucap Ayna terbata bata.
betapa terkejutnya Ayna saat melihat tubuh Azkiel yang sedang tidur itu sangat mulus putih bersih, Yaaa.. Azkiel tidak memakai bajunya.
"iyaiya" jawab Azkiel lalu memakai bajunya dengan santai.
"ngapain?" tanya Azkiel setelah ia selesai memakai bajunya.
"i..ini.. Ayna buatin bubur.." ucap Ayna yang masih sedikit terkejut.
"taro situ" ucap Azkiel datar.
"oo.. oke.." jawab Ayna lalu menaruh buburnya di meja sebelah kasur.
Saat Ayna hendak keluar, ia melihat Azkiel kesulitan makan karena tangan tangannya yang memar. Ia pun masuk kembali ke kamar.
"Ayna bantuin ya makannya?" izin Ayna pada Azkiel.
"gausah" jawab Azkiel singkat.
"ih gapapa, keliatannya bang Azkiel susah makannya kan tangannya memar gitu" bujuk Ayna agar Azkiel mau untuk disuapi.
"gapapa" jawab Azkiel singkat.
"ihh.. sini.." ucap Ayna lalu mengambil mangkuk bubur itu dari Azkiel.
"apasih gausah" tolak Azkiel.
"aaa.. ayo makann.. " ucap Ayna memaksa.
Dengan terpaksa Azkiel pun menurutinya saja karena ia pun masih lemas dan tak sanggup untuk makan sendiri apalagi untuk marah..
"bang Azkiel kuliah dimana?" tanya Ayna memulai percakapan karena merasa sepi sekali
"Di univ" jawab Azkiel singkat
"hah..hmm.. yaa.. gak salah sih.. maksud aku di univ mana ?" tanya Ayna lagi.
"Albaran" jawab Azkiel lagi.
"ohh iyaa??.. itu katanya univ yang bagus bangett yaa.. aku pengen juga kesitu.. tapi kayaknya terlalu elit" ucap Ayna panjang
"ohh" jawab Azkiel singkat membuat Ayna sedikit kesal.
"hmm yaudah deh, ini udah abis buburnya.. minum dulu nih" ucap Ayna lalu memegangkan gelasnya untuk Azkiel minum.
"okeyy udah makan dan minum, sekarang Ayna lepas perbannya ya.. trus diolesin salep lagi" ucap Ayna.
"hmm" jawab Azkiel, Ayna pun sudah mulai terbiasa mendengarnya.
Mendengar jawaban Azkiel yang sangat singkat sekali... seperti aku dan dia.. sangat singkat hahaha:) Okey lanjut..Ayna pun membuka perbannya dengan sangat hati hati sambil melihat raut wajah Azkiel agar tau jika Azkiel kesakitan, tapi ternyata wajahnya sama saja.. tak ada perubahan.. lalu Ayna lanjut mengoleskan salepnya dengan telaten dan hati hati sekali. Wajah mereka sangat dekat, sampai Ayna bisa merasakan hembusan nafas Azkiel. Begitupula dengan Azkiel yang bisa merasakan wangi vanilla dari rambutnya Ayna.
"bang kalau sakit bilang yaa" ucap Ayna was was.
"sakit ya? tahan yaaa bentaar lagi nih" ucap Ayna melihat raut wajah Azkiel yang seperti menahan sakit.
"hmm" jawab Azkiel seperti biasa.
Setelah beberapa menit kemudian,
"nahh udah selesaiii deh" ucap Ayna lega, karena sangat canggung berada di dekat sekali dengan Azkiel seperti itu. Ayna jadi deg deg an dan keringet dingin juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
my possessive brothers
Teen Fiction▪︎ 7 ▪︎ Angka yang selalu mengelilinginya. Memiliki tujuh kakak yang posesif memang harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Seperti yang Ayna rasakan sekarang.. yaa, tepatnya setelah ibunya menikah dengan pria yang memiliki tujuh anak lelaki...