Awas typo
.
.
.
.
.Jam sekolah sudah selesai dari 15 menit yang lalu, Samuel masih setia menunggu Samantha yang belum selesai mencatat tugas yang diberikan oleh wali kelas di depan kelas di temani oleh Nessa.
Setelah lima menit berlalu, kini El mulai melihat Sam membereskan barang-barangnya karena sudah selesai mencatat.
"Kamu sudah selesai?" Nessa bertanya ketika melihat Samantha kini sudah bergabung dengan Samuel dan dirinya.
Sambil membenarkan letak ranselnya, Samantha mengangguk kemudian melirik kembarannya sejenak.
"Nes, ini benar kita harus ----- per-gi?" Sam bertanya dengan sedikit ragu mengenai ajakan temannya itu makan di sebuah restoran Jepang kesukaannya.
Dengan penuh semangat Nessa menjawab dengan anggukan antusias.
"Tentu saja, anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku karena kalian berdua mau berteman denganku."
Samuel tersenyum hangat menatap gadis yang memiliki tinggi badan di bawahnya. Melihat hal tersebut tentu saja membuat Nessa lagi salah tingkah. Untuk kesekian kalinya jantungnya berdetak di atas batas normal, saking kencangnya membuatnya khawatir jika Samuel bisa mendengar detakannya yang begitu cepat.
"Kamu gadis baik, tidak ada alasan untuk kita tidak menerima ajakan pertemananmu." Timpal Samuel yang membuat lagi-lagi Nessa merasa bersyukur karena ia tidak salah lagi dalam menyukai seseorang.
Senyum manis Nessa berikan sebagai respon atas balasan ucapan yang Samuel berikan.
Tingkah keduanya tidak luput dari penglihatan Samantha terlebih sikap yang di tunjukkan Nessa pada kakak kembarnya itu.
Tanpa perlu di beri tahu pun, Sam sudah bisa menebak jika gadis itu menyukai kakaknya.
Ketiganya kemudian memilih untuk segera pergi meninggalkan sekolah. Dengan menaiki kendaraan Nessa yang sejak tadi sudah menunggu di gerbang sekolah, mobil SUV berwarna hitam metalik itu melesat meninggalkan kawasan sekolah menuju tempat yang mereka rencanakan sebelumnya.
.
.
.Dua wanita dengan perbedaan umur terlihat asyik menikmati waktu berdua dengan berbelanja barang terbaru dengan di ikuti dua orang bodyguard yang menjinjing beberapa paper bag dengan merk ternama yang berbeda-beda.
"Maafkan Tante ya atas sikap Bright yang masih saja bersikap dingin padamu." Yang tua menyentuh lengan yang muda dengan senyum hangatnya.
Tu, wanita itu hanya tersenyum tipis dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
"No problem, mungkin Bright masih belum bisa menerima dengan perjodohan ini, tapi Tante percaya sama saya. Tidak lama lagi Bright pasti akan jatuh ke pelukan saya dan menerima perjodohan ini dengan sukarela." Timpalnya dengan penuh percaya diri.
Ibu dari Bright hanya tersenyum mendengar ucapan dari calon menantunya itu.
"Good, Tante suka dengan sikap percaya diri kamu." Keduanya tertawa dan kembali melanjutkan langkah kaki keduanya untuk melihat-lihat kiranya apa lagi yang bisa menarik perhatian keduanya.
.
.
.
.Thanat duduk di samping wanita yang masih enggan untuk mengeluarkan sepatah kata pun sejak kedatangannya ke toko.
Awalnya Win cukup terkejut dengan kehadiran Thanat yang tiba-tiba ada di depannya sedangkan dua hari sebelumnya pria itu mengatakan bahwa dirinya akan berangkat ke Singapore untuk perjalanan bisnisnya dalam waktu satu Minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel & Samantha
Romancehanya imajinasi author yang lagi bucin bucinnya sama couple brightwin. SG Marriage life family drama