Kini semua ada di ruang makan, sedari tadi Reva sudah ketar-ketir, karena setelah ini sudah tentu akan di sidang orang tuanya.
"Aduh, gimana ini," gumamnya, sedari tadi Reva sudah tidak tenang, bahan ia makan dengan pelan agar mengulur waktu.
Dia menatap piring kedua orang tuanya yang sudah habis, lalu melirik abganya meminta pertolongan namun abangnya hanya mengeleng pertanda dia tidak bisa membantu.
Ravi, kaka dari Reva, mereka hanya beda 3 tahun saja, Ravi sengat menyayangi adiknya, dan dia selalu membatu adiknya dan membela, tapi kali ini dia sama sekali tidak bisa membantu.
"Setelah habis temui Ayah sama Bunda di ruang Keluarga," Aryo Ayah dai Ravi dan Reva beranjak dari duduk di ikuti Bunda Reva yang bernama Nisa.
"Bang Bantu Reva kali ini," Rengeknya dengan mengoyangkan tangan abangnya.
Ravi menghela napas. "Abang udah berkali-kali kan jangan di ulangi lagi, tapi kamu ulang-ulang terus."
"Bang."
"Kali ini Abang gak bisa kamu Dek, abang udah berakli-klai bela kamu, tapi kali ini Abang gak bisa."
Reva melepaskan tangnya dari Ravi drngan kasar. "Abang tega banget!"
Ravi menghela napas "Mending kamu temui Ayah sama Bunda, apa pun keputusanya pasti terbaik buat kamu."
Ravi mengelus kepalanya. "Abang sayang sama kamu, abang ingin yang terbaik buat kamu."
Reva hanay diam tak menyahut, Ravi mengelus rambut adiknya. "Dah sana, janagn bikin Ayah Bunda nunggu lama nanti tambah marah lagi."
Reva tak kenjawab, namnun beranjak daro duduknya meninggalkan Abangnya tampa sepatah katapun membuta Ravi menghela napas Menatap kepergian adiknya.
***
Reva langsung duduk dihadapan orang tuanya, suasana hening belum ada yang membuka suara sama sekali.Reva pun sama dia hanya menunduk menunggu orang tuanya mebuka suara.
"Ayah sama Bunda sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Anak dari teman Ayah sama Bunda."
"APA!" teriaknya sambil mengangkat wajahnya menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Reva gak mau!" Bantahnya.
"Mau gak mau kamu tetap kami jodohkan!"
"GAK! REVA GAK MAU!"
"Terima perjodohan ini, apa Ayah kirim kamu ke Jerman biar kamu di rawat sama nenek kamu."
Reva terdiam, Jerman? Di rawat kakek neneknya yang super-supet ketat, membuat ia bergidik ngeri, ia pernah merasakan bahkan cuma satu minggu pun tersiksa, tidak bisa beebuat apa-apa.
"Ayah kasih waktu Tiga hari, untuk kamu pikirkan." Tegasnya meninggalkan Reva.
Nisa, Bunda Reva masih duduk menatap anaknya yang terdiam.
"Bun--."
"Bunda gak bisa bantu apa-apa Reva, mungkin ini yang terbaik buat kamu." Nisa memotong ucapan Reva.
"Kamu berkali-kali melanggar, kali ini Bunda gak bisa berbuat apa-apa."
"Pikirkan baik-baik keputusan kamu gimana ya."
Nisa berdiri sambil mendekat anaknya yang terdiam, dan mengelus kepalanya
"Kami semua ingin yang terbaik buat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA GUS TAMPAN
RomanceIni bakal berubah semua alurnya, yang pernah baca pasti tau yaa Di sebuah pesantren ada seseorang Gus yang tampan Idaman para kaum hawa, banyak sekli yang mendekti tetapi begitu banyak yang mendekti tidak ada satupun yang bisa menaklukan hati Gus ta...