16

2 0 0
                                    

Pagi ini matahari tampak malu-malu menunjukan wujudnya, dan gerimis kembali turun membasahi tanah ibu kota membuat siapapun merasakan gravitasi yang lebih kuat di kasurnya, begitupun ketiga muda-mudi keluarga Pamungkas ini.

Berulang kali kedua Emak sosialita kita berusaha membangunkan ketiganya. Segala cara telah mereka coba seperti, meniup trompet tahun baru tepap ditelinga mereka, memukuli perkakas dapur, menyipratkan air dan alarm mereka pun telah berbunyi berkali-kali. Mereka ini sebenarnya sedang tidur atau simulasi mati hah?.

Hingga saat Bang Irman turun tangan Atha dapat dibangunkan. Bang Irman adalah anak tunggal dari Bi Ijah dan Mang Jaja yayng baru saja pulang dari perantauannya. Ia memang tengah mengadu nasib di negeri tetangga sekalian melanjutkan pendidikannuya karena memperoleh beasiswa. Bang Irman memang sangat dekat dengan Atha melebihi Abang nya sendiri Agam

Bang Irman baru sampai di kediaman Pamungkas jam tiga subuh tadi, saat semuanya masih terlelap dan hanya Bi ljah yang telah bangun sedang sholat malam. Bagaimana ia bisa masuk jika tidak ada orang yang bangun?

Jadi rumah keluaarga ini tidak menggunakan jasa satpam, pagarnya yang tinggi dengan atas yang runcing tidak memungkinkan maling untuk memanjatnya, dan jangan lupakan cctv" di sekitar pagar. Selain itu pagar ini juga dilengkapi dengan sensor sidik jari, bunyi dan dapat membaca plat nomor. Setiap ada kendaraan milik salah satu keluarga besar mereka yang ingin berkunjung, pagar akan membuka sendiri dan kembali menutup setelah kendaraan masuk, begitupun dengan kendaraan-kendaraan yang dimiliki keluarga Papa Alden. Setiap penghuni rumah pun sidik jarinya telah terdaftar di sensor, sehingga ketika pulang jam berapapun tetap dapat masuk walau tidak menggunakan kendaraan, tetapi masuknya berbeda jalur dengan kendaraan, untuk yang hanya Human terdapaat pagar yang menyerupai pintu biasa yang digunakan untuk keluar masuk.

" Tha bangun, Bang Irman bawain pesenan kamu dari Singapur nih." Bisiknya tepat di telinga Atha. Ajaib!! Atha langsung membuka matanya, bahkan sebelum Bang Irman menjauhkan diri. Nyawanya yang belum penuh langsung over limit saat melihat keberadaan Abang kesayangannya di samping tempat tidurnya.

" Bang Irmannn!! Huaaa Atha kangen huhuuu jahat." Ucapnya manja kepada Bang Irman dan langsung menerjangnya dengan pelukan. Dibalas kekehan geli oleh Abang dan dengusan malas Bunda melihat sang anak yang mudah dibangunkan oleh orang lain.

" Hoooo, bagus ya dibangunin Bunda daritadi merem terus, giliran Irman aja langsung bangun!! Bagoosss lanjutin iya lanjutin troosss.." Cibir Bunda dengan bersedekap di ambang pintu.

" Ups, maaf Bunda cantik!" Balasnya sambil beranjak mendekati sang Bunda yang tengah merajuk dan memeluknya serta memberi kecupan dipipi sang Bunda. Bunda hany amemutar bola matanya malas melihatnya.

" Bantuin Bunda sama Onty bangunin saudara kamu gihh, habis tu siap-siap biar ntar berangkat dianterin Irman, hujan soalnya." Titahnya pada sang anak.

" Ayaaiii kapten!!" Jawab Atha dengan tangan meberikan gaya hormat yang membuat Bunda geleng-geleng dan Bang Irman yang terkekeh. Ia pun bergegas ke kamar sang Abang yang berada tepat di samping kamarnya untuk membangunkan saudara kebonya.

" Irman nanti tolong kamu anterin Atha sekolah ya." Pinta Bunda pada Irman yang tengah membereskan kasur Atha yang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu setelah membangunkan sang putri tidur.

" Oke Bu bos." Sahutnya dengan tangan yang memberi tanda 'OK', Bunda tersenyum dan geleng kepala melihatnya.

" Ketularan Atha kamu Man!" Celetuk Bunda dibalas cengiran sang empu.

Masuk ke kamar Agam Atha dibuat terpukau, terheran, terkagum dan tertegun dengan keadaan kamar dan penghuninya yang kini tengah tetidur tumpang tindih. Terlihat Agam tengah terbaring telentang membentuk bintang dengan Keenan diatasnya tengkurap agak menyerongkan tubuhnya ke kiri, jangan lupkan bantal, guling serta selimut yang telah berada tidak pada tempatnya. Rusuh sekali mereka ini.

Atha mengusap-usap tangannya dengan mulut komat-kamit siap menyerang bokong Keenan yang terpammpang sangat mudah untuk di gaplok, sesaat kemudian....

BUUUUAAAAGGGGH

Terdengar suara debumam keras yang dihasilkan tangan Atha di pantat Keenan, bukan hanya plak lagi kawan-kawan. Sang empu bokong sukses terbangun dengan mata terbuka lebar dengan mulut yang menganga dan tangan yang mengelus-elus pantatnya.

" Waadaawwww pantat gue, Emaaakkkkk!!" Teriaknya kencang sambil berlari pontang-panting keliling kamar hingga tersandung bantalnya yang jatuh dan jatuh tersungkur dengan estetik, Atha menyeringai puas dan tengah bersiap untuk mangsa selanjutnya. Sedang sang Emak yang namanya diteriakan oleh sang anak tengah terbahak didepan kamar dengan sang Bapak sekalian dan jangan lupakan 1 pasangan edan yang juga tengah terbahak. Terdengarlah suara yang lebih mengerikan setelahnya.

CEPLAAASSSS PLAAAKK

Ini adalah suara dari tangan Atha yang beradu dikedua paha Agam yang tengah terekspos, menghasilkan cap lima jari merah di kedua pahanya. Yang lagi-lagi menimbulkan senyum puas Atha, tawa 2 pasangan edan ditambah tawa nista Keenan yang senang Agam merasakan hal yang lebih parah darinya dan teriakan dari sang empu.

" Uaanjirrrr panas woeeeee!!!" Teriak Agam sembari mengelus pahanya dan sesekali ia tiup. Tau lah kalian gimana rasanya, uuuhhh suuuedaaappp itu ditambah dilakukan ketika kita sedang menyelami mimpi, bayangkan saja dulu siapa tau bakal terjadi di diri kalian.

Setelah menjalankan tugasnya dari sang Bos Besar Atha melenggang ke kamarnya dengan tampang polos seolah ia tidak melakukan apapun bergegas bersiap tidak sabar akan diantar sang Abang kesayangan, ia bersenandung kecil dengan sesekali melompat layaknya nak kecil yang sedang kegirangan. Agam dan Keenan tengah menatapnya dengan tatapan permusuhan, tetapi tidak berani untuk membalasnya,kasian sekali nasib mereka ini.

" Nah kalian berdua buruan mandi terus siap-siap gih, huss." Titah Bunda kepada keduanya dengan mengibaskan tangannya, dibalas dengusan dari Agam tetapi langsung dilaksanakan berbeda dengan Keenan yang Nampak tengah menawar.

" Keenan kan ga ngapa-ngapain jadi nggakpapa dong lanjut tidur." Celetuknya yang dibalas oleh Om Kenzie.

" Enak aja mau molor!! Kamu ikut Bapak liat proyek resto, HARUS WAJIB KUDU ikut!!"

Sarapan pagi ini lumayan riuh dengan berbagai cerita yang mengalir, terutama pengalaman Irman dan apa saja yang telah ia lakukan selama di negeri termaju di ASEAN tersebut. Setelahnya mereka semua pergi ke tujuan masing-masing, Bunda dan Onty pergi ke butik untuk melihat perkembangannya, Bi Ijah tengah belanja ke pasar untuk mencari bahan-bahan murah di pagi hari, Mang Jaja mengantar Papa ke kantor sebelum mengantar sang istri ke pasar dan kadang beliau membantu Papa jika diperlukan, Om dan Keenan yang pergi entah kemana sebelum ke melihat proyek, Bang Irman yang mengantar Atha dan menemui rekannya serta Agam yang pergi sendirian dengan menerobos gerimis dengan motornya, miris sekali nasib buaya satu ini.

Semoga terhibur dengan ceritanya
See u gaiss
Double update nih votenya yang banyak bisalah😗

About LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang