Mereka telah berada di kamar dan ada tiga orang yang ada didalamnya.
"Assalamualaikum" salam Lilis memasuki kamarnya diikuti oleh Reva di belakangnya dengan kenundukan kepalanya.
"Waalaikumussalam." Jawab tiga perempuan itu dan menatap pintu melihat dua orang, namun mereka tidak mengenal orang yang berada dibelakang temanya.
Melihat reaksi temanya membuat Lilis langsung menarik Reva kesebelahnya.
"Semua kenalin ya, ini teman sekamar kita yang baru," mereka mrngangguk.
"Hallo Slamat datang," mereka serempak mendekati teman baru sekamarnya
"Aku Ayu." Kata Ayu sambil tersenyum kecil.
"Hay, aku Lili," ia Mrngukurkan tanganya pada Reva.
"Aku Siska."
Reva terdenyum "Salam Kenal juga."
"Gue Reva Anatasya, gue pindahan dari Jakarta."
Mereka mengangguk. "Betah-betah didini ya, kalu butuh sesuatu bilang aja sama kita." Kata Lili sambil tersenyum.
"Terim kasih."
"Yuk, aku banguin beresin baju kamu masukin ke Kamar," kata Lilis menarik koper Reva menuju kemari untuk memasukan baju-baju Reva.
"Wah, baju-baju kamu baru-baru ya?"
Reva mengangguk. "Iya, sebelumnya gue gak punya baju-baju kaya gitu."
Mereka mengangguk dengan jawabanya.
***
"Kamu kan pindahan Rev, brarti masih sekolah kelas berapa?" Tanya Ayu.
"Kelas Tiga."
"Benar kah? Semoga kita sekelas ya," ucap Siska.
"Kita juga sama kelas Tiga, kita disini udah dari kelas tiga Smp, dulu juga kita pindahan kaya kamu kok."
Reva menangguk. "Kalian dari mana?"
"Aku sama Lilis dari Jogja, kalau Siska sama Lili dari Bandung," kata Ayu di angguki Reva.
"Brarti mulai besok kamu masuk sekolah ya, dan kamu tenang aja, teman kelas kita baik-baik kok," kata Ayu.
"Tapi, ada nih, kelas sebelah sombong banget, ngaku-ngaku kalau dia itu deket sama Gus Alvi."
"Siapa Gus Alvi?" Tanya Reva menatap Lilis."
"Gus Alvi anak pemilik pesantren ini," jawab Siska.
"Tapi ada satu lagi anaknya, namanya Gus Ilham, tapi Gus Ilham ada di kairo."
"Kairo? Ngapain?"
"Em ... lanjutin sekolahnya." Reva mengangguk dengan jawabanya.
"Terus, siapa yang kamu bilang Deket sama em ... Gus Alvi?"
"Namanya, Via, tapi dia cuma ngaku-ngaku aja sih, pikoknya oragnya sombong sok bekuasa, mentamg-mentang udah lama di pesantren."
"Emang udah berapa lama?"
"Mungkin Hampir enam tahun, denger-denger kayaknya dari dia Smp kelas satu dia disini." Kata Lilis.
"Lumayan lama juga ya," katanya di angguki Para teman barunya.
"Aku berharap jangan samapi dia jodoh Gus Alvi, bisa makin besar kepala dia kalu terjadi," kata Siska.
"Amit-amit, jangan samapi," kata Lili sambil brgidik."
"Gimana jadinya, makin semena-mena kalu itu terjadi?" Kata Ayu.
"Bisa-bisa para Santri di jadiin babu kali ya."
Stop-stop jangan gibah melulu ah, bentar lagi Zuhur, siap-siap ke kita ke Masjid buat Sholat," lerai Lili di angguki temanya, namun Reva terdiam, apakah dirinya juga harus ikut pikirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA GUS TAMPAN
RomanceIni bakal berubah semua alurnya, yang pernah baca pasti tau yaa Di sebuah pesantren ada seseorang Gus yang tampan Idaman para kaum hawa, banyak sekli yang mendekti tetapi begitu banyak yang mendekti tidak ada satupun yang bisa menaklukan hati Gus ta...