21

3.9K 264 2
                                    

Reva dan temanya keluar dari masjid, mereka baru saja melakukan sholat isya, dan sekarang menujukan pukuln delapan malam, dan hari ini tidak seperti biasa, jam sembilan selesai.

"Besok Mb Siska udah gak di sini lagi, terus kalian mau ngasih kenang-kenangan?" Tanya Ayu.

"Gak tau nih, aku belum di tranfer lagi," jawab Lilis.

"Aku sih ada, tapi beli apa ya," sambung Lili.

"Aku juga ada," kata Reva ikut bersuara

"Gimana kalu gamis aja, tapi gamisnya yang bagus kita patungan aja." Reva kembali membuka suara, dia sedikit meperhatikan Siska begitu banyak model gamis, dan sangat menyukainya.

"Boleh juga, apa lagi Mb Siska sering koleksi gamis-gamis, macam-macam gamis," kata lili.

"Setuju, Mb Siska emang suka banget," sambung lilis."

"Jadi, deal ya Gamis, kita patungan?" Kata Ayu.

"Deal." Jawabnya bersamaan.

Reva menghentikan langkahnya membuat temabya bingung.

"Kenap Rev?" Tanya Lili.

"Anu, aku ada urusan Dalem, ada yang kelupaan."

"Apa emang?" Tanya Ayu.

"Ada pokoknya penting, kalian ke kamar duluan aja ya." Kata Reva. "Oya, titip mukenah aku juga," lanjutnya sambil meberikan mukena ke Ayu.

"Mau di temenin?" Kata Lili.

"Gak usah, aku bisa sendiri.

**
Reva sekarang sudah ada di belakang pondok, ia melihat sekeliking dan tidak ada siapa-siapa, dia langsung menaiki pohon yang dekat tembok, agar bisa menaiki tembok dengan naik pohon.

Berhasil, Reva telah berhasil keluar dan langsung berlari kecil, dan tak jauh dari situ ada tekan-nya yang sudah menunggunya.

Kedua teman Reva, dan ada satria juga orang yang menyukai Reva, tapi temboknya begitu tinggi.

"Kalian nunggu lama ya?" Tanya Reva.

"Gak kok, tenang aja," jawab Rani

Temanya melihat Reva dai atas samapi bawah, "lo cantik juga walau berpakaian kaya gitu," kata Santi.

"Bisa aja lo," kata Reva.

"Bener tau, auranya beda, jadi adem," timpal Rani.

Satria hanya diam, dia terpaku dengan penampilan Reva, entah kenapa Reva begitu sempurna dimatanya.

"Sat, lo kenapa diem aja?" Tanya Reva.

Satria glagapan "Hah-e-enggak papa, yuk kita jalan sekarang, yang lain udah pada nunggu," jawab Satria.

"Oya, baju-baju lo udah kita siapin, nanti lo ganti disana aja," Reva menangguk dan menaiki motor bareng Satria karena Rani berboncengan dengan Santi.

**
Mereka sudah ada di tenmpat tujuan, Reva pun sudah berganti pakaian dan sudah berada di atas motrnya.

**Mereka sudah ada di tenmpat tujuan, Reva pun sudah berganti pakaian dan sudah berada di atas motrnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tenang, motornya udah gue cek, dan gue pastiin motornya mantap."

"Gue percaya sama lo, apa lagi motor ini kan motor kesayangn lo, jadi pasti lo jagaiin banget," jawab Reva.

"Bentar lagi mulai kayaknya." Reva menangguk.

"Rev, lo harus menag, semangat," kata Reni.

"Gue yakin, Reva pasti bakal menang."

Suara riuh mulai besautan, apa lagi suara motor yang di geber-geberkan

"Gue minta lo hati-hati yah," pinta Satria.

"Tenang aja, gue pasti hati-hati kok," Reva menutup kaca matanya dan bersiap-siap, hingga hitungan satu samapi tiga bebepa motor langsung melaju kencang.

"Tenang aja, gue pasti hati-hati kok," Reva menutup kaca matanya dan bersiap-siap, hingga hitungan satu samapi tiga bebepa motor langsung melaju kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reva menjalankan begitu fokus, ia tak boleh terkecoh oleh lawan mainnya, dia harus menang demi teman-temanya

CINTANYA GUS TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang