Reva telah mengambil uangnya, dan ternyata ada gamis yang tadi malam ia minta pada sahabatnya.
Dia langsung kembali ke kamarnyaa untuk memperlihatkan pada temamanya, gamis yang di pesan untuk Siska.
"Assalamualakum," salam Reva ketika masuk kamarnya.
"Waalaikumussalm," jawab tiga orang yang berada di kamar.
"Mb Siska gak kesini?" Tanya Reva.
"Gak lah, pasti lagi beres-beres," jawab Ayu.
"Bawa apa kamu?" Tanya Lilis.
"Pesanan kita buat mb Siska."
"Loh, udah nyampe?" Tanya Lili duduk di samping Reva. Reva menangguk.
"Sampe kapan?" Tanya Lili.
"Jam berapanya gak tau, tapi tadi udah di dalem, katanya di ambil di toko Yang di luar pesantren."
Mereka menangguk, lalu meminta buat di buka mereka penasaran seperti apa.
Ayu, Lilis dan Lili syok ketika melihat gamisnya, abaya turki, dan ini cukup mahal.
"Rev, kamu gak salah?" Tanya Ayu.
"Salah gimana?"
"Ini mahal loh," timpal Lilis.
"Emang kenapa?" Heran Reva.
"Yaa, gak kenapa-kenapa, tapi aku pikir beli gamis yang harga 200ribu." Kata Ayu
"Dan ini," ayu memegang gamis "hampir satu juta loh," lanjutnya.
"Kok bisa tau?"
"Ini pernah di paki sama ning Salma, tahun kemarin saat berkunjung kesini." Kata lilis.
"Tapi ini bukan bekas."
"Eh, maksunya modelnya persis sama yang di pakai ning Salam,'
"Siapa sih ning Salma?" Tanya Reva.
"Dia Anak dari Kyai Adam, pondok Al Hakim," kata Lili.
"Dan, orangnya sombong banget, padahal dia anak kyai, tapi pamer-pamer apa yang dia pakai," timpal Ayu.
"Iya, pas tahun kemarin kesini, gayanya selangit," kata Lilis.
"Jadi kita patungan berapa?" Tanya Lili.
"Gak usah, lagian ini udah di bayar orang tua aku," bohongnya, padahal dia yang bayar, apa lagi uang-uang dari balapan ia dapat lumayan banyak, dan sahabtnya yang memegang, jika ia perlu apa-apa tinggal hubungi sahabtnya.
"Ya gak bisa gitu dong," kata Lili.
"Ini hargaya mahal, gak mungkin kita ga patungan," lanju lili.
"Betul, sesuai kemarin kita patungan," timpal Ayu.
"Betul, patungan berapa?" Kata Lilia.
Mereka terus berdebat soal patungan gamis, dan tentu Reva menolak, karena semua tidak ada yang mau, Reva pun meminta Temanya menlaktir Reva sebagai ganti patungan Reva, dan berapa lama berpikir mereka pun mau.
Reva pun tersenyum, dan dia akan membeli makan yang bisa di makan bersama-sama nantinya jika temanya akan menlaktirnya.
**
Reva dan temanya memeluk Siska bergantian karena Siska akan segera pergi, tentu Reva sudah berpamitan pada pemilik pesantrn yang sudah mendidiknya.Dan sekarang di depan gerabang hanya Ada Reva dan temanya.
"Pasti kita bakal kangen banget," kata Reva.
"Jangan lupain kita ya," timpal Ayu.
"Iya, jangan mentang-mentang udah gak dusini kiita di lupain." Lilis ikut buka suar.
"Jagan lupa, mapir kepesantren buat main sama kita."
Siska tersenyum, bahagia mepunyai teman seperti Mereka, dan Reva walau baru kenal pun dia ikut menyayanginya
"Aku gak baka lupain kalian, aku juga pasti kangen kalian, dan semoga ya aku bisa main-main kesini." Jawab Siskaa atas peranyaan-pertanyaan temanya.
Reva pun memberikan kotak yang berisi gamis pada siska. "Ini kado dari kami, semoga suka ya."
Siska menerima dengan haru "terimakasih."
**
Gus Alvi dan ustadz Arul sedang berkeliking di pesantrn, untuk melihat keadaan pesabtren, namun mereka di kejutkan ketika melihat seseorang yang berada di atas pohon mangga."Hey! Siapa yang ada di atas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA GUS TAMPAN
RomanceIni bakal berubah semua alurnya, yang pernah baca pasti tau yaa Di sebuah pesantren ada seseorang Gus yang tampan Idaman para kaum hawa, banyak sekli yang mendekti tetapi begitu banyak yang mendekti tidak ada satupun yang bisa menaklukan hati Gus ta...