" Well, terkadang hidup memberi kita sesuatu yang tidak terduga, jika kita mengharapkan sesuatu terkadang yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang kita harapkan, dan itulah takdir yang penuh misteri."
Jika pagi tadi matahari bersinar dengan semangatnya, malam ini bulan meilih untuk ditemani oleh mendung dan hujan rintik-rintik. Menimbulkan suasana yang sejuk sangat cocok untuk bersantai di balkon membaca sebuah cerita ditemani segelas susu coklat hangat dan gemericik air hujan, bagi pecinta hujan serta penikmat karya satra tentunya.
Terlihat keluarga besar Pamungkas tengah melakukan makan malam dengan beberapa bekerja di rumahnya dalam satu meja besar, menghadirkan suasana riuh yang hangat ditengah dinginnya malam. Benar, keluarga ini memang tidak pernah membedakan kasta ataupun bekerjaan seseorang, bahkan mereka menganggap para pekerjanya sebagai bagian dari keluarga mereka tidak seperti kebanyakan orang berada yang selalu memandang status sosial diatas segalanya.
Di atas meja makan yang besar tersebut tersaji berbagai macam hidangan nusantara yang dimasak oleh Bi Ijah, Bunda dan Onty Vani yang kebetulan tengah berada di Jakarta untuk 3 hari ini bersama suami dan putranya untuk mengurus kepindahannya dari Jogja akhir tahun ini. Onty Vani adalah adik Bunda, sedangkan suaminya bernama Om Kenzie beliau adalah seorang pebisnis kuliner di Jogjakarta yang rencananya kan membuka cabang di Jakarta akhir tahun nanti. Sedang bangkunya telah dipenuhi oleh manusia-manusia kelaparan contohnya Agam dan Keenan, putra Onty Vani yang gesrek tetapi sok cool jika diluar.
" Wuiihhh manteb nih..." Ucap Keenan dengan mata berbinar sambil memperhatikan seluruh hidangan di atas mejadan menjilat bibirnya memutar. Atha yang mendengarnya berdecak kesal dengan kelakukan sepupunya tersebut setiap bertemu dengan makanan padahal bapaknya adalah pemilik bisnis kuliner besar di Jogja.
" Ck, norak banget sih lo!! Kayak kaga pernah liat makanan tau ga."
" Suka-suka guelah napa lo? Masalah?" Jawab Keenan nyolot.
" Maklum lah Tha diakan biasanya makan makanan sisa di resto." Sahut Om Kenzie mengejek sang putra, gila memang. Terjawab sudah darimana otak gesrek Keenan berasal.
" Ck Bapak mah suka gitu anaknya sendiri dinistain." Cebiknya kesal.
" Mak! Bapak tuh Mak marahin mak!!" Adunya manja pada Onty Vani dengan nada yang membuat Atha dan Agam mual mendengarnya dan memperagakan gaya tengah muntah disambut gelak tawa orang-orang dimeja makan. Ettt satu lagi Keenan memanggil ayah dan ibunya dengan panggilan Emak dan Bapak, buat melestarikan budaya Indonesia katanya.
" Cuiihh di luar aja gayanya beehh keren abis, giliran dirumah aje jadi anak emak!" Cibir Agam melihat sikap Keenan. Keenan pun berdehem dan menampilkan ekspresi dinginnya ketika berada di luar, hal ini sukses membuat Atha ingin muntah untuk kedua kalinya dan gerai tawa pun kembali terdengar.
" Haahh kalian ini ada-ada aja. Udah makan giih keburu dingin makanannya." Ucap Onty Vani dengan tersenyum geli melihat sang putra ternista, EDANN!!
Mereka makan dengan kidmat dengan diselingi beberapa pembicaraan dari kubu para Emak yang menggosip dari para artis hingga kucing tetangga yang suka nyolong ikan serta para Bapak yang sedang membahas liga dunia, sedangkan mereka para mudamudi kurang otak hanya memperhatikan dengan Keenan dan Agam yang ikut nimbrung dengan gossip panas emak-emak, EDANN!!
Setelah makanan ludes, para kaum hawa bertugas membersihkan meja sedangkan para Bapak menuju ruang keluarga untuk Sparing sepak bola di PS, EDANN!! Sedangkan dua curut terlihat tengah memasuki kamar Atha, untuk merusuh sepertinya sekaligus merampok cemilan Atha, biadap sekali mereka ini.
Atha yang telah selesai membantu para Emak membersihkan ruang makan, bergegas naik ke kamarnya dan berganti pakaian, karena rencanya ia ingin mengajak kedua saudaranya tersebut ke sirkuit bosan sekali dia di rumah.
Betapa terkejutnya dia ketika melihat kamarnya yang sudah seperti rongsokan, sedangakan kedua tersangka terlihat tengah asik bersantai dengan bungkusan snack dimasing-masing tangannya. Sesaat kemudian....
" AGAM PAMUNGKAS!! KEENAN ADINUGRAHA!! BABI!! LO APAIN KAMAR GUE HAHH!!"
Suara menggelegar Atha sukses memecahkan seluruh gendang telinga penghuni rumah mewah bergaya Eropa Klasik tersebut. Kedua tersangka terlonjak kaget hingga terjatuh saling tindih dengan masing-masing hidung yang mengantuk ubin kamar yang dilapisi karpet bulu, untung ada karpet kalo tidak ya wassalam, hilang hidung mereka. Sedangkan para Bapak, Papa dan Om Kenzie kompak berdiri dan membanting stik PS di masing-masing tangannya, dan Mang Jaja terjungkal kebelakang dengan sofa single yang ditempatinya ikut berbalik saking kagetnya beliau dengan suara cetar Atha. Bunda yang akan membuat sketsa dibantu dengan Onty dan Bi Ijah mematahnya pensil yang digenggamnya dengan kertas yang terbelah menjadi dua, Onty yang sedang memasang benang dijarum pun terkena ujung jarum yang runcing sedang Bi Ijah hampir menggunting tangannya sendiri saat menggunting karton sebagai ukuran. DAHSYAAATT... Anehnya, diantara ke-6 orang dewasa tersebut tidak ada satupun yang berminat untuk melihat kejadian yang sedang terjadi, terutama Buunda dan Onty, karena meeka malah senang jika putra-putranya menderita karena Atha. EDANN!!.
" BERSIHIN LAGI KAMAR GUE, GUE KASIH WAKTU 10 MENIT KALO GUE BALIK BELOM RAPI JUGA GUE CINCANG CACING LO BERDUA!!" Teriak Atha kembali dengan lebih mengurangi volumenya.
Para Bapak yang mendengar otomatis bergidik ngeri dan merapatkan kakinya karena nyilu membayangkannya, sedangkan para Emak menyeringai cantik saat membayangkan suaminya yang berada di posisi kedua curut tersebut. SADISSS!!
Agam dan Keenan segera melompat berdiri dari posisi mengenaskannya, membuang snack dimasing-mmasing tangannya dan kalang kabut mencari alat dan membersihkan kekacauan yang mereka buat. Takut tentunya mereka seekaligus ngeri membayangkan masa depannya habis ditangan Atha.
Atha kembali setelah ia berhasil mendinginkan kepalanya yang serasa ingin meledak melihat kelakuan kedua curut tersebut dan tersenyum puas melihat kamarnya yang telah bersih kembali, melewati para Bapak yang tengah bergidik takut melihatnya sambil masih merapatkan kakinya.
" Anak lo sadis bener Den." Celetuk Om kepada Papa.
" Ha'ah meni ngeri pisan non Atha teh!" Sahut Mang Jaja bergidik ngeri.
" Hiii dulu bini gue nyidam apaan yak, jadinya kayak gitu?" Celetuk Papa juga bergidik dan melanjutkan permainannya mereka yang telah game over karena Atha.
" Nah gini kan enak diliatnya rapi, bersih kaga kayak rongsokan.." Ucap Atha pada kedua curut yang tidak dibalas apapun oleh mereka, masi ngeri cuy!!
" Nah lo berdua, siap-siap gihh, ikut gue ke sirkuit bosen gue dirumah." Tambahnya sembari mengibaskan tangannya mengusir mereka, dan langsung mereka lakukan tanpa bantahan karena tau membantahpun tidak akan bisa dan berujung mereka yang kena sasaran singa cantik ini, serem cuy!!
TBC
Semoga menghibur😉
Vote komennya yang pasti jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life
Teen FictionIni tentang kehidupan dua orang remaja yang sama-sama memiliki sifat yang bebanding tebalik dengan penampilan dan gaya hidupnya. Ini ceita tentang Agatha Clein Pamungkas, seorang gadis yang bisa disebut seorang troublemaker di sekolahnya, ia gadis t...