Vino dan beberapa anak buahnya yang tidak menyebar sedang bersantai di 'Wamajan' alias Warung Mang Jajang tempat langganan anak-anak 'Snake' saat di sirkuit, ia sedang menunggu Alex datang dan menerima tantangan cowok tengik tersebut.
" Vin, gue barusan dapet kabar dari si Danang, anak buahnya si Alex nyebar paku katanya dijalan biar lo oleng, tapi udah diurusin sama anak-anak yang ada di sekitar situ." Ucap David yang baru saja menerima telpon dari salah satu anggota.
" Udah gue duga." Gumam Vino.
" Saran gue, lo mending lebih hati-hati bos selain jalan licin juga ada kemungkinan kalo anak buahh si Alex masang jebakan lagi." Celetuk Marel yang otak selesai di reparasi.
" Nah iya, lo tau sendirilah cara mainnya mereka." Sahut David menimpali.
" Wuiihh tumben tuh si Marel otaknya bener." Sahut Galang heran.
" Lah iya juga yaa, habis makan ape lu Rel?" Celetuk Marshel ikut menanggapi. Sedangkan Vino tidak menggubris kata-kata temannya, ia tengah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan dilakukan makhluk Dajjal tersebut.
Vino dan Alex tengah bersiap di garis start, Vino dengan kuda besi putihnya sedangkan Alex dengan ninja Kawasaki hijaunya. Alex terlihat sedang memandang remeh Vino karena yakin rencananya untuk membuat Vino kalah akan berhasil, sedangkan Vino hanya acuh dan menatap lurus.
Tetapi sebuah penampakan seorang gadis yang terlihat tengah menjewer telinga 2 orang pria mampu mengalihkan semua pikirannya, dan gadis tersebut adalah Atha yang menjewer duo curut entah apa lagi yang telah mereka perbuat. Vino tau Atha adalah gadis yang ikut bertanding basket dengan kelasnya pagi tadi dan iapun mengenal Agam karena pernah satu tongkrongan, yang membuatnya bingung adalah hubungan antara Atha, Vino dan pria satunya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Keenan tersebut.
Seorang wanita dengan pakaian kurang bahan tengah berdiri diantara Vino dan Alex dengan mengangkat sebuah bendera bermotif papan catur, bersiap menghitung mundur dan balapan pun dimulai. Suara geraman gas motor terdengar memekakan telinga, terlebih suara kenalpot Alex, beehh udah kayak emak-emak adu bacod di kelurahan!! HEBOHH!!
" Are you ready gaiisss?? Three.... Two.... And One... GO!!" Teriak wanita tersebut dan keduanya pun melesat dengan Vino yang terlihat memimpin.
Ternyata benar tebakan Marel bahwa Alex memberi jebakan lain. Tepat ditengah jalan yang sedang digunakan, ia menuangkan oli yang cukup banyak untuk memperlicin laju ban motor Vino, untung Vino menyadarinya walau sedikit terlambat, sehingga ia sedikit memelankan laju motornya dan sedikit melipir ke bahu jalan agar tidak melewati oli tersebut dan mengakibatnya hilang keseimbangan dan berujung kecelakaan.
Alex di belakangnya berdecak sebal mengetahui rencana pertamanya gagal, tetapi sesaat kemudian ia menyeringai karena ingat dengan paku-paku yang telah ia tebarkan. Tidak tau saja dia jika paku tersebut akan menyelakai dirinya bukan Vino. Hal ini karena anak-anak 'Snake' kembali menebar paku ke jalan sesaat setelah Vino lewat dengan motornya, dan terjadilah sesuatu yang Alex bayangkan akan terjadi pada Vino kin terjadi pada dirinya, yang sukses membuatnya mengumpat dan mangabsen nama-nama bintang.
Di garis finish para anak 'Snake' berteriak heboh ketika melihat motor Vino dari kejauhan sedang melaju dengan santai, merekapun sudah menduga apa yang telah terjadi, terutama Marel yang paling heboh ingin meminta traktiran Vino kembali di club, ingin mabok berat dia hari ini. SINTINGG!!
Vino sampai finish disambut banyak teriakan terutama para cabe yang saat ini tengah berteriak heboh dengan nada menggoda, iuuhh.
" Wuiihh pak bos menang lagi, traktirannya jan lupa bos!!" Celetuk Marel seat setelah Vino tiba, menghadirkan teriakan dan sorakan dari anak-anak.
" Woooo gratisan trooss otak lo!!" Damprat galang.
" Biarin, yang penting..... kita party!!" Jawabnya girang, padahal baru sekejap tadi otaknya benar eh udah miring lagi.
" Huuuu!!!" Sorak mereka lagi layaknya paduan suara.
" Gimana Vin, udah nyiapain apalagi si curut selain paku tadi?" Tanya David lebih bermanfaat disbanding ucapan Marel.
" Waah iya bos diapain lagi lo tadi?"
" Gila emang dia habis hujan gini nebar paku, coba kalo yang ngelewatin udah tua kan kasian ntar."
" Babi emang tuh si Alex!"
Dan berbagai jenis umpatan dan makian lain mereka lontarkan sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap Alex yang sudah mendarah daging.
" Nuang oli." Balas Vino terlewat datar.
" Anjir bener-bener gaada otak tuh anak!" Damprat Marshel kelewat kesal diikuti sahutan-sahutan nama binatang dari yang lainnya.
" Tapi kaga kelewat sama lo kan?" Tanya David lagi.
"Hampir." Balas sang empu dingin.
Tak lama setelahnya, terlihat kedatangan Alex yang tengah menuntun motornya yang bannya telah terhias sempurna dengan paku yang ditebarkan anak buahnya untuk menyelakai Vino, jangan lupakan goresan-goresan di beberapa bagian tubuhnya dan sobekan besar di lutut kirinya. Penampilannya tersebut sukses mendapat gelak tawa dari mereka yang berada di arena bahkan terlihat beberapa cabe berteriak histeris melihatnya.
" Ini nih yang namanya senjata makan tuan." Celetuk Marel mengejek.
" Makanye jadi human tuh yang tau adap, bukan sukanya main kasar." Tambah Marshel menimpali ucapan kembarannya.
" Bacod sia!" Damprat Alex kesal dengan bersungut-sungut dan tidak terima rencananya gagal dan malah menjadi kesialan untuknya.
" Makan noh duit!! Liat aja lo bedebah, bakal gue permaluin lo lebih dari ini!! Denger kaga lo hah?" Gertak Alex pada Vino sembari melemparkan amplop yang berisi segepok uang berwarna merah muda yang penuh dengan wangi uang, brrrr.
" Hm, let's see." Sahut Vino dengan nada rendah mengintimidasi dan tatapan setajam elang, hal ini sukses membuat Alex sedikit takut, ingat hanya 'sedikit' dan ditutupi dengan wajah songong bin jotos eble miliknya.
" Cabut club!" Ucap Vino disambut sorak riuh anak 'Snake' dan geberan knalpot mereka.
TBC
😉
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life
Teen FictionIni tentang kehidupan dua orang remaja yang sama-sama memiliki sifat yang bebanding tebalik dengan penampilan dan gaya hidupnya. Ini ceita tentang Agatha Clein Pamungkas, seorang gadis yang bisa disebut seorang troublemaker di sekolahnya, ia gadis t...