22

3.7K 234 1
                                    

"Gila-gila, lo emang keren banget!" Heboh Santi girang karena Reva menjadi pemenangnya.

"Biasa aja kali," jawab Reva.

"Lo emang keren sih,"  timpal Rani

"Iya, lo gak ke-kecoh sama lawan main lo keteb banget," kata Satria takjub.

Beberapa teman Reva yang lain pun memji kemampuan Reva yang menurutnya mereka keren.

Dusisi lain, salah satu lawan dari Reva tidak terima dirinya kalah, karena baru kali ini dia kalah.

Dia menatap segerombolan tak jauh darinya, dia menatap orang yang masih memakai helemnya, dia melangkah dengan tataan datar temany tidak berani melawan.

Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Reva di dorong, untung tidak terjatuh.

"Sialan loh," kata Satria mendorong Lawan main Reva, ia tidak terima Reva dapat perlakuan seperti itu.

"Gue gak terima! Gue minta tanding ulang!"

Satria ingin menghajar, namun di tahan oleh Reva, Reva mendekat.

"Cih, enak banget lo bilang tanding ulang!" Ketus Reva.

"Banci lo," lanjut Reva. Reva belum tau siapa pria yang ada di hadapanya.

Dikatain Banci peria itu tidak terima, dan lnagsung menarik Helem Reva samapi lepas dan membatingnaya, membuat temanya langsung berlari mendekat.

Dan betapa terkejutnya cowok itu dan temanya yang sudah ada di dekatnya itu, ternyata lawan dia perempuan, ia kira orang yang di hadapanya wanita.

Reva meguyur rambutnya ke bekakang, lalu menatap pria dihadapanya denagn datar.

"Banci banget lo! Kalu lo gak terima kalah main sendiri aja!" Marah Reva.

Pria itu tetap dia, ia masih syok apa yang ia lihat. "KENAPA DIAM AJA LO!"

"Juna," tegur temanya yang melihat Juna diam saja menatap Reva.

"Reva, biar gue aja."

"Diam Sat, cowok ini bikin gue marah!" Kesal Reva

"Tadi siapa namanya? Juna?" Tanya Reva denagan tatapan dingin.

"Lo," Reva menunjuk Juna "Jadi cowok jangan Banci! Gak terima kekalahan!"

Reva langsung mengajak temanya untuk pergi, dan tidak mau memperpanjang urusan, apa lagi sudah jam 11 malam, bisa gawat kalu tidak segera kembali ke pesanren.

**
"Jun, lo gak papa?" Tanya teman Juna yang melihat temanya masih terdiam, padahal Reva dan temanya sudah tidak ada.

Radit adalah sahabat Juna dari dia masih duduk di SMP, samapi sekarang.

"Jun, lo gak lagi mikirin gimana cara balas mereka kan?" Tanya Juna yang sama sekali tidak ada jawaban.

Radit menatap teman yang lainya untuk berbicara, namun mereka mengeleng tidak mau karena mereka pun takut, jika salah bicara bisa habis mereka.

Mereka tau sifat Juna yang kejam, membuat mereka tidak berani, walau terkadang baik tetap juga takut, dia akan membalas jika dia tidak suka, sekecil apapun masalahnya.

"Balik Markas," datarnya ketika hening beberapa saat, mereka hanya mengikuti Juna tidak membantah.

***
"Dah, mending kalian pergi," kata Reva pada temaya, mereka ikut mengikuti Reva, dengan motor yang di tinggal di tepi jalan.

Haya Rani Sinta dan Satria, yang lain menungu di perempatan sebelum memasuki kawasan pesanten."

"Nunggu lo masuk dulu, biar kita bantu lo naik pagarnya."

Reva tak membantah, namun sebelum itu ia meminta bantuan temanya untuk membelika gamis yang bagus.

"Yang kaya gimana?" Tanya Rani.

"Terserah kalian, yang penting bagus, gue juga gak tau kaya giman," kata Reva.

"Iya, nanti kita cari yang bagus."

Reva menanggu, "besok langsung kirim, kalau bisa jam 9 pagi udah di sini."

Temanya menangguk, dan membatu Reva menaiki untuk masuk, setelah itu Reva langsung mebuju kamar, karena sebelum ke pesantren, ia langsung ganti menjadi gamis.

CINTANYA GUS TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang