Kilauan perhiasan emas dan perak yang terjajar rapih pada meja rias di kamar itu, nampak tak menarik minat sang gadis musim semi. Juntaian berbagai macam warna kimono yang terbuat dengan bahan dasar sutra, yang di tunjukan oleh beberapa pelayan di rumah besar itu juga tak di lirik sedikitpun olehnya. Karena fikiran juga hatinya masih terpaut pada Itachi.
Ia benar-benar begitu khawatir dengan keadaannya sekarang. Ia juga merasa begitu bersalah karena sudah bertindak egois dan meninggalkannya begitu saja, di saat perasaan dalam hati mereka mulai kembali bersemi. Andai Itachi bisa memutuskan atau meminta waktu lebih untuk menentukan pilihannya, mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Sakura yang merasa begitu sesak dengan perasaannya pun tiba-tiba berdiri dari tempatnya dan membuat para pelayan itu tertunduk, karena takut berbuat kesalahan, "Sakura Hime ..."
"Aku ingin sendiri, tolong keluarlah," Ucapnya sembari perlahan berjalan ke teras balkoni.
Hembusan angin yang terasa cukup dingin saat ia membuka pintu kaca itu membuat air matanya terasa kembali membeku. Manik emeraldnya kini menatap lekat pada hamparan awan di sekitar halaman luar. Ia benar-benar masih tak percaya kalau Junichi bisa membangun rumah besar ini di atas langit perbatasan Konohagakure, hanya untuknya.
"Ohayo," Bisik sebuah suara yang membuatnya tersentak kaget dan langsung berbalik.
Gadis musim semi itu seketika terbelalak melihat Junichi sudah ada di belakangnya dengan pakaiannya yang lebih rapih dari beberapa saat lalu, "O ... Ohayo," Jawabnya dengan begitu ragu, sembari melirik pada tangan kanan Junichi yang tersembunyi di balik punggungnya.
"Tidurmu nyenyak?" Tanyanya lagi yang membuat gadis itu segera mengangguk pelan, agar sifat gilanya tidak keluar.
Netra ungunya kini terlihat menatap Sakura dari ujung kepala hingga kaki dengan begitu intents. Hingga membuatnya tak nyaman, "Apa kau tidak suka dengan pakaian juga perhiasan itu?"
"I ... itu ... itu terlalu mewah, aku tidak terbiasa memakai yang seperti itu,"
"Oh ya, aku lupa seleramu bukan yang seperti itu," Ucapnya sembari berjalan mendekat hingga Sakura terpojok, "Tapi sekarang kau adalah calon istriku dan harus terbiasa dengan gaya hidupku. Bagaimana ya?"
Sakura pun segera memalingkan wajahnya ke arah lain saat wajah pria itu semakin dekat dengannya, "A ... Aku akan mencoba menyesuakan diri,"
"Bagus, oh ya aku lupa. Ini untukmu,"
Manik emerald gadis itu seketika terbeliak begitu Junichi menyodorkan seekor kelinci putih yang ia sembunyikan di balik punggungnya sedari tadi, "Ini?" Tanyanya sembari mengambil hewan berbulu itu dengan hati-hati.
"Nafsu makanmu sangat rendah, aku fikir jika kau makan ini kau akan menjadi lebih lahap,"
"Hah? A ... Aku tidak mungkin memakannya,"
"Kenapa? Apa dia terlalu kecil?"
"Bukan, dia sangat lucu dan aku tidak bisa memakan sesuatu yang lucu," Alasannya yang sedikit aneh membuat Junichi mengernyit dalam sembari bersedekap, "Dia lucu? Dimana letak lucunya?"
Rasa senang karena telah menemukan mahluk hidup lain yang terasa lebih hangat dari orang-orang di sekitarnya, membuat Sakura tiba-tiba lupa akan rasa sedihnya dan malah menunjukan senyum termanisnya saat mengelus kelinci itu, "Bulunya sangat halus juga tebal, itu sangat lucu. Pipinya yang gembul juga membuatnya terlihat manis. Lalu mata merahnya ..."
Junichi seketika melayangkan tatapan tajam dengan aura mengerikannya saat Sakura mengatakan warna yang begitu ia benci di dunia ini. Untung saja Sakura sigap dalam situasinya sekarang hingga ia bisa membuat alasan dengan cepat, "Mata merahnya seperti buah ceri, Junichi apa kau tahu aku sangat menyukai buah itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akai Ito
FanfictionKembalinya Sakura ke desa Konohagakure, benar-benar membuat seluruh masyarakat hingga petinggi desa goncang. Ya, bagaimana tidak goncang? Gadis yang hilang selama setengah tahun itu adalah istri dari Rokudaime Uchiha Itachi yang baru saja naik jaba...