Bab 3 { Get the Wind up }

813 121 7
                                    

Ingatan manusia memang akan hilang seiring berjalannya waktu, akan tetapi kenangannya tidak akan pernah hilang. Apalagi kenangan itu di abadikan pada sebuah foto.

Itulah yang tengah Sakura lakukan kini agar ingatannya kembali. Hatinya terasa bergetar saat menyentuh tiap lembar foto pada album yang di sodorkan oleh Tsunade.

Jemari gadis itu terlihat menunjuk satu persatu foto dan menceritakan setiap kisahnya, "Ini foto pertama kali Itachi bebas dari penjara dan kau terlihat sangat menggemaskan saat menyodorkan jubah ketua klan Uchiha padanya," ucap Tsunade sembari terkekeh di iringi suara oing dari tonton yang setuju dengan ucapannya.

"Oh ... oh Sakura, coba lihat foto ini. Kalian sangat serasi pada foto festival musim gugur ini, sekalipun kalian tak berhadapan satu sama lain. Dress selutut orange yang kau kenakan dan kemeja merah yang di kenakan Itachi-sama menjadi tren untuk sepasang kekasih saat itu," Celoteh Shizune yang mulai rusuh ingin ikut bercerita.

"Benarkah?" Tanya Sakura yang mulai semakin tertarik dengan ceritanya.

"Ya, kami bahkan mengira kalian adalah sepasang kekasih saat itu!" Pekik Shizune dengan sangat bersemangat hingga tonton yang berada dalam pelukannya melompat pada pangkuan Tsundae karena sesak di peluk dengan sangat erat.

"Lalu, apa kalian tahu kapan kami mulai membangun sebuah hubungan atau berkencan?"

Tsunade nampak mengusap-usap dagunya dengan dua jari sembari terpejam. Lalu menjentikan jari dan berkata, "Kami tidak tahu kapan kalian membangun hubungan,"

Sunggingan senyuman kebanggan Tsunade membuat wajah suram Shizune terukir. Bagaimana bisa wanita itu menyerukan ketidaktahuannya dengan sangat percaya diri.

Sakura nampak tak perduli dengan jawaban itu dan kembali menatap pada setiap foto.

"Aku memang tidak tahu kapan bocah itu membangun hubungan denganmu karena untuk melihatnya mangap saja sangat sulit. Aku harus menggeplak belakang kepalanya dulu baru ia akan bicara. Seperti adiknya Sasuke, tapi aku tahu kapan kalian berkencan karena akulah perencanannya," ucap Tsunade lagi dengan tawanya yang benar-benar membuat Sakura ragu jika ia masih waras.

"Uhm ... kapan itu, Sa ... Sa ... Sandaime?"

Perempatan pada pelipis wanita itu seketika terukir saat mendengar Sakura salah menyebutkan namanya lagi. Untung saja ia menyebut nama gurunya, jika tidak Tsunade pasti akan langsung menghancurkan ruangan itu.

"Sa ... Sakura. ini Tsunade bukan Sandaime," ucap Shizune sembari memegang pundak wanita itu agar tak mengamuk.

"Oh, Tsunade. Tsunade kekasih dari Orochimaru kan? Yang suka main judi dan selalu kalah? Wanita yang selalu di goda oleh pria tua?" Celoteh Sakura membuat perempatan pada pelipis wanita itu kembali terukir lebih dalam.

Gemeretak tangannya benar-benar mengagetkan Sakura. Aura seramnya mulai keluar, ia pun seketika berdiri dan bertanya, "Siapa yang mengatakan itu semua?"

Shizune yang berada di belakangnya nampak menyilangkan tangan, membentuk huruf X sembari menggeleng seperti kerbau yang kupingnya tengah di gelitik, agar Sakura tak bicara. Tapi harap di maklum, ia sedang hilang ingatan jadi tak mengerti isyarat itu.

"Seseorang yang mengaku saudaraku, Yamanaka-Sai," jawabnya membuat Shizune menepuk jidat sembari bersandar lemas pada dinding.

"Oh, mayat hidup itu," gumamnya. Namun, Sakura terlihat hanya tertarik pada album di pangkuannya dan tak perduli pada aura menyeramkan yang menguar dari tubuh wanita itu.

"Genma!" Teriaknya membuat seorang pria dengan wajah suntuk menghampirinya secepat kilat.

"Ya, Tsunade-sama?" Ucapnya sembari menunduk hormat.

Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang