Kedamaian hati Itachi kini terusik dengan laporan penelitian terbaru Tsunade yang mengatakan jika ternyata ingatan Sakura di segel oleh sebuah jutsu. Tidak ada yang bisa memecah jutsu itu kecuali oleh orang yang menerapkanya atau oleh Sakura sendiri.
Itachi kini benar-benar yakin ada sesuatu yang berharga di dalam kepala Sakura dan mereka berusaha melindunginya dengan menyegel ingatan gadis itu.
Ketukan dari jemarinya pada meja membuat Ibiki yang ada di hadapannya tak bisa mengatakan apapun karena Itachi pastinya tengah mempertimbangkan sesuatu atau memikirkan jalan keluar dari masalah ini.
"Ino tengah mengandung, Sakura takut pada orang baru," Gumamnya.
"Saya bisa membuka fikiran Sakura dengan menyamar sebagai Ino jika anda mau Rokudaime-sama," ucap Ibiki memecah lamunannya.
"Efeknya akan sangat menyakitkan jika kita membuka paksa memori seseorang yang tersegel, Ibiki-sama. Aku tidak mau mengambil resiko yang membahayakan nyawanya,"
"Tapi kita tidak ada waktu lagi untuk menguak pergerakan Junichi-sama. Hanya Sakura bagian dari anbu Akai Sora yang tersisa, ia satu-satunya kunci kita Rokudaime-sama. Saya harap anda bisa mengambil langkah tegas, sebagai seorang pemimpin ...."
"Aku tidak boleh melibatkan emosi dan hatiku saat menghadapi masalah desa. Aku tahu itu Ibiki-sama tapi dalam hal ini Sakura tak boleh terluka sedikitpun," sela Itachi sembari membenarkan kacamatanya yang merosot.
"Lalu apa yang akan anda lakukan Rokudaime-sama? Cepat katakan sebelum rambutku tumbuh," Tanya Ibiki yang sudah semakin gemas akan ketenangan sikap sulung Uchiha itu.
Itachi seketika mengernyit lalu tersenyum simpul, "Pfft aku memang sengaja membuatmu stress agar rambutmu cepat tumbuh,"
"Rokudaime-sama ..." Panggilnya dengan nada merengek membuat pria itu semakin terkekeh geli
"Hmm?"
"Katakan,"
"Apa lagi?"
"Jalan keluar masalah ini,"
"Menunggu," jawabnya dengan singkat sembari menyunggingkan senyum mengesalkannya.
Brak!
Pria itu seketika membenturkan kepalanya pada meja dengan keras membuat Itachi terkejut, "Kami-sama kenapa aku harus mendampingi hokage seperti dia. Apa tidak cukup Tsunade-sama saja yang menyiksaku," Gumamnya membuat Itachi kembali terkekeh.
Tiba-tiba sulung uchiha itu mengulurkan tangannya, menepuk-nepuk bahu Ibiki sembari tersenyum simpil, "Bersabarlah, sebentar lagi juga aku akan pergi,"
Ibiki seketika mendongak dan menatapnya dengan tak percaya, "Apa maksud anda Rokudaime-sama? Apa Konoha akan terbagi menjadi dua lagi? Atau apakah akan ada peperangan lagi? Atau .... "
Itachi pun menghela napas dan merapatkan kembali bibirnya. Perlahan ia berdiri, lalu berjalan ke arah jendela di belakangnya. Saat ia bersandar pada salah satu sisi jendela sembari bersedekap. Angin yang terasa cukup dingin seketika berhembus masuk ke ruangan itu membuat Ibiki juga ikut bangkit dan berdiri di sisinya, "Kau merasakannya juga kan?"
Ibiki seketika menggangguk, "Ini adalah angin perubahan Rokudaime-sama. Saya bisa merasakannya,"
"Angin ini juga pertanda kematian rubah tua bangka itu sudah dekat," ucapnya yang kini sembari melirik Ibiki dengan raut yang begitu serius, "Jika tiba saatnya, rahasiakan kepergianku dari Sakura dan tolong jangan buat dia merasa sendirian,"
"Tapi Rokudaime-sama anda tidak boleh pergi. Konoha akan hancur, tidak hanya itu klan Uchiha juga akan jadi yatim piatu,"
"Itu tidak akan terjadi. Aku telah menunjuk beberapa orang dengan kandidat terkuat untuk menggantikanku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akai Ito
FanfictionKembalinya Sakura ke desa Konohagakure, benar-benar membuat seluruh masyarakat hingga petinggi desa goncang. Ya, bagaimana tidak goncang? Gadis yang hilang selama setengah tahun itu adalah istri dari Rokudaime Uchiha Itachi yang baru saja naik jaba...