Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!
Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!
Happy Reading!
•••
Malam ini sekolah tampak ramai oleh para siswa-siswi karena mereka akan menyaksikan acara malam puncak milad Angkasa High School. Seluruh murid mengenakan drees code bebas, kelap-kelip lampu membuat lapangan sekolah tampak indah di malam hari.
Azka dan Arsya mengenakan drees code sederhana mereka mengenakan blazer warna merah gelap, Azka dan Arsya heran kenapa mereka bisa berpakaian yang sama dan warna yang sama padahal mereka tidak janjian.
"Wah wah, lo berdua janjian mau pake baju kembaran? Lucu banget sih lo berdua!" ucap Zany sembari tertawa di ikuti yang lainnya.
Azka yang sudah bete pun hanya memutar bola matanya malas, ia juga tak mau samaan seperti ini.
"Lo ikutin gue ya?!" Tuduh Azka kepada Arsya.
"Gue juga nggak tau, ini baju dari Bunda gue," jawab Arsya.
"Lah sama baju ini juga dari Nyokap gue, dia yang nyuruh gue pake nih baju, kalau nggak disuruh gue juga males pake nih baju!" ucap Azka.
"Jangan-jangan, nyokap lo berdua yang ngerencanain ini?" ucap Aslan ikut menimbrung.
"Gue nggak tau," ucap Arsya.
"Aaaaa, Azka sama Arsya ganteng banget! Malahan bajunya kembar!"
"Itu pangeran dari dunia mana sih? Kenapa mereka bisa ganteng banget!"
"Kak Azka, kak Arsya ganteng banget!"
Begitulah teriakan-teriakan dari para siswi, bahkan ada yang lancang meminta foto kepada mereka, untung saja mereka sedang baik kalau tidak bisa-bisa Azka akan mengeluarkan ucapan savagenya.
"Makasih ya kak Azka, dan kak Arsya," ucap salah satu siswi saat selesai berfoto bersama.
"Gila berasa aktor aja lo berdua!" ucap Zany.
"Si Galang sama Kenzo nggak dateng?" tanya Azka, pasalnya ia belum melihat dua anak itu.
"Si Galang mah jangan di tanya tuh dia lagi ngebucin di pojokan," tunjuk Alan ke arah Galang yang saat ini tampak bermesraan dengan pacarnya Violet.
"Kalau Kenzo gue nggak tau," ucap Alan lagi.
"Gue chat dia tapi sampai sekarang belum di bales, itulah dia sok misterius," ucap Zany. Azka hanya diam memikirkan sesuatu.
Sebuah mobil Rolls-Royce hitam masuk ke dalam area sekolah, dari dalam seorang gadis dengan gaun pesta berwarna hitam dengan bagian dada yang terbelah keluar dari dalam mobil itu. Gabby malam ini ia tampak sangat cantik, wajahnya ia poles dengan sedikit makeup, bibir merahnya tersenyum ke arah Azka yang tampak juga melihat ke arahnya.
Gabby berjalan ke arah Azka, semua murid tampak takjub dengan kecantikan anak dari pemilik sekolah itu.
"Hai, selamat malam," sapa Gabby saat sudah berada di dekat Azka.
"Malam, Gab! Gila lo cantik banget malam ini," puji Zany.
Gabby tersenyum. "Malam ini kan spesial karena malam ini sekolah Angkasa lahir, berkat kelahiran sekolah ini kita dipertemukan," ucap Gabby.
"Cieeee!" ledek Zany, ia tahu maksud dari perkataan Gabby barusan mengarah kepada Azka.
"Oh iya, Ka. Lo mau jadi pasangan dansa gue?" tanya Gabby berharap Azka mengiyakannya.
Belum sempat Azka menjawab, sebuah mobil Alphard datang, dari dalam keluar tiga bidadari tanpa sayap. Tanpa sadar kedua sudut bibir Azka dan Arsya melengkung seperti bulan sabit, saat tahu Hawa datang di acara malam ini.
Hawa datang bersama dengan Fatimah dan Nasywa. Hawa mengenakan gaun putih dengan corak bunga-bunga warna merah tua dan hijab lebar yang menutupi dadanya dengan warna merah tua juga.
Hawa tampak sangat cantik malam ini, biasanya Azka dan Arsya melihat Hawa berpakaian seragam sekolah namun saat Hawa berpakaian gaun seperti itu pancaran kecantikannya bertambah keluar.
Semilir angin berhembus kencang, membuat hijab Hawa berterbangan, hal itu membuat diri Hawa semakin terlihat sangat anggun.
Tanpa sadar Azka dan Arsya berjalan menuju Hawa, mereka tak sabar ingin menyapa gadis anggun itu.
"Assalamualaikum," sapa Arsya dan Azka bersamaan.
"Waalaikumsalam."
"Lho, kok tumben dress code kalian kembar gini?" tanya Fatimah heran.
"Panjang ceritanya. Eh ngomong-ngomong gaun lo serasi sama baju yang kita pakai Hawa," ucap Azka.
Hawa membenarkan, kenapa mereka bertiga bisa berpakaian yang sama?
"Iya, apa ini hanya kebetulan?" ucap Hawa.
"Mungkin, atau memang sudah takdir," ucap Arsya.
"Oh iya acaranya kapan di mulai?" tanya Hawa.
"Sudah mau di mulai, pihak sekolah mengadakan dansa, padahal gue nggak tulis dansa di data acara gue, tapi gue nggak bisa nolak keputusan sekolah," ucap Arsya memberi tahu.
"Yaudah gapapa, kita jadi penonton saja ya?" ucap Hawa yang diiyakan oleh mereka.
Tiba-tiba Gabby datang, gadis itu meraih pergelangan tangan Azka.
"Ka, lo belum jawab pertanyaan gue, lo mau kan jadi pasangan dansa gue?" tanya Gabby.
Azka melepaskan tangan Gabby. "Maaf, gue nggak bisa. Gue payah dalam hal dansa, lo bisa ajak Zany atau nggak Alan, jangan ganggu gue ya, Gab," ucap Azka berusaha sopan.
"Gabby, lo bisa kok dansa sama gue, mumpung gue lagi sendiri nih? Tampang gue juga masih sama kayak Azka," ucap Zany tiba-tiba, bukannya dia kepedean tapi perkataannya memang benar bahkan anggota inti dari Geng Alaska semua wajahnya seperti bak dewa.
Tanpa mendengar jawaban dari Gabby, Zany langsung menarik tangan Gabby masuk ke dalam aula yang sudah di dekor menjadi sangat indah, panggung megah untuk pentas seni sudah terpajang megah di dalamnya. Para murid ikut berdansa di dalam ruangan itu, semuanya tampak menikmati dansa mereka. Hanya sebagian kecil dari mereka yang tidak ikut berdansa di antaranya adalah Azka, Arsya, Hawa, Fatimah dan Nasywa mereka hanya duduk di kursi menonton dansa yang sebenarnya tidak layak untuk mereka tonton.
Sungguh berdansa dengan Zany tidak pernah terlintas di benak Gabby, ia hanya ingin berdansa dengan Azka kenapa rencananya jadi seperti ini?
"Gue tau lo pengen dansa sama Azka, tapi tolong Gab, jaga harga diri lo. Lo udah dandan cantik kayak gini nggak pantes di perlakukan seenaknya sama Azka. Gue nggak mau lihat lo malu dan sedih," ucap Zany.
"Lo nggak usah ikut campur. Gue, gue cuman pengen sama Azka, bukan sama lo, Zan!" ucap Gabby.
"Nikmati aja dansanya, mulai sekarang lo belajar lupain Azka. Dia cuman mencintai Hawa. Hawa yang udah ubah sikap Azka. Azka yang dulu ganas berubah menjadi baik kayak gini berkat Hawa, lo seharusnya sadar siapa yang di cintai Azka dan siapa yang mencintai lo," ucap Zany, membuat Gabby terdiam sejenak.
"Hati gue nggak bisa. Gue, gue nggak tau kenapa hati gue selalu milih Azka," lirih Gabby. Zany hanya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik Takdir
Novela Juvenil[SEQUEL DARI CINTA SANG GUS] Angkasa High School, siapa yang tidak mengenali sekolah itu? Sekolah dari kalangan elit nomor satu di Indonesia, yang berisikan anak-anak jenius didalamnya. Terlebih Angkasa memiliki kelas unggulan yang diberikan nama ke...