17. Bukan siapa-siapa.

365 63 4
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

Dengan satu serangan Hawa berhasil membanting tubuh Bagas, bahkan tubuh pemuda itu rasanya sudah remuk.

"SIALAN LO!" Teriak Bagas, sembari memegang tanganya yang rasanya ingin patah.

Lalu tiba-tiba suara sirine mobil polisi datang, membuat Bagas dan anggotanya segera kabur dari sana, menyisakan Hawa, dan Geng Alaska yang sudah babak belur.

"KITA CABUT! DAN LO AZKA GUE AKAN KEMBALI!" teriak Bagas penuh amarah.

"Maaf gue telat!" ucap Arsya, pemuda itulah yang memanggil polisi.

"Hawa, lo gapapa?" tanya Arsya khawatir.

"Nggak, aku gapapa," jawab Hawa.

"Keren! Lo keren banget tadi, Wa! Nggak nyangka, ternyata lo bisa pencak silat ya?" ucap Galang.

"Sumpah gue sampe bengong tadi!" sambung Alan.

"Kayaknya lo cocok nih masuk Geng Alaska," ucap Zany, yang mendapatkan pelototan tajam dari Arsya dan juga Azka, membuat Zany langsung terdiam.

"Gue anter lo pulang ya?" Tawar Azka.

"Nggak perlu, aku bisa sendiri, lagian kamu laki-laki aku perempuan gak ada ikatan lagi, bukan mahram," ucap Hawa.

"Ya gue tau, tapi gue takut mereka ganggu lo lagi," ucap Azka.

"Ada gue! Hawa lo pulang gue anterin! Ayo masuk ke mobil gue!" ucap Fatimah tiba-tiba, wajah gadis itu sudah panik saat Arsya menelfon jika Hawa sedang di serang oleh geng Aodra.

"Loh, Fa. Kok kamu kesini? Bukannya kamu udah pulang?" tanya Hawa.

"Tadi Arsya nelfon gue buat jemput lo di sekolah, sumpah gue panik banget lo diserang sama geng motor Aodra!" ucap Fatimah.

"Ya Allah makasih banyak, Fa, Arsya, Azka, dan kalian semua. Aku nggak tau balas kebaikan kalian seperti apa," ucap Hawa merasa terharu.

"Lo sahabat gue! Dan gue udah janji kan buat selalu ada di samping lo? Ayo sekarang masuk ke dalam mobil gue, gue anter lo pulang," ucap Fatimah tulus.

Hawa mengangguk. "Aku pulang duluan ya, sekali lagi terimakasih sudah menolong, assalamualaikum," pamit Hawa.

"Waalaikumsalam."

Azka maupun Arsya menatap Hawa yang sudah masuk ke dalam mobil Fatimah, sampai mobil itu menghilang di telan jarak barulah mereka tersadar akan sesuatu.

"Apa maksudnya Aodra nyerang Hawa?" tanya Alan tiba-tiba.

"Gue juga nggak tau, semua ini terjadi secara tiba-tiba, Hawa murid baru nggak mungkin Bagas kenal sama Hawa," ucap Azka, membuat mereka terdiam kebingungan.

"Btw thanks, Ar. Kalau nggak ada polisi tadi mungkin kita semua udah babak belur. Gila! Mau berantem nggak mau bilang-bilang!" ucap Galang penuh emosi.

Titik Terbaik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang