"Itu Agus kan?" Tanya Reva.
Lili menatap arah dimana Reva menujuk, dan benar ada dua orang yang sedang berada di dekat pohon mangga.
"Iya, itu Agus," kata Lili.
"Heh, dia gak mau di panggil Agus." Kata Lilis
"Biarin lah, yuk kita ke sana, barang kali.nanti kita di kasih." Kata Reva langsung berjalan cepat.
"Agus, Agus." Panggil reva, orang yang di panggil pun langsung melotot.
"Gak usah panggil aku Agus!" Protesnya.
"Kan emang Namanya Agustian kan?" Kata Reva.
"Tapi panggil aja Tian, jangan Agus," tolaknya,
"Gak papa, biar kaya 'Agus Sedih banget." Kata Reva sambil tertawa, begitupun dengan teman Reva dan teman dari Agus, eh relat Tian.
Tian kesal sendiri, emang semenjak viral nama Agus, dia jadi ikut-ikut di panggil Agus, padahal pangilanya dia Tian.
Tian menatap temanya dengan tajam membuat dia menghentikan tawanya, tidak dengan Reva dan temanya dia masih tetawa, sampai-samapi berjongkok memegangi perutnya, tak lupa kata 'Agus Sedih baget' juga masih terucap di tengah-tengah tawanya.
"Ehem," deheman sesrorang membuat tawa itu berhenti, dan mereka tau siapa orang itu.
Mereka berdiri, namun belum berani menoleh, dan suasana jadi menyeramkan.
"Assalamualaikum, Gus," salam Tian, karena tidak ada yang mencoba membuka suara.
"Waalaikumussalam."
Reva bermain mata dengan temanya, seakan mereka tau apa yang mereka bicarakan satu sama lain.
"Udah ketawanya."
Reva langsung memejamkan matanya, dan peelahan membalikan badanya dengan wajah yang menunduk.
"Assalamualaikum Gus."
"Waalaikumussalam."
Reva menyengol Lili yang ada di sampingnya, namun Lili haya mengeleng begitupun dengan yang lain.
Tian dan temanya yang bernama Raja ingin mengejek mereka, namun tidak bisa karena masih ada Gus Alvi.
Reva mekihat tangaya seakan melihat jam padahal ia samasekali tidak memakai jam.
"Waduh, kayaknya kita telat nih," kata Reva.
"Ayok, kita pergi sekarang." Lanjutnya, temanya hanya diam.
"Telat? Mau ngapain emang?" Tanya Gus Alvi.
"E ... e..,"
"Telat buat kabur?" Tanya Gus Alvi membuat Reva kicep.
Hening.
"Kalian udah selesai metik buah mangganya?" Tanya gus Alvi pada Tian dan Raja.
"Udah Gus, kita petik yang besar-besar," jawab Tian.
Gus Alvi mengangguk. "Bawa kedalem semuanya, umi udah nunggu."
Tian Dan Raja langsung beranjak pergi, namun sebelum itu Tian dan Raja menatap Reva dan temanya mengejek.
Reva mengacukan jari tengahnya tanmpa sepengatahuan Gus Alvi.
Tapi sialnya Tian malah ngadu. "Gus, tuh Reva tujukin jari tengah."
Reva lagsung nyembunyikkan tanganya di belakang. "Dasar Agus!" Gumamnya.
"Tau kesalahan kalian?" Tanya Gus Alvi.
Ayu, Lili dan Lilis mengeleng, tidak dengan Reva. "Enggak." Lili langsung menyengol Reva untuk diam.
"Owh, berani menjawab kamu?"
"Berani lah, masa enggak," temanya tercengang, kenapa Reva jadi berani?
"Mau kalian saya hukum?"
"Jagan gus, kami minta maaf," kata Lili membuka suara.
"Reva lagi PMS, jadi bawaanya marah-marah mulu,"
Reva menatap Lili tak percaya, siapa lagi yang lagi PMS.
"Jangan lupa, hafalan yang saya suruh!" Tegasnya dan meninggalakan mereka berempat.
Setelah haya mereka saja langsung protes dengan tindakan Reva yang berani pada Gus Alvi.
"Sejak kapan kamu berani menjawab Rev?" Tanya Ayu.
"Dari awal sebenarnya gak takut, ini sifat aku yang sebenarnya."
Mereka terdiam, tidak tau mau.menjawab apa.
"Jadi, kalian jagan heran kalau aku suka membatah," lanjutnya dan meninggalan Temanya yang terdiam.
"Apa yang terjadi sama Reva?" Tanya Lili
***
Hari ini dobel, tapi besok gak up dulu yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA GUS TAMPAN
RomanceIni bakal berubah semua alurnya, yang pernah baca pasti tau yaa Di sebuah pesantren ada seseorang Gus yang tampan Idaman para kaum hawa, banyak sekli yang mendekti tetapi begitu banyak yang mendekti tidak ada satupun yang bisa menaklukan hati Gus ta...