03

2 1 0
                                    

Kringgg kriinggg

Bunyi bel istirahat telah terdengar menyegarkan kembali mata para siswa yang mengantuk, menjadi alarm bagi siswa yang tengah tertidur. Begitupun dengan Atha dan teman sekelasnya, mereka mendesah lega karena telah terbebas dari jajahan penghitungan matematika dan fisika. Mereka berbondong-bondong menuju kantin untuk memuaskan cacing-cacing peliharaan mereka yang terus meronta, begitupun dengan Atha dan Vanya.

" Udah Van? Buruan lelet banget si, bayi gue dah laper nih!" Dumal Atha yang melihat Vanya membereskan peralatan tempurnya.

" Bayi setan!! Udah nih ayok lah" Dampratnya kesal.

Diujung koridor kelas IX MIPA mereka disuguhkan dengan pemandangan siswa yang bergerombol. Siswa-siswa tersebut tengah menyaksikan aksi dari seorang siswi kelas 10 bernama Shilla, ia sedang berusaha memberikan bekal untuk Vino dan itu sudah menjadi usahanya yang kesekian kali dan berujung tolakan mentah dari sang Most Wanted tersebut.

" Waduh ada apaan tuh tha? " Tanya Vanya yang penasaran sekaligus heran melihatnya.

" Kaga tau, orang lahiran kali " Jawabnya dengan lempeeng.

" Lahiran palelu, yakali disekolah kaga elit amat. Dah ah buru liat kita!" Ajaknya sembari menarik-narik tangan Atha layaknya anak meminta permen pada ibunya.

" Lu aja sono ogah gue mah, laper nih " Tolak Atha dengan tangan yang bergerak mengusap-usap perutnyna.

Mendengar penolakan Atha, Vanya pun langsung menarik tangannya untuk menerobos keramaian melihat apa yang sedang terjadi tanpa mempedulikan Agatha yang terus mengoceh karena perutnya lapar.

" Misi-misi barang panas nihh hus huss!!" Teriak Vanya pada kerumunan para siswa.

" Aduh Vannn pelan-pelan kenapa sih" Dumel Atha karena tarikan Vanya yang terlalu kuat di tangannya.

Setelah berhasil menerobos mereka dapat melihat seorang siswa tengah mencoba memberikan kotak makan kepada seorang siswa berwajah datar dan cuek.

" Ayolah kak diterima ya bekalnya, Shilla susah lo buatnya khusus buat kak Vino" Kata siswi tersebut dengan senyum manis yang tidak pernah hilang dari bibir pucatnya.

Sedangkan sang pemuda yang bernama Vino tersebut hanya memandang lurus tanpa mempedulikan orang yang sedari tadi berusaha berbicara dan membujuknya.

" Sekaliii aja Kak, habis ini janji deh Shila nggak bakal gangguin Kak Vino lagi, ya yaa"

" Ini kak dijamin enak kok" Bujuknya sekali lagi sembari menyodorkan kotak makan tersebut kepada Vino.

Diluar dugaan, bukannya menerima sodoran kotak makan tersebut, Vino malah menepisnya dan mengakibatkan kotak tersebut jatuh dengan isinya yang berceceran di ubin koridor. Sungguh tak punya hati.

" Gue bilang 'nggak' ya 'nggak' jadi stop ganggu gue!!" Hardik Vino dengan nada membentak.

Shilla yang mendengar bentakan Vino untuk kesekian kalinya pun hanya bisa menunduk dan meremas jari-jari tangannya. Siswa yang mengerubungi pun tak kalah terkejut dan banyak yang membicarakan Shilla.

Atha yang melihatnya pun geram dan mengepalkan kedua tangannya untuk menyalurkan kekesalannya.

" Hehh Lo cowok belagu, tinggal terima aja apa susahnya sih buat lo. Hargai dong kerja kerasnya buatin makanan buat Lo. Lah lo tinggal nerima aja nggak mau, lo orang bukan si heran gue!" Bentak Atha sambil berjalan menghampiri Vino dengan jari menunjuk-nunjuk muka Vino.

" Gue nggak nyuruh." Balas Vino tidak peduli dengan kedua tangan msuk pada saku celananya.

" Ya setidaknya lo bisa dong hargain dia, kalo lo nggak mau makan yaudah lo kasih kek ke temen lo pasti mau juga. Punya hati kaga si lo heran gue!"

About LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang