7. Azka dan Arsya.

460 81 28
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan coment!

Dan yang belum follow akun wp aku di follow dulu ya!

Happy Reading!

•••

Suara deruman motor menggema di sirkuit pada malam ini.

Azka maupun Bagas sudah berada di garis start. Seorang wanita memberikan aba-aba dengan sapu tangannya pertanda pertandingan sudah di mulai.

Kedua motor itu melaju dengan kencang. Azka memimpin di depan sedangkan Bagas sudah tertinggal jauh di belakang membuat Azka menciptakan seringaian tipis di balik helm full facenya.

Masing-masing dari mereka mendukung Azka dan Bagas untuk memenangkan pertandingan ini.

Di depan sudah terlihat garis finish, Azka menambah kecepatannya dan....

Wuss

Azka berhasil mencapai garis finish, baru setelah itu Bagas pun menyusul.

Membuat teman-teman Azka memekik kesenangan dan berlari menghampirinya.

"Lo, emang hebat banget, Ka!" Puji Galang sembari menepuk pelan pundak Azka.

"Malam ini kita pesta!" Seru Zany.

"Mana uang 50 jutanya Tuan Bagas?" ucap Alan sembari terkekeh pelan di akhir kalimatnya.

Anak buah Bagas lantas memberikan koper berisi uang kepada Alan. "Janji gue udah lunas!" ucap Bagas yang lantas langsung pergi di ikuti oleh para anak buahnya, membuat Geng Alaska hanya terkekeh geli melihatnya.

"Ayo Bro, kita rayakan kemenangan ini!" ucap Zany dengan antusias.

Azka melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan kirinya, jam sudah menunjukkan pukul 23.30, Mamanya pasti sudah menunggunya, ralat, maksudnya menunggu janji martabaknya.

"Gue kayaknya nggak bisa, Mama gue udah nungguin gue," ucap Azka.

"Mama lo posesif banget, Ka," ucap Galang, mengingat jika Mamanya tidak begitu perduli dengannya.

"Posesif tanda sayang, lagian gue udah ada janji mau beliin martabak, kalau gue nggak pulang sekarang bisa-bisa gue tidur di luar," cerocos Azka.

"Gue juga mau pulang," ucap Kenzo.

"Lo dicariin nyokap lo juga?" tanya Alan.

"Belajar, besok sekolah." Jawab Kenzo.

"Yaudah gimana kalau kita party-nya besok, sepulang sekolah, gimana? Setuju?" tanya Alan.

Azka mengangguk singkat. "Gue pulang duluan," ucapnya, lalu menyalakan mesin motor Ninja-nya, dan pergi meninggalkan kawasan sirkuit.

"Bro, gue salut sama si Azka. Sekejam-kejamnya dia sama orang tetap takut sama emaknya," ucap Galang.

"Namanya juga bayik gede!" balas Zany, lantas mengundang tawa dari mereka semua.

•••

Azka terhenti di depan tukang martabak, untungnya martabak langganan Mamanya masih buka, kalau tidak entah bagaimana nasib Azka nanti.

"Mang, beli martabak dua, topping seperti biasa," ucap Azka kepada Mang Ucup.

"Siap, Den Azka!" ucap Mang Ucup.

"Pasti buat Mamanya ya, Den?" tanya Mang Ucup.

"Iya Mang, buat siapa lagi kalau bukan buat Mama saya? Lagian Mamang kasih mantra apaan dah di itu martabak sampai Mama saya suka banget," cerocos Azka, membuat Mang Ucup terkekeh geli mendengarnya.

Titik Terbaik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang