"Pergi!"
"Aku tidak akan pergi sebelum kau mendengar segalanya sakura! Kaulah yang mencoba menghabisi kakakku. Jadi jangan berpura-pura hilang ingatan, aku tahu kau pasti berbohong!"
Teriakan Sasuke dan isak tangis Sakura yang terdengar sangat lantang di kamar itu. Membuat Itachi semakin mempercepat langkahnya ke sana. Ia begitu terkejut melihat sang gadis musim semi sudah terduduk di sudut kamar dengan begitu ketakutan.
Berulangkali ia juga terlihat melempar barang-barang pada Sasuke, membuat bunga Uchiha itu terus mundur hingga menabrak Itachi. Manik onyx mereka yang beradu satu sama lain membuat suasana ruangan itu semakin suram.
Ia yang tahu kakaknya tengah begitu marah kini, buru-buru menunduk lalu kabur dari sana. Helaan napas yang begitu pelan ia hembuskan agar hatinya bisa kembali tenang. Entah apa yang Sasuke fikirkan hingga bisa berkata buruk, walau ia sudah tahu situasi sebenarnya.
Hatinya kembali tersayat melihat kondisi Sakura yang terlihat mencoba terus tegar walau fikirannya begitu tertekan. Melihat gelagatnya yang akan mendekat, Sakura buru-buru meraih sebuah gelas di atas meja kecil lalu menodongkan padanya, "Jangan berani mendekat! Aku tidak akan segan melukaimu jika maju satu langkah lagi!"
Namun, Itachi nampak tak gentar dengan ancaman itu. Ia pun terus melangkah maju walau di lempari banyak barang yang hampir melukai tubuhnya. Shizune, Tsunade dan Sai nampak mengintip di balik pintu karena takut terkena lemparannya.
Prang!
Sebuah gelas kaca berhasil mengenai pelipis kiri sanb sulung uchiha namun itu tak menghentikan langkahnya. Tapak darah dari kakinya yang menginjak pecahan barang di lantai terlihat semakin banyak.
Tidak ada yang bisa menghentikan hati untuk mencapai cintanya sekalipun melalui jalan yang menyakitkan.
Hanya itu yang di yakini sang sulung Uchiha hingga ia berani melangkah walau jalan yang ia tapaki sangat terjal juga menyakitkan. Hatinya sudah begitu mencintai sang gadis musim semi, hingga semua perasaan maupun segala hal tentangnya tidak lagi ia perdulikan. Kini ia hanya mengutamakan bagaimana perasaan juga keinginan gadis itu.
Saat langkahnya terhenti di sisi gadis itu, ia terus saja menepis uluran tangan Itachi. Ketika ia mencoba bergeser menjauh, tiba-tiba sulung Uchiha itu memeluknya. Berulangkali ia mencoba berontak melepasnya, namun pria itu tetap mempertahankan pelukannya hingga tetes air matanya terasa jatuh pada pundaknya.
"Sakura," Bisiknya membuat gadis musim semi itu berhenti memukulnya, karena teringat sebuah suara yang selalu memanggilnya seperti itu, "Aku ada di sini kau tidak perlu takut,"
Perlahan perisai kristal terbentuk pada manik emerald Sakura yang masih terbelalak kaget dengan suara yang terasa menggema dalam fikiran juga hatinya itu.
"Gomen-nee, aku memang tidak becus menjagamu,"
Perisai itu seketika pecah menjadi air mata saat Itachi menggumamkan permintaan maaf yang terasa begitu tulus. Gadis itu tiba-tiba menangis sejadi-jadinya sembari membalas pelukan Itachi.
Tsunade dan Shizune yang melihat kini juga ikut berkaca-kaca melihat pemandangan itu. Sementara Sai malah memperhatikan dengan bingung, kenapa gadis itu tiba-tiba menangis padahal Itachi lah yang terluka.
Mereka yang tak ingin mengganggu momen mengharukan itu pun segera pergi dari sana. Membiarkan keduanya hanyut dalam kerinduan yang terpendam cukup lama.
Setelah satu jam akhirnya Sakura bisa tenang dan terlelap dalam pelukan sang sulung Uchiha. Jemarinya nampak terus memegang kerah pakaiannya seolah tak ingin pria itu pergi.
Namun, denyutan rasa sakit pada kaki juga pelipisnya membuat Itachi harus membaringkannya. Setelah ia membaringkannya di ranjang, ujung pakaiannya tiba-tiba tertahan oleh gelang sang gadis musim semi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akai Ito
FanfictionKembalinya Sakura ke desa Konohagakure, benar-benar membuat seluruh masyarakat hingga petinggi desa goncang. Ya, bagaimana tidak goncang? Gadis yang hilang selama setengah tahun itu adalah istri dari Rokudaime Uchiha Itachi yang baru saja naik jaba...