5. Tentang Hawa.

622 92 33
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment ya!

Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

Hawa menghempaskan tubuhnya di ranjangnya, mata gadis itu terpejam, mengigat kejadian yang baru saja ia alami di sekolah barunya. Hembusan nafas gusar terdengar dari mulutnya, sungguh ia tak menyangka jika ia akan di pertemukan siswa seperti Azka. Kejam dan sok paling berkuasa, lalu pikirannya tertuju juga dengan sosok Asrya, siswa yang terlihat berwibawa di matanya. Hawa tak tahu jika Arsya tak menolongnya saat ia di bully tadi nasibnya akan seperti apa, mungkin sangat kacau?

Ceklek

Pintu kamar Hawa terbuka menampilkan sosok Adam. Lantas Hawa pun langsung bangkit dari tidurnya, lalu Adam pun duduk di kursi belajarnya, menatap Hawa dengan rinci memastikan jika adiknya itu baik-baik saja.

"Kenapa?" tanya Hawa.

"Kamu baik-baik aja kan? Tadi pulang naik apa?" tanya Adam.

"Aku baik-baik aja, naik Bus." Jawab Hawa.

Adam mengangguk paham. "Kenapa penampilan kamu berantakan?" tanya Adam.

Sial! Hawa belum ganti pakaian! Jangan sampai Adam curiga jika dirinya habis di bully di SMA Angkasa.

"Eh, nggak apa-apa. Tadi di sekolah aku jatuh di kamar mandi," ucap Hawa bohong.

Adam menautkan kedua alisnya. "Kamu nggak bohong kan? Kamu nggak lagi di bully kan?" tanya Adam.

Hawa menggeleng cepat. "Nggak Adam, aku nggak apa-apa. Aku nggak bohong," ucap Hawa.

"Oke, aku percaya. Tapi kalau ada masalah di sekolah cerita ke aku ya?" Pinta Adam. Hawa pun mengangguk.

"Yaudah istirahat, aku mau ke pondok dulu, assalamualaikum." Pamit Adam.

"Waalaikumsalam."

Hawa lantas menghembuskan nafas lega saat Adam sudah keluar dari dalam kamarnya. Lantas gadis itu pun langsung mengunci pintu kamarnya lalu segera mengganti pakaiannya.

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan baginya.

•••

Tok...Tok...Tok

"Hawa antar Teteh Humaira yuk!" ucap Humaira dari balik pintu kamar Hawa.

Hawa yang tadinya sedang membaca buku lantas langsung bangkit untuk membuka pintu kamarnya.

"Anterin kemana teh?" tanya Hawa.

"Ke Gramedia! Teteh mau beli buku, nanti kamu teteh traktir beli buku juga deh!" ucap Humaira.

Kedua mata Hawa pun langsung berbinar-binar. "Hawa siap-siap dulu teh. Nggak lama cuman limat menit aja!" ucap Hawa.

"Oke, teteh tunggu di bawah ya!" ucap Humaira.

"Siap!"

Titik Terbaik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang