AWAL MULA KUTUKAN

1.4K 262 511
                                    

Suasana seluruh kelas di SMA Cakra Garuda gaduh usai upacara hari senin saat murid kelas 10 sampai 12 ditelantarkan oleh guru-guru mereka. Bukan tanpa alasan para guru menelantarkan semua murid-muridnya, hal itu disebabkan adanya rapat mingguan yang diadakan setiap hari senin setelah upacara, yang kali ini membicarakan hal terkait ujian akhir untuk murid kelas 12.

Semester genap sudah di depan mata, ujian akhir yang sering diperbincangkan membuat murid kelas 12 menjadi resah. Dua hasil yang akan mereka terima, yaitu LULUS atau GAGAL.

Di semester ini mereka akan bertempur demi meraih nilai yang memuaskan. Kata orang ujian akhir itu sangat mengerikan, seperti mati dibunuh secara perlahan. Fisik dan mental akan benar-benar diuji. Menyerah? Artinya kalian tidak cukup kuat dan tidak pantas hidup di dunia ini. 

Bicara soal mengerikan, hal yang benar-benar mengerikan terjadi setelah rapat kepala sekolah dan dewan guru selesai. Ketika mereka hendak memasuki ruang kelas masing-masing untuk memberikan materi pelajaran, salah satu murid kelas 12 tewas secara mengenaskan. Siswa tersebut bernama Givero Chandra. Tragisnya, ia dibunuh.

Kematian Chandra yang secara tiba-tiba di hari pertama masuk semester baru membuat semua orang panik dan ketakutan. Apa yang sebenarnya terjadi?

***


Pukul 08:00 malam, Rumah Agas

Kematian Chandra menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di kalangan semua orang, mengingat bahwa ini adalah kasus kematian pertama di SMA Cakra Garuda. Kepergiannya yang tidak wajar membuat teman-teman dekatnya merasa kehilangan sekaligus curiga. Di saat mereka akan bertempur dengan ujian sekolah, mengapa tiba-tiba salah satu dari mereka harus dijemput malaikat maut? Sangat aneh dan hampir tak masuk akal untuk dicerna.

Agas mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai kematian Chandra di rumahnya. Mereka terdiri dari sembilan orang dan mereka merupakan teman sekelas.

"Gue enggak habis pikir sama kejadian ini," ucap Agas setelah berdiam diri cukup lama, sesekali ia memijat keningnya karena masih tidak bisa menerima kematian Chandra yang tiba-tiba.

Yang lainnya melirik Agas tanpa mengatakan apa pun.

"Lo pikir kita semua bakal nerima kematian Chandra yang tragis kayak gitu aja? Kita juga syok, padahal semuanya kelihatan baik-baik aja." Sahut Gavin.

"Ya kalo gitu kita tunggu informasi dari pihak sekolah aja," sahut Gilang yang juga nampak serius.

"Lo mau nunggu informasi apa dari pihak sekolah?" Tanya Resa dengan wajah sinis sambil memainkan gadget miliknya.

"Lo nanya informasi apa? Heh, pihak sekolah yang harus tanggung jawab, masa gue harus turun tangan untuk menyelidiki kasus kematian Chandra? Gue bukan polisi, apalagi detektif." Balas Gilang dengan nada bicara sombong.

"Yah elah, untuk nangkep pembunuhnya lu enggak perlu jadi polisi apalagi detektif, Lang." Hardik Resa.

"Emang lo pikir gampang nyari siapa pembunuhnya?!" Seru Gilang tersulut emosi.

"Ishh, udah-udah! Kenapa jadi pada ribut sih?" Tifani melerai perdebatan tak berguna dari kedua sejoli itu.

"Tau nih, fokus dong!" Aley menambahkan.

"Agas, sebenernya kita mau ngapain ngadain pertemuan di sini?" Arin mulai bertanya-tanya. Karena sejak tadi yang dilakukannya hanya berdiam diri dan hal itu sangat membuang waktunya yang berharga.

"Kita harus cari tau dan ungkap siapa pembunuh Chandra." Sahut Leo, kali ini suasana di ruang tamu menjadi hening.

"Kita? Lo serius?" Mira mengernyit sekaligus bertanya-tanya.

AKHIR 12 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang