Awas Typo nya yaa..
.
.
.
.Samuel dan Samantha mengedarkan matanya ke seisi restoran yang mereka masuki. Ini restoran mewah dan berkelas, terlihat dari interior dan penampakan dari beberapa sajian, penampilan pelayannya dan penghuninya yang berkelas.
" Tuan, sebaiknya kami pulang saja." Samuel bersuara. Raut wajahnya menampilkan ketidak nyamanan apalagi para pengunjung memperhatikan keduanya yang mengenakan seragam sekolah. Bright tersenyum.
" Tidak apa, kalian jangan sungkan. Ayo, saya tahu kalian pasti lapar." Samantha dan Samuel saling melempar pandang. Bright melihat interaksi keduanya seperti sedang membuat kesepakatan.
Samantha menggaruk pelipisnya canggung. " Hmm tapi tuan, jika saya sedang lapar, porsi makan saya bisa banyak. Dan anda pasti akan bangkrut jika membawa kami makan ditempat mahal seperti ini." Bright tertawa mendengar penuturan Samantha. Imutnya. Bright mengangguk masih dengan menahan tawanya.
" Tidak masalah, kamu bisa makan sepuasnya. Ayo..." Bright berjalan mendahului. Sedangkan Samuel dan Samantha hanya pasrah menerima ajakan pria tersebut. Toh dia yang memaksa bukan? Jadi, jangan salahkan keduanya jika ATM pria itu akan sedikit terkuras habis oleh mereka.
" Kalian kembar?" Bright memulai percakapan setelah memesan beberapa menu makanan dengan jumlah porsi yang lumayan banyak.
Keduanya mengangguk. " Dia lebih tua 10 menit dariku tuan." Samantha menjawab seraya menunjuk Samuel.
Bright tersenyum kikuk. " Bisakah kalian tidak memanggilku tuan?" Samuel menatap Samantha sejenak.
" Lalu kami harus panggil apa?" Bright tersenyum.
" Bagaimana kalau kalian panggil saya paman saja. Sama seperti kalian memanggil Tay." Samantha ber'oh ria lalu mengernyit.
" Paman Tay?" Bright mengangguk membenarkan.
" Jadi paman temannya paman Tay?" Bright kembali mengangguk membenarkan pertanyaan Samuel.
" Kalau boleh paman tahu, siapa nama kalian?" Bright menatap keduanya lembut.
" Aku Samantha, paman bisa panggil aku Sam. Dan dia Samuel, mommy dan aku lebih suka memanggilnya El saja." Bright mengangguk-anggukkan kepala.
" Nama yang cantik." Puji Bright.
Kemudian percakapan ketiganya terhenti ketika tiga pelayan datang membawa beberapa menu dan menaruhnya diatas meja. Samantha dan Samuel tidak bisa menahan rasa takjubnya melihat hidangan yang tersaji di depan mereka.
" Paman ini banyak sekali." Samantha berujar dengan mata yang tak lepas dari lobster berukuran cukup besar di tengah meja. Bright terkekeh geli melihat ekspresi Samantha.
" Paman sengaja memesan banyak. Bukankah Sam bilang nafsu makanmu bisa bertambah saat lapar?" Tanpa rasa malu Samantha menganggukkan kepalanya. Samuel menggeleng kepalanya melihat tingkah adiknya yang tidak malu-malu jika berurusan dengan makanan.
" Samuel, kau juga. Ayo dimakan tidak perlu sungkan." Samuel tersenyum dan mulai menikmati beef steak yang ada dihadapannya.
" Haah jika ada mommy aku pasti akan berebut lobster ini dengannya." Bright mengernyit mendengar celetukan Samantha.
" Mommy kalian suka lobster?" Samantha dan Samuel mengangguk bersamaan.
" Mommy sangat suka seefood, terutama lobster. Makanya jika ada paman Lee ke rumah dia selalu membeli banyak lobster dan mommy juga Samantha akan sangat senang." Cerita Samuel, sedangkan Samantha hanya mengangguk membenarkan cerita kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel & Samantha
Romancehanya imajinasi author yang lagi bucin bucinnya sama couple brightwin. SG Marriage life family drama