Ketukan jemari Itachi pada meja dini hari itu nampak terdengar menambah suasana suram ruangan hokage, karena moodnya benar-benar kacau. Deidara, Kakashi dan Tsunade yang duduk di hadapannya nampak terlihat tegang, menanti sulung Uchiha itu berbicara.
"Itachi sampai kapan kau bertopang dagu seperti itu? Wajahmu tidak akan merosot jika duduk dengan tegak!" Gerutu Tsunade yang mulai kesal dengan sikap diamnya.
"Ini masih pukul dua pagi, apa Sakura mengusirmu dari rumah atau kau kesepian hingga mengundang kami?" Sambung Deidara yang terlihat masih setengah sadar dan beberapakali terantuk pada meja.
Kakashi juga nampak menghela napas sembari menyandarkan punggungnya pada kursi, "Yare-yare, sepertinya siksaanku belum berakhir,"
"Apa kalian melakukan sesuatu pada Sakura hingga ia berubah drastis sekarang?"
Tsunade maupun Deidara kini serempak menatap Kakashi yang ada di tengah mereka berbarengan, "Apa? Aku hanya berdiam diri di kantor sepanjang hari," Ucapnya sembari bersedekap dan mendelik seolah tak tahu apapun.
Tiba-tiba Tsunade dan Deidara kembali kompak menjewer kupingnya hingga pria perak itu kaget, "Ittai! Ya, ya aku akan mengaku tapi jangan tarik kupingku!" Teriaknya membuat keduanya sepakat melepaskan pria perak itu.
"Beberapa hari yang lalu Sakura datang kemari. Ia menanyakan banyak hal tentangmu dan yang membuatku terkejut ia juga membawa surat cerai yang belum kau tandatangani ...."
Brak!
Tsunade seketika menggebrak meja hingga terukir retakan di sana, "Kau ingin menceraikan muridku, sialan!" Teriaknya sembari mencengkram kerah pakaian sulung Uchiha itu.
"Bagiku hubungan hanya formalitas saja. Sekalipun hubungan itu hancur hati kami akan selalu terhubung,"
Cengkraman Tsunade perlahan melonggar saat ia menangkap sorot keseriusan pada tatapan matanya yang tak berkedip ketika mengatakan pendapatnya itu. Ia seketika mendecih kesal karena tak bisa merubah pemikirannya anehnya itu.
Ia pun segera melepasnya lalu mendudukan diri dengan kencang, membuat Kakashi langsung menahan kursinya agar ia tidak terjengkang.
"Seperti halnya Izumi, benar?" Tanya Tsunade yang membuatnya seketika terbelalak, "Aku tahu jadi jangan pasang ekspresi memuakkan itu. Hatimu masih terhubung dengan Izumi, maka dari itu kau terus berfikir ribuan kali untuk menyerang Junichi kan?"
"Jika masalahnya adalah Izumi-chan, maka aku akan mencoba membawanya pulang kali ini!" Teriak Deidara dengan sangat bersemangat.
"Dua ratus kali ..." Gumam Itachi sembari menundukan kepalanya lebih dalam.
"Apa?"
"Dua ratus kali kau mengatakan hal itu tapi kau selalu kembali dengan tangan kosong dan kau juga selalu pulang dengan seperempat nyawa," Ucap Kakashi mewakili kata yang akan terlontar dari sulung Uchiha itu.
"Tapi kali ini aku yakin ...."
"Kakashi, lanjutkan ucapanmu barusan," Sela Itachi membuat pria bersurai keemasan itu menjadi kesal dan langsung kembali duduk sembari mendengus.
"Shikamaru menjelaskan semua rahasiamu pada Sakura sekalipun sudah ku larang. Ia nampak sangat sedih dan aku kira Sakura akan meninggalkanmu, jadi aku menyamar agar ia tak berfikir untuk meninggalkanmu,"
"Menyamar? Menyamar jadi apa?"
"Menjadi Jiraiya-sama,"
Plak!
Pukulan keras dari Tsunade seketika mendarat di kepala pria perak itu hingga dagunya membentur meja, "Ittai!"
"Beraninya kau menyamar menjadi rekanku!" Teriaknya membuat pria perak itu segera kabur ke belakang kursi Itachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akai Ito
FanfictionKembalinya Sakura ke desa Konohagakure, benar-benar membuat seluruh masyarakat hingga petinggi desa goncang. Ya, bagaimana tidak goncang? Gadis yang hilang selama setengah tahun itu adalah istri dari Rokudaime Uchiha Itachi yang baru saja naik jaba...