6. Inisial A,H,A.

596 93 32
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

Hawa, Fatimah dan Nasywa berjalan beriringan menuju kelasnya, suara obrolan terdengar renyah dari ketiganya. Jika mereka sudah berkumpul maka yang ada di sekelilingnya mereka lupakan.

"Hawa, kamu nggak apa-apa kan? Aku dengar kamu di bully sama geng Shelin," ucap Nasywa.

"Iya, sumpah parah banget emang si Shelin! Maaf ya kita kemarin nggak bantuin lo," ucap Fatimah.

"Aku nggak apa-apa kok, kalian tenang aja," ucap Hawa.

"Tenang gimana! Kalau lo aja di bully kayak gitu! Pokoknya kita harus bales perbuatan mereka!" ucap Fatimah.

"Fa, jika perbuatan keji di balas keji sama aja kita seperti mereka. Jadi, kita do'akan aja ya semoga mereka dapat hidayah," ucap Hawa.

"Bener apa yang Hawa bilang, kita nggak boleh balas kejahatan orang," ucap Nasywa.

"Iya sih, tapi gue udah kesel banget sama tuh nenek lampir!" Kesal Fatimah.

DUK!

"Awwwss," ringis Hawa saat sebuah bola basket melayang ke arah dirinya.

"Hawa, kamu nggak apa-apa?!" tanya Nasywa panik.

"Sorry gue nggak sengaja, bisa lo ambil bola itu buat gue?" ucap Azka dari tepi lapangan sekolah, memang saat ini pemuda itu bersama geng Alaska sedang bermain basket dan jangan lupa banyak para siswi yang menonton adegan tersebut.

"Azka, lo udah keterlaluan banget ya sama Hawa! Gue tau lo sengaja 'kan lemparin basket itu ke Hawa?!" ucap Fatimah.

Azka menaikkan bahunya acuh, pemuda itu tampak tak perduli jika Hawa saat ini sedang kesakitan, kepalanya berdenyut nyeri.

Arsya tiba-tiba datang, pemuda dengan wajah datarnya itu mengambil bola basket lalu dengan santainya melempar jauh dari hadapan Azka membuat Azka menatap menatap tajam ke arah Arsya.

"Lo yang pertama melempar bola ini ke Hawa dan ambil sendiri jangan nyusahin orang," ucap Arsya, lalu pemuda itu berjalan mendekati Hawa. "Lo nggak apa-apa?" tanya Arsya.

"Aku nggak apa-apa," jawabnya seraya tersenyum tipis.

Arsya mengangguk paham. "Sekarang ke kelas," titahnya.

•••

Pada jam istirahat kantin sekolah tampak ramai oleh para siswa-siswi SMA Angkasa, tentu saja mereka ingin mengisi perut mereka yang sudah terasa lapar.

Di ujung kantin terdapat Geng Alaska, mereka sedang menyantap makanan yang sudah mereka pesan, kecuali Azka, pemuda itu tampak tak berselera untuk makan, ia masih jengkel dengan kejadian tadi pagi dimana seorang Arsya mempermalukan dirinya di depan umum, rasanya harga dirinya saat ini sudah jatuh.

"Lo masih kesel sama Arsya?" tanya Kenzo. Azka tidak menjawab ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Gila sih! Si Arsya makin di diemin makin jadi tuh orang!" ucap Zany.

"Gue heran lo kalau berhadapan sama Arsya kenapa nggak bisa berkutik?" tanya Galang.

"Apa lo takut karena dia ketua osis?" tanya Alan.

Titik Terbaik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang