Selepas berganti pakaian olahraga, kedua gadis tersebut bergegas menuju lapangan yang kini tengah dipenuhi oleh beberapa makhluk tampan yang tengah memproduksi keringat dan menghasilkan teriakan-teriakan nyaring nan memekakan dari para gadis, terkecuali Atha dan Vanya yang terlihat tidak minat. Mereka memilih menghampiri Andre yang terlihat tengah bersantai di bawah pohon mangga sembari memakan buahnya yang entah kapan ia mengambilnya.
" Oe, curut!! Enak banget lo disini makan mangga, bagi gue satu." Sapa Vanya yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Andre dengan tangan yang mengatung tepat didepan wajah Andre. Atha berdecak kesal dengan ulah kedua temannya yang terkadang akur tetapi sering ribut tersebut.
" Pak Budi mana Ndre? Tumben kaga keliatan." Tanya Atha setelah menempatkan bokongnya disamping Vanya yang saat ini tengah asik dengan buah mangganya.
" Ijin mau rapat di dinas katanya, kita dibebasin buat main asal kaga keluar area sekolah." Jawab Andre dengan mulut yang masih asik mengunyah.
" Lah lo kaga ikut maen?" Tanyanya heran dengan pria tersebut.
" Kaga males gue, mending disini ngabisin ni mangga, lumayankan kaga ada yang ngambil juga daripada mubazir mending gue makan, ya ga nyet?" Balasnya lempeng dan tanpa beban sambil meminta persetujuan Vanya yang satu spesies dengannya.
" Yoaaiiii...." Balas Vanya dengan mulut penuh kulit buah mangga yang sedang digigitnya. Atha hanya berdecak malas menanggapi keduanya dan berlalu pergi untuk bergabung bermain basket bersama para cowok yang sedang bertanding dengan kelas Vino.
Tiba ditengah lapangan Atha berteriak memanggil salah satu temannya untuk ikut bergabung.
" Woee Dan!! Gue ikut maen yaakk!!" Ucap Atha pada temannya yang bernama Ardan.
" Okee sini gabung." Sahutnya enteng karena ia tau bagaimana kemampuan Atha dalam bermain basket, lain dengan anak kelas Vino yang sebagian melongo mendengarnya.
" Lo yakin cewek pendek kayak dia ikut maen? Ntar kalah sama kita." Celetuk Marel meremehkan karena postur tubuh Atha yang memang pendek.
" Ck kaga tau aje lo gimana dia kalo maen. Udah pas kan jadinya temen lo yang satu lagi bisa ikut maen juga." Timbalnya sembari melirik Atha yang sedang menggulung celananya dan mengikat rambutnya, aksinya tersebut menampilkan wajah mupeng Marel yang melihatnya.
" Yok maen, berapa anak ni?" Tanya nya setelah tiba di samping Ardan.
" 5 5 tadi aslinya 4 4 karena lo ikut jadi nggak jadi." Balas Ardan yang membuat Atha melongo mendengarnya karena ucapan Ardan yang berbelit.
" Lo ngomong apaan si, belibet banget." Ceplosnya kesal.
" Ck ribet banget lo berdua, jadi main kaga nih." Decak Marel malas yang daritadi mendengar percakapan keduanya.
Mereka pun bermain layaknya di sebuah pertandingan, terlalu serius!! Dan jangan lupakan teriakan-teriakan alay dari pinggir lapangan. Tim Vino terdiri dari dirinya sendiri, David, Marel, Marshel dan Galang yang kebetulan sekelas dengannya, sedangkan kelas Atha terdiri dari dirinya sendiri, Ardan,Kevin, Farel dan Bagas, mereka semua adalah pemain-pemain yang cukup handal dari masing-masing kelas.
Permainan diawali dengan Atha yang berhasil mendapatkan three point di menit-menit awal, hal ini mengundang decakan kagum dari siswa kelas Vino dan membuat Vino yang sebelumnya tidak pernah tertarik dengan makhluk perjenis perempuan terlihat sedikit tertarik dengan Atha.
Kemenangan sementara Atha dibalas oleh Vino dengan poin yang sama. Permainan pun terus berlanjut dengan didominasi keduanya yang saling mengalahkan dengan mencetak skor. Permainan berakhir karena jam istirahat telah selesai dengan skor seri antar kedua kelas.
~~~
Setelah mengganti pakaian olahraganya yang basah karena keringat dengan seragam abu khas anak SMA dan sedikit mengeringkan rambutnya yang lepek, Atha segera mengambil jas labnya dan menuju lab.Kimia. Karena hari ini mereka akan melakukan praktikum kimia dasar. Senin ini merupakan hari yang sibuk untuk mereka, dimana setelah pelajaran olahraga di pagi hari mereka harus melakukan praktikum dan setelah istirahat akan dilanjut ulangan harian Bahasa Inggris.
Sedangkan Vino, ia sekarang tengah menikmati waktunya di rooftop sekolah dikarenakan guru yang akan mengajar kelasnya sedang sakit dan berhalangan hadir, beliau hanya memberikan sejumlah tugas yang akan dikumpulkan minggu depan saat jam pelajarannya, dan tentunya hanya segelintir siswa-siswa teladan ambis yang akan mengerjakannya tentunya bukan Vino, David dan duo semprul.
" Vin, si Alex nantangin lo balap nih ntar malem, terima kaga nih?" Celetuk David yang mendapat pesan dari salah satu anak buah Alex.
" Iyain." Jawabnya enteng tanpa membuka matanya dan tetap berbaring di salah satu sofa rooftop.
" Idih gila tu anak nyalinya gede juga, udah kalah berkali-kali juga masih nantangin lagi." Sahut Marshel tidak habis fikir dengan ulah Alex yang tidak ada habisnya. Hanya karena rasa iri terhadap Vino dan geng nya ia rela membuang rasa malunya dengan menanatang Vino daan selalu berujung dengan kekalahan, apalagi Vino yang meiliki julukan 'sang raja jalanan'.
" Tapi kayaknya tuh anak sama antek-anteknya lagi rencanain sesuatu buat balas dendam sama yang kita lakuin di markasnya kemaren." Balas David mengingatkan.
" Nah bener tuh, selama ini juga kalo nantangin ujung-ujungnya curangkan dia." Sahut Marel menambahkan.
" Emang bener-bener tuh anak dajjal, ga ada akhlaknya sukanya main kotor trus anjir!" Umpat Marshel kesal.
" Jadi lo kudu ati-ati Vin, ntar ada anak-anak yang nyebar ke arena buat jaga-jaga kalo si Alex nyurhuh anak buahnya nyelakain lo di jalan." Tambah David mengingatkan.
" Bener pak bos! Ati-ati ye!" Marel ikut menyeletuk dengan muka tengilnya dan sukses mendapat gamparan dari Marshel.
" Gaya lo asu!!" Umpatnnya Marshel kesal.
" Tenang aja." Jawab Vino enteng dengan logat dingin dan smrik andalannya.
Tidak lama setelah percakapan mereka bel istirahat terdengar nyaring karena toanya berada di rooftop, karena suara toa tersebut Marel yang berada dekat dengan toa sialan tersebut terlonjak kaget sampai nyungsep mencium lantai rooftop dan disambut gelak tawa David dan Marshel yang terlihat bahagia atas apa yang meninmpa saudara kembarnya tersebut.
" Aisshh toa sialan siapa sih yang naruh disini ngagetin banget!" Dumel nya kesal sembari menendangi toa tersebut.
" Pfftt hahahaa bego banget si lo anjir!" Umpat Marshel
" Lo nya aja itu udah tau ada toa disitu ngapain coba baring di sofa yang deket toa, noh sebelah Marshel masih kosong " Ucap David gemas dengan tingkah Marel, hingga ingin melempar seongok tanah liat tersebut ke luar galaksi, sangat tidak berguna keberadaanya.
" Ck awas aja lo berdua kena sial, gue ketawa paling kenceng ntar!" Sungutnya tidak terima. Ck ck ck poor Marel yang ternistakan
Vino yang acara tidurnya terganggu dengan suara gaduh yang disebabkan oleh Marel, beranjak pergi ke kantin untuk memuaskan cacing sialannya tanpa mengucap sepatah kata pun, mereka yang melihatnya panik dan berdiri kalang kabut berusaha mengejar Vino yang sosoknya sudah tertelan pintu rooftop hingga menyebabkan duo semprul bertabrakan dan keduanya terjatuh dengan estetik, mengundang gerai tawa dari David. Poor Marel yang terjatuh kedua kalinya dalam waktu singkat.
TBC😉
Vote komennya ditunggu yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life
Teen FictionIni tentang kehidupan dua orang remaja yang sama-sama memiliki sifat yang bebanding tebalik dengan penampilan dan gaya hidupnya. Ini ceita tentang Agatha Clein Pamungkas, seorang gadis yang bisa disebut seorang troublemaker di sekolahnya, ia gadis t...