Saat sampai di kelas, Avan langsung dikerumuni oleh anak kelas yang menanyakan tentang kebenaran yang Azra sampaikan tadi.
"Vannn lo beneran adeknya Kak Azraaaa? " tanya ketua kelasnya."kenapa emang? " tanya Avan sinis.
"yaa kalo iyaa, gue mau ngajak lo ke tongkrongan nanti abis pulsek" ucap salah satu siswa yang duduknya di belakang.
"seriously? kemaren gue mau ikut.. tapi katanya itu bukan tempat buat orang kayak gue?? gimana ya itu?" tanya Avan sinis.
"ahh kemaren mah becanda gue vann haha" ucapnya panik sambil tertawa canggung.
Avan hanya diam, lalu mendatangi Ayna dengan tangannya yang penuh makanan itu. Ayna yang sedari tadi memperhatikan keadaan kelas, hanya diam.
"naa, nih kata bang Azra disuruh makan" ucap Avan yang membuat seisi kelas bingung."i..ituuukan makanan dari restorannya Kak Azraaa" ucap salah satu siswi di kelas.
Ayna yang mendengar itupun mengerenyit, ia bahkan tidak tau kalau bang Azra itu punya restoran, pantas saja dia jago masaknya."ohh jadi Ayna udah tau kalo Avan itu adek bungsunya The A, makannya dia deketin Avan.. " saut siswi lainnya
"iyaa tuh vann tiati, nanti lo dimanfaatin lagi... hahaha" ucap siswa yang dibelakang tadi.
Ayna yang mendengar itupun sangat sudah tidak kuat menahan amarahnya.
Ia bangkit dari kursinya kasar lalu menggebrak meja dan berteriak "YAISHHHH..." ia pun membuang napasnya dengan kasar dan menatap siswa itu dengan tatapan yang sulit diartikan lalu ia pun tersenyum sinis."siapa yang manfaatin dia? gue?!!!" lalu Ayna melirik nametagnya "Bryan Ravallo??" lalu ayna tersenyum sinis, " ohh jdi ini.. putra kedua yang tidak diinginkan di keluarga Ravallo?? ga cukup ga diinginkan di keluarga? ahh atau mau sekalian gadiinginin juga disini?" ucap Ayna menekankan kalimat 'tidak diinginkan' dengan muka datar sambil melihat tajam ke arah Bryan yang membuat Bryan dan seisi kelas terkejut, jangankan seisi kelas.. Avan pun yang pertama kali melihat Ayna seperti itu kaget bukan main.
"Na... " ucap Avan yang sedikit takut sambil menenangkan Ayna.
Ayna pun meninggalkan Avan dan pergi ke depan kelas.
Alisha dan Afisha yang melihat kejadian itu pun tersenyum kecil.
"yass... my bad girl is back " ucap Alisha.
"let's gooo to kantiinn" ucap Afisha yang segera membawa Ayna pergi dari kelasnya itu.saat di kantin..
"lo pasti udah diluar kendali tadi ya.. hahaha" tebak Afisha. Ayna yang sedang makan mie ayam dengan lahap itu pun menatap Afisha kesal sambil mengunyah banyak mie di mulutnya itu."pelan pelan aja naa" ucap Avan, ia datang bersama Aland dan Alno yang tiba-tiba saja datang lalu duduk di meja mereka. Ayna hanya menatap mereka kesal, Ayna sedang kesal dengan abang-abangnya itu.. intinya dia kesal..
"naaa kamu marah? " tanya Alno.
tanpa menjawab pertanyaan Alno, Ayna diam lalu pergi dengan wajahnya yang manyun.Sudah setengah jalan, ia berbalik lalu dengan wajah cemberutnya ia berkata "Ayo ke kelas.. " dengan nada merengek pada Alisha dan Afisha.
"yaudah gih duluan ke kelas ama Fisha" jawab Alishalalu Ayna segera menggandeng Afisha dan membuang muka ketika melihat Avan, Aland, dan Alno.
"kenapa sih dia dari tadi" tanya Alno pada Alisha."biasalah dia lagi dapet jadi sensi, mana dari tadi pagi ada aja yang bikin dia kesel, tadi itu dia udah ga tahan tuh pasti.. " jawab Alisha panjang.
"dapet apaan dia? " tanya Avan polos."menstruasi dodol" jawab Alisha lagi.
"oalahhh pantes dari tadi ngamuk mulu" ucap Avan mengerti.
"trus gimana biar mood dia baikan" tanya Alno.
"nih kasi ini nanti, dia pasti gabisa nolak.. kalo dia nolak lo bujuk dia pake es krim sama nonton drakor aja nanti oiya dia lagi suka drakor yang judulnya shooting stars" jelas Alisha sambil memberi Avan sebatang coklat.
"okeoke coklat ini tugas Avan yaa, soal es krim sama drakor nanti di rumah kita ajak nonton itu" jelas Aland membagi rencana.
" yaa, terserah kalian deh.. gue mau balik ke kelas ikut ga van? " ajak Alisha.
"eh bentar, soal tadi pagi.. emang ada apa? " tanya Alno
"tadi pagi dia dikunciin di toilet" jawab Alisha enteng.
"whatt" kaget Avan.
Alno dan Aland menghembuskan napas kasar.
"sialan ye orang orang ini" ucap Aland kesal"masalah ini biar cewe cewe aja yg selesaiin, nanti klo ada masalah lagi gue kasi tau kalian" ucap Alisha.
"hm yaudah kabarin klo ada apa apa" jawab Alno
"yoi, yaudah gue mau ke kelas dlu, yok van bareng ga" ajak Alisha lalu melambaikan tangannya dan pergi.
"yokk" jawab Avan setuju lalu mengikuti Alisha.
setelah sampai di depan pintu kelas, Alisha pun mendorong kecil bahu Avan menggunakan bahunya untuk memberinya kode. Avan pun duduk di tempat duduknya.
"eumm Aa.. Ayna.. eumm.. " ucap Avan terbata bata."apa" jawab Ayna singkat.
"ii.. ini.. mau gaa..? " tanya Avan sambil menyodorkan sebatang coklat yang diberikan Alisha tadi.
mata Ayna yang menatap coklat itu langsung berbinar, tetapi langsung ia menghadap ke arah lain, gengsi.
"gak" jawab Ayna padahal ia mau sekali.. itu adalah coklat berry kesukaannya
"seriusan gamau? padahal kalo mau nanti pulang sekolah mau Avan ajak beli es krim yang banyak.. yaudah deh Avan makan aja ini.. " ucap Avan lalu membuka bungkus coklat dan berpura pura ingin memakannya.
Tangan Ayna meraih cepat coklat itu sebelum Avan memakannya.
"Ihhhh ini kan ktanya buat guee, kenapa mau lo makann huh" ucap Ayna kesal lalu memakan coklat itu, Avan hanya tersenyum."bener yah nanti pulang sekolah beli es krim" lanjut Ayna dengan matanya yang berbinar tetapi raut wajahnya masih cemberut.
" iyaa naa iyaa" jawab Avan cepat.
"okee" ucap Ayna lalu memakan cepat coklat yang ditangannya itu.
Arya Pov
Arya melihat semua kejadian hari ini, fakta bahwa ia terkejut dengan The A yang mengumumkan adik bungsunya dan ternyata itu adalah Avan tertutupi begitu saja oleh kejadian Ayna yang membabi buta tadi di kelas.
Tadinya sebelum Ayna bangkit, ia ingin bangkit dan menonjok si Bryan itu. Tapi sebelum itu terwujud, ia sudah terdahului oleh Ayna sendiri. Ia menyaksikan langsung bagaimana murkanya Ayna, bagaimana kerennya Ayna yang meng skakmat Bryan itu, bahkan ia tau tentang keluarganya Bryan? bukankah itu sangat hebat.. tapi ia juga bingung bagaimana perempuan secantik dan sepolos Ayna bisa menjadi iblis ketika murka.
bagaimana ia mengetahui begitu detail tentang keluarga Bryan itu..
itulah yang ia pikirkan saat ini..bahwa Ayna bukan perempuan cantik dan polos sembarangan.. ada sesuatu yang membuatnya terlihat berkarisma ketika sudut matanya yang tajam menatap Bryan dengan amarah yang menyulut serasa bisa membunuh Bryan saat itu juga..
intinya ada sesuatu yang sangat ia ingin tau tentang Ayna.
KAMU SEDANG MEMBACA
my possessive brothers
Teen Fiction▪︎ 7 ▪︎ Angka yang selalu mengelilinginya. Memiliki tujuh kakak yang posesif memang harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Seperti yang Ayna rasakan sekarang.. yaa, tepatnya setelah ibunya menikah dengan pria yang memiliki tujuh anak lelaki...