Di hari yang cukup terik pada pertengahan musim kemarau. Itachi yang tengah berdiri di sisi tebing harus menahan panasnya mentari karena tengah memantau pembangunan bendungan baru yang tak jauh dari desa.
Sorot manik onyxnya nampak redup, selain karena lelah dengan pekerjaan yang menumpuk. Ia juga sangat jarang beristirahat karena terus mencari keberadaan istrinya, Uchiha-Sakura yang menghilang entah kemana saat berakhirnya perang dunia beberapa bulan lalu.
Semilir angin yang berhembus cukup kencang kini mengibaskan anak rambut sang sulung Uchiha. Beberapa kali ia terlihat membenarkan posisi hitae-ate nya yang terus merosot karena rambutnya yang licin. Hingga tiba-tiba saat ia akan membenarkannya lagi, sebuah tangan sudah menahannya.
Tanpa banyak berbicara ia menepis tangan itu dan kembali membaca berkas di tangannya, "Konan, ada apa kemari?" Tanyanya pada sosok wanita berambut ungu yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya itu.
"Kau sudah berdiri selama lima jam di tebing ini. Apa kau tidak lelah atau kepanasan?" Ucap wanita itu sembari mengulurkan tangannya untuk mengusap bulir keringat yang turun dari pelipis sulung Uchiha itu.
Tetapi lagi-lagi Itachi memalingkan wajahnya dan berjalan maju beberapa langkah darinya. Wajahnya nampak mengguratkan ketidaksukaan pada perhatian berlebih yang di berikan oleh wanita itu.
"Jika tidak ada sesuatu yang penting, pergilah. Aku sibuk," ucap Itachi dengan nada dinginnya seperti biasa.
Konan terdengar mendecak tak suka dan mencoba kembali mendekat, tetapi tiba-tiba Itachi melebur menjadi puluhan gagak yang langsung menghilang dari sana.
Daripada berhadapan dengan Konan, Itachi lebih memilih kabur ke kantornya dan langsung menghempaskan dirinya pada sebuah sofa di sudut ruangan. Saat ia mulai mengantuk karena terus membaca berkas-berkas itu, sebuah ketukan kencang seketika menyentaknya.
Sebuah deheman keras seketika terdengar dan membuat sosok yang mengetuk pintu itu masuk dengan wajah malasnya. Pria Nara itu terlihat langsung duduk di sebuah kursi tepat di sisinya, tanpa menunggu izinnya karna sudah terbiasa seperti itu.
Tanpa basa-basi ia langsung melontarkan penjelasan apa yang harus di kerjakan Itachi sembari menyodorkan kertas-kertas pada mejanya. Shikamaru yang sudah tahu sifatnya hanya menjawab pada topik utama kini merasa aneh, karena Itachi tak menjawab apapun.
Shikamaru yang semakin penasaran pun mengintip dari balik kertas yang menutupi wajahnya dan menemukan Itachi sudah tertidur. Dengan tangan masih memegang kertas di atas dahinya.
Pria Nara itu nampak menghela napas sembari menggeleng pelan. Ia merasa sedikit iba pada Itachi karena terus menahan dukanya sendiri dengan menenggelamkan diri pada kesibukan pekerjaan. Jika saja ia mau sedikit berbagi dukanya mungkin pria itu sudah bisa move-on dari Sakura.
Dengan begitu hati-hati Shikamaru mengambil kertas itu dan membenarkan posisi tangannya. Ia pun segera bangkit lalu keluar dari sana membiarkan sulung Uchiha itu beristirahat karena sudah hampir satu minggu ia tidak tidur.
Jam demi jam berlalu terus berlalu dan tak terasa langit sudah gelap saat sulung Uchiha itu bangun. Perlahan ia mendudukan diri sembari memijat keningnya yang kini terasa pening dan langsung mengambil salah satu kertas pada tumpukan berkas di mejanya.
Tok .... Tok ....
"Rokudaime-sama. Ini saya, Hatake-Kakashi ingin memberikan laporan mengenai Sakura,"
Itachi yang sudah lelah dengan laporan nihil para anak buahnya pun menghela pelan lalu bersandar pada sofa itu, "Pergilah, senpai. Aku lelah,"
Saat ia baru akan memejamkan lagi matanya, tiba-tiba terdengar pintu itu terbuka. Ia yang tak ingin menelan kekecewaan lagi pun nampak tak memperdulikannya dan lebih memilih berpura-pura tidur untuk menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akai Ito
FanfictionKembalinya Sakura ke desa Konohagakure, benar-benar membuat seluruh masyarakat hingga petinggi desa goncang. Ya, bagaimana tidak goncang? Gadis yang hilang selama setengah tahun itu adalah istri dari Rokudaime Uchiha Itachi yang baru saja naik jaba...