Bab 17 { Surrender }

479 78 13
                                    

Debuman keras di iringi hembusan angin yang sangat kencang di tengah-tengah halaman utama kuil seketika membuat semua orang panik dan serempak berlari ke sisi. Sementara para anbu juga beberapa shinobi lain nampak segera mengelilingi Itachi dan Sakura sembari mengacungkan senjata, bersiaga melindunginya.

Saat Itachi mengibaskan tangannya untuk menghilangkan debu yang berterbangan. Manik onyxnya sekeketika membidik tajam pada dua sosok berjubah putih yang mulai samar-samar terlihat di tengah halaman kuil itu. Mereka nampak kesulitan untuk berdiri hingga Itachi harus mengisyaratkan beberapa anbu mendekat dan membantunya.

Sulung Uchiha itu nampak semakin waspada melihat sikap mereka yang tidak melawan sedikitpun. Keduanya bahkan terlihat langsung menerima uluran bantuan dari para anbu untuk berdiri. Saat mereka tengah di tuntun menuju ke hadapan Itachi, tiba-tiba angin kembali berhembus kencang dan langsung menyingkap tudung jubah yang menutupi setengah wajah mereka.

Itachi seketika terperanga tak percaya saat melihat salah satu sosok itu merupakan seorang gadis bermanik coklat yang begitu ia kenal. Saat sosok itu melirik ke arahnya, jantungnya seketika berdebar dengan begitu kencang bak ombak di lautan saat badai.

"Izumi ... " Gumamnya dengan nada bergetar, membuat sang gadis musim semi yang berada di dalam dekapannya mendongak dengan tatapan tak mengertinya.

Sosok Izumi itu nampak tersenyum manis begitu mendengar namanya di panggil dengan samar-samar. Saat ia akan kembali melangkahkan kakinya untuk mendekat, Izumi tiba-tiba mengurungkan niatnya begitu melihat Itachi menurunkan tangannya, menunjukan sosok seorang gadis yang tengah berada di dalam dekapannya.

Senyuman manisnya seketika berubah menjadi senyuman getir saat ia melihat kilau cincin pada telunjuk sulung Uchiha itu. Perlahan namun pasti Izumi pun segera mundur saat Sakura menoleh, menatapnya dengan sorot bingung.

"Anata, apa dia ..." Pertanyaan gadis itu seketika terhenti begitu ia melihat suaminya kini menatap lekat pada sosok Izumi.

Perasaan di dalam hatinya kini tergambar jelas pada air mata yang jatuh menetes. Tangannya yang sedingin es begitu menunjukan bagaimana rasa terkejutnya pria itu saat ini. Masyarakat yang juga masih tak menyangka dengan kejadian itu nampak terdiam membuat suasana semakin sendu juga beku.

Saat ia akan melepaskan tangan Itachi yang masih merangkul bahunya, pria itu seketika tersadar dari lamunannya dan segera menyeka pipinya. Rasa bersalah kini terpancar jelas saat ia menatap raut wajah sang gadis musim semi yang terlihat begitu terluka akan tindakan spontannya beberapa saat lalu.

Sakura yang merasa tidak enak telah mengganggu momen indah pertemuan kembali mereka pun segera menundukan pandangannya. Saat ia akan mundur, Itachi buru-buru menahan tangannya lalu merangkul bahunya sembari menggeleng pelan, mengisyaratkan agar ia tak pergi dari sisinya.

Izumi yang melihat kedekatan mereka yang begitu kentara, seketika tertunduk menahan rasa sakit pada hatinya sembari tersenyun tipis. Saat seorang anbu akan menyampirkan kain selimut padanya, Izumi buru-buru menyeka pipinya yang basah dan kembali menatap mereka.

"Gomennasai, rokudaime-sama kami telah menyelesaikan misi yang anda berikan tadi. Namun, dalam perjalanan pulang kami tak menduga bertemu Hatake-sama dan Sarutobi-sama yang langsung melempar kami kemari. Sekali lagi maafkan kami atas kekacauan yang terjadi," Ucap salah satu sosok anbu berjubah putih di sisi Izumi.

"Hatake-Kakashi?" Ulang Sakura sembari melirik pada Itachi dengan tatapan penuh tanya, "Senseiku melempar kalian? Tapi kenapa?"

"Kita bicarakan ini di kantorku. Lee, tolong bubarkan masyarakat dan Sakura ... Pulanglah dulu bersama ibumu. Nanti aku akan menjemput setelah masalah ini selesai," ucapnya sembari mengecup singkat kening gadis musim semi itu.

Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang