Bab 12 { Clarity }

572 83 2
                                    

Deburan ombak yang menenangkan, cahaya senja yang terasa hangat dan suara camar di sekelilingnya, membuat Itachi yang tengah berdiri di bibir pantai tersenyum simpul. Saat ia mengulurkan tangannya, percikan air laut seketika melompat pada telapaknya hingga ia terkekeh kecil.

"Itachi-kun!" Panggil sebuah suara yang terdengar begitu manis juga menghangatkan hati, membuat senyumannya semakin terkembang.

Saat ia berbalik seorang gadis bersurai kecoklatan tiba-tiba melompat dan menghamburkan pelukan padanya hingga hampir membuat pria itu terjatuh.

Tetes-tetes air mata kini jatuh pada pipinya saat ia membalas pelukan gadis itu. Perlahan gadis yang merupakan Izumi itu melepaskan pelukannya lalu menyetuh pipinya. Sunggingan senyuman kini terukir pada bibirnya saat melihat manik mata pria itu tiba-tiba berubah menjadi merah.

"Izumi, aku sangat merindukanmu," Ucapnya membuat gadis itu mengernyit.

Gadis itu tiba-tiba meninju bahunya lalu bersedekap dengan raut kesal, "Jika kau merindukanku lalu kenapa kau tidak kunjung menjemputku pulang hmm?"

"Aku belum menemukan lokasimu. Apa kau bisa memberiku petunjuk?"

Izumi tiba-tiba mematung mendapatkan pertanyaan itu lalu menggeleng pelan, "Jika aku memberitahumu, Kakak Junichi akan menyegel kemampuanku dan kita tidak bisa berkomunikasi lewat fikiran lagi,"

"Tapi ... "

Izumi yang tidak ingin membahasnya lebih lanjut pun, segera menuntunnya untuk duduk pada sebuah batu karang, "Bagaimana kabar Sakura-chan? Ia pasti sudah dewasa dan sangat cantik kan?" Celotehnya membuat sulung Uchiha itu menatapnya dengan penuh afeksi lalu tersenyum tipis.

"Hmm, ia sekarang baik-baik saja dan ... Dia juga lebih cantik darimu," Ledeknya sembari menjawil hidung gadis itu.

Izumi yang tak suka di perlakukan seperti itu pun segera menepisnya dengan wajah cemberut lalu menatapnya dengan tajam.

"Sakura-chan memang lebih cantik dariku tapi ... Kenapa raut wajahmu seperti itu saat mengatakannya? Apa kau tengah di landa masalah?" Ucapnya sembari menotol pipi tirus sulung Uchiha itu.

"Masalah adalah makananku sehari-hari,"

"Hmm apa kau tidak bisa menyelesaikannya?"

"Kau pernah bilang kalau aku bisa membereskan masalah apapun. Apa kini kau meragukanku?" Sambungnya membuat Izumi langsung menggulirkan matanya ke langit-langit senja yang semakin merah.

"Hmm, ya juga sih. Apa aku boleh tahu masalah apa yang membuat wajahmu berkerut seperti ini?"
Tanyanya sembari memperhatikan dengan teliti setiap inchi wajah sulung Uchiha itu.

"Menjadi rokudaime, kepala klan sekaligus .... Menjadi seorang suami itu bukan hal yang mudah. Apalagi di lakukan dalam satu waktu," Jawab Itachi sembari langsung memalingkan wajahnya, dengan sedikit tertunduk.

"Apa saudaraku berulah lagi?'

Sulung Uchiha itu kembali melirik pada Izumi lalu tersenyum tipis, "Jika Junichi tidak berulah akan sangat aneh kan?"

"Benar sih. Dia memang biang onar, tapi apa dia mengganggu Sakura-chan lagi?"

"Entahlah,"

Izumi yang mengerti dengan sikapnya yang tak ingin menjawab pun, perlahan memberanikan diri menggenggam tangannya, "Aku tahu kakak Junichi telah membuat kerusakan yang sangat parah di desa. Tapi aku mohon sebesar apapun kesalahannya. Tolong jangan habisi dia," Pinta Izumi dengan tatapan berkaca-kaca, sembari mengecup punggung tangannya lalu menyandarkan kepalanya pada bahu sulung Uchiha itu.

Itachi kini di landa kebimbangan besar. Tiang gantung untuk Junichi sudah ada di depan mata, tapi melihat Izumi memohon seperti ini membuat keyakinannya goyah.

Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang