Bab 6 { A Speack Of Light }

709 103 13
                                    

Sudah beberapa menit berlalu, Itachi tak kunjung kembali dan itu membuat Sakura sedikit gusar. Kemeriahan acara itu kini terasa hambar, ia sangat ingin pulang sekarang.

Tiba-tiba sebuah tepukan mendarat pada pundaknya membuat gadis itu tersentak kaget. Manik emeraldnya kini terlihat sedikit tenang begitu mengetahui sosok yang menepuknya adalah Itachi.

"Kau sangat lama," ucapnya sembari mengerucutkan bibir, membuat sulung Uchiha itu menyunggingkan senyum simpul sembari kembali duduk di sisinya.

"Tadi ..."

Saat ia akan berbicara tiba-tiba Sakura menyentuh pipinya sembari menatap lekat pada sebuah luka pada bibirnya, "Ini .... Kau kenapa? Apa kau habis berkelahi?"

Itachi pun segera menurunkan tangan gadis itu dengan perlahan, "Aku menabrak tiang listrik tadi karena lampu di gang itu mati,"

"Kau yakin? Tapi luka ini seperti bekas goresan atau gigitan?"

"Ya, aku menabrak tiang listrik dan saat terjatuh wajahku tergores jadi seperti ini,"

Sakura nampak mengernyit tak percaya, apalagi saat pria itu buru-buru memalingkan wajahnya lalu meminum secangkir soju.

"Itachi," Panggilnya sembari menyentuh punggung tangan pria itu, "Aku lelah. Apa kita bisa pulang?" Tanyanya membuat sulung Uchiha itu mengangguk.

Acara pun selesai lebih cepat dari dugaan semua orang. Sepanjang jalan keduanya nampak membisu, berkutat pada fikirannya masing-masing. Sakura dengan kecurigaannya, Itachi dengan kekhawatirannya.

Sesampainya di rumah setelah Itachi membantunya membersihkan diri dan membaringkan gadis itu. Itachi yang sudah berniat untuk menulis surat pada daimyo akan penggantian posisinya sementara waktu di ruang kerja. Tiba-tiba tertahan karena sang gadis musim semi menahan pergelangan tangannya.

Itachi pun terpaksa duduk bersandar di sisinya sembari membelai lembut pipinya, "Ada apa?"

"Uhmm Arigatou nee,"

"Hmm, untuk apa?"

"Itu ... Karena kau mau terus bersabar menghadapiku dan mengurusku selama ini,"

Sulung Uchiha itu seketika terkekeh mendengarnya, lalu mengusap pucuk kepala gadis itu, "Sudah kewajibanku melakukan semua itu. Jadi kau tidak perlu berterimakasih,"

"Uhmm kalau begitu kapan kau akan melepaskanku?" Tanyanya membuat Itachi seketika mematung.

Sikapnya yang terus diam, tak tahu harus menjawab apa. Membuat gadis itu kebingungan dan berinisiatif menepuk-bepuk pundaknya, "Itachi, kenapa kau diam?"

"Oh ... Uhmm Aku barusan ketiduran," jawabnya sembari terkekeh pelan.

"Dengan mata terbuka?"

"Ya, kadang aku tertidur dengan mata terbuka. Sekarang kau tidurlah, besok Tsunade-sama akan datang mengobatimu pagi-pagi sekali. Kau ingin cepat bisa kembali berjalan dan beraktifitas seperti biasa kan?" ucapnya sembari menutup mata Sakura dengan tangannya namun langsung di tahan oleh gadis itu.

"Chotto, kau belum menjawab pertanyaanku,"

"Yang mana?" Tanyanya sembari mengerling, berpura-pura tak mengerti.

"Hish, itu yang tadi. Kapan kau akan membebaskanku?"

"Apa aku memperlakukanmu seperti seorang tawanan?" Tanyanya lagi membuat Sakura seketika memalingkan wajahnya karena merasa tak enak dengan ucapan pria itu, "Uhmm tidak,"

"Kalau begitu tidurlah,"

"Tidak, ada sesuatu yang masih ingin ku tanyakan dan ku ceritakan,"

Itachi kini meminggirkan posisi bersandarnya dan menatapnya dengan lekat hingga semburat kemerahan kembali terlukis pada pipi gadis itu, "Katakan,"

Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang