2. Rindu.

881 98 23
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

"Assalamualaikum," ucap seorang gadis dengan jas putih yang ia gantungkan di tangan kirinya, gadis itu baru saja memasuki ndalem.

"Waalaikumsalam." Jawab seisi ndalem.

"Teh Humaira!" ucap Hawa, gadis itu pun lantas langsung berlari dan berhambur memeluk erat Humaira.

Awalnya Humaira sangat terkejut, namun saat itu juga Humaira langsung membalas pelukan hangat Hawa.

"MasyaAllah keponakan teteh yang paling cantik udah pulang!" ucap Humaira.

Hawa pun melerai pelukannya, lalu tersenyum manis ke arah Humaira.

"Hawa kangen banget sama Teteh!" ucap Hawa.

Humaira lantas mencubit pelan pipi chubby Hawa. "Teteh apalagi kangen banget! Kangen dengerin bawelnya Hawa!" ucap Humaira, yang lantas mengundang isi ndalem.

"Tuhkan, teh Humaira aja bilang kamu bawel, berarti aku bener dong." Adam ikut menimbrung.

Hawa berdecak kesal. "Ish, Adam! Hawa nggak bawel ya!" tukas Hawa kesal.

Adam memutar bola matanya jengah. "Iyain deh buat adik tersayang!" ucap Adam, lantas Hawa pun terkekeh geli mendengarnya.

"Teh Humaira pasti habis pulang dari rumah sakit ya?" tebak Hawa.

"Kok Hawa tau?" tanya Humaira.

Hawa pun melirik jas putih milik Humaira yang ia gantungkan di lengan kirinya. Memang gadis yang kini berusia 23 tahun itu sudah menjadi Dokter muda di sebuah rumah sakit terkenal di kota Bandung. Memilih menjadi Dokter adalah keinginan Zulaikha saat gadis itu masih hidup, jadi dengan Humaira menjadi Dokter ia berharap jika rasa rindunya terhadap Zulaikha sedikit terobati.

Humaira tersenyum. "Iya sayang, teteh habis dari rumah sakit," ucapnya.

"Yaudah ganti baju sana, teteh bau tau!" ucap Hawa.

Humaira memutar bola matanya jengah, sifat Hawa sudah mulai kumat! "Uh dasar! Kamu juga bau tau!" ucap Humaira.

"Hawa wangi ya!" ucap Hawa tak mau kalah.

"Pokoknya Hawa bau, bye!" Setelah mengatakan itu Humaira pun langsung berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Sedangkan Adam, Yusuf, Zahra dan Hasan bertugas untuk menertawakan Hawa yang sudah tampak jengkel.

•••

Hembusan angin malam menerpa lembut wajah Hawa dan Adam yang sedang menatap ribuan benda angkasa dari teras ndalem. Keduanya menikmati angin malam yang seolah-olah berbisik kepada mereka menyampaikan pesan kerinduan.

"Dam." panggil Hawa.

"Kenapa?" tanya Adam.

"Aku rindu, Ummi. Sekarang Ummi lagi apa ya?" tanya Hawa, sebulir cairan bening keluar dari pelupuk matanya.

Pertanyaan Hawa tadi tepat menusuk ulu hatinya. Sungguh ia juga sangat merindukan Umminya yang bahkan belum pernah mereka berdua jumpai.

Tangan Adam tergerak untuk menghapus air mata di pipi Hawa.

"Ummi sekarang sudah di syurga, Hawa." Jawab Adam.

Hawa tersenyum. "Iya, kamu benar. Ummi sekarang sudah bahagia di syurga. Hawa nggak boleh cengeng, biar Ummi nggak sedih," ucap Hawa. Lantas Adam pun tersenyum.

Titik Terbaik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang